Hari sudah berakhir, malam telah tiba. Hari ini telah berlalu, apa yang dilakukan sudah selesai. Rangkul impianmu, sepanjang malam. Besok akan datang dengan cahaya yang baru.
''Oh, jadi dia yang namanya Daisha. Sepertinya dia anak yang baik. Pantas saja Arka sangat menyayanginya.'' ucap tante Maya yang sedikit mengintip dari balik pintu kamar Arka.
''Tante sedang apa di sini?'' tanya Rendi.
''Kamu bikin kaget tante saja, Ren. Itu tante sedang melihat Arka, sepertinya dia sangat nyaman dengan perempuan itu.'' tunjuk tante Maya.
''Iya, tante benar.''
Daisha sedang membacakan sebuah dongeng pengantar tidur pada Arka. Dan Arka sangat menikmati kebersamaannya dengan Daisha. Arka tertidur di pelukan Daisha. Hingga tanpa disadari, Daisha pun juga ikut terlelap di ranjang Arka.
Perlahan Rendi masuk ke kamar putranya. Ia mengamati wajah lelap sang putra yang begitu damai. Hingga, pandangannya beralih pada wajah ayu yang juga terlelap di samping putranya.
''Cantik.'' gumam Rendi pelan.
Segera Rendi mengalihkan pikirannya dan kembali pada niat awalnya untuk membangunkan Daisha agar tidur ke kamar tamu yang telah disiapkan.
''Daisha.'' panggil Rendi lirih.
''Hei.'' ucap Rendi dengan ujung jarinya memegang pundak Daisha.
''Eh, pak Rendi. Maaf saya ketiduran pak.'' ucap Daisha segera bangun dari posisi tidurnya.
''Tidak apa. Jika kamu lelah, kamu bisa tidur di kamar tamu di sebelah sana.''
''Terima kasih, pak. Tapi saya tidur di sofa itu saja, takutnya nanti Arka bangun dan menangis lagi.'' ucap Daisha.
''Nanti badan kamu sakit jika tidur di sofa, tapi terserah kamu sajalah.''
''Iya, pak.''
''Jika kamu belum akan kembali tidur, bisa kita bicara sebentar?''
''Bisa, pak.''
Daisha berjalan mengikuti arah langkah kaki Rendi dari belakang yang menuju sebuah ruangan tempat Rendi bekerja di rumah.
''Duduk.''
''Terima kasih, pak.''
''Mengenai pengunduran diri yang kamu ajukan, saya tidak bisa menyetujuinya.''
''Memangnya kenapa, pak?'' tanya Daisha.
''Sebenarnya saya bisa saja menyetujui itu, namun ada satu syarat yang harus kamu penuhi.''
''Maksud bapak apa ya? Bapak tidak bisa seenaknya saja dong. Lagi pula itu hak saya sebagai karyawan untuk bisa mengundurkan diri dari perusahaan bapak.'' jawab Daisha.
''Kamu tahu kan Arka sangat membutuhkan kamu?'' tanya Rendi.
''Lalu, apa hubungannya dengan Arka?''
''Kamu boleh mengundurkan diri asalkan setelah itu kamu mau bekerja di sini menjadi pengasuh untuk Arka.'' ucap Rendi.
''Menjadi pengasuh Arka? Tapi saya sama sekali belum ada pengalaman untuk mengasuh anak kecil, pak.'' jawab Daisha.
''Saya rasa latar pendidikan kamu juga cukup mumpuni dengan pekerjaan ini.''
"Akan coba saya pertimbangkan dulu, pak.''
''Katakan saja berapa yang kamu mau. Saya akan bayarkan berapapun yang kamu minta.'' ucap Rendi dengan nada meremehkan.
''Mohon maaf pak, saya memang bukan orang berada seperti bapak. Tapi bukan perkara seberapa banyaknya gaji yang akan saya terima yang menjadi pertimbangan saya. Dan asal bapak tahu saja, selama ini saya tulus menjaga dan menyayangi Arka, bahkan saya sudah menganggap Arka seperti anak saya sendiri.'' ucap Daisha bergetar dengan mata yang memanas menahan tangis, namun ia mencoba untuk tetap bersikap tenang.
Ucapan Daisha seolah menjadi tamparan untuk Rendi. Rendi terdiam untuk beberapa saat.
''Jika sudah tidak ada yang ingin bapak bicarakan lagi, saya permisi.'' Daisha meninggalkan ruangan Rendi dan sedikit berlari menuju kamar Arka.
Entah mengapa, setelah mendengar jawaban yang Daisha ucapkan tadi Rendi menjadi merasa sedikit bersalah. Apakah pikirannya selama ini tentang Daisha telah salah? Apakah dia benar-benar tulus menyayangi putranya?
Daisha menutup kamar Arka pelan. Ia mencoba menenangkan dirinya dalam diam. Ia berjalan menuju sebuah ranjang dimana Arka tidur. Ia pandangi wajah polos Arka yang nampak begitu damai dalam tidurnya.
''Arka, kenapa mama bisa sesayang ini sih nak sama kamu. Mama berdoa untuk kebahagiaan kamu sayang, semoga kamu menjadi anak ya,ng baik dan kuat ya.'' Daisha membelai lembut puncak kepala Arka dengan tulus.
Pagi ini Arka terbangun dengan senyuman yang menghiasi wajahnya.
''Selamat pagi sayangnya mama.''
''Pagi, mama. Arka seneng banget mama masih ada di sini.'' Arka memeluk Daisha dengan begitu erat.
''Yuk, kita bangun terus mandi ya.''
''Iya, mama.''
''Selamat pagi, nyonya.'' ucap Daisha membantu Arka duduk di kursi makan.
''Panggil tante saja seperti Rendi, jangan panggil nyonya.'' ucap tante Maya yang sudah berada di tempat makan itu terlebih dahulu.
''Ayo duduk, kita sarapan bersama.''
''Terima kasih tante.''
''Papa kamu mana sih, kenapa belum turun juga. Biasanya selalu tepat waktu. Bik, tolong panggilkan Rendi ya.'' ucap tante Maya pada salah satu asisten rumah tangga mereka.
''Pagi sayang.'' ucap Rendi yang baru saja bergabung di meja makan.
''Pagi juga papa.'' jawab Arka.
''Kenapa belum dimakan?'' tanya Rendi.
''Ya kita kan nungguin kamu.'' jawab tante Maya.
''Arka kamu makan apa nak?'' tanya Rendi.
''Arka mau makan ayam dan disuapi mama, pa.''
''Oke, mama ambilkan ya.'' Daisha mengambil centong nasi dan menaruhnya di piring beserta ayam goreng yang nampak begitu lezat.
''Mama, Arka nggak mau makan sayur!'' ucap Arka yang melihat Daisha menaruh sayur brokoli di piringnya.
''Kenapa nggak mau makan sayurnya?''
''Nggak enak, pahit!'' ucap Arka.
''Masa sih? Cobain dulu deh, ayo buka dulu mulutnya. Aak...''
Arka nampak ragu membuka mulutnya. Dan dengan perlahan sebuah suapan masuk ke mulut kecil Arka.
''Gimana? Pahit atau enak?'' tanya Daisha memperhatikan wajah anak lelaki tampan itu.
''Enak, ma! '' ucap Arka.
''Makanya jangan bilang nggak enak dulu kalau belum mencobanya sayang.'' ucap Daisha.
''Arka mau makan sayur!''
''Nah, gitu dong. Ini baru namanya anak hebat. Ayo kita makan lagi.'' ucap Daisha.
Tante Maya tersenyum melihat interaksi antara dua orang di depannya itu.
''Hebat, kamu. Padahal Arka ini sangat pemilih sekali terhadap makanan, dan sangat susah kalau di suruh makan sayur.'' puji tante Maya dan dijawab senyuman oleh Daisha.
Mereka menghabiskan sarapan pagi dengan khidmat.
''Pak Rendi.''
''Setelah ini saya mau izin untuk pulang, kasian ibu saya di rumah sendirian. Dan untuk penawaran yang bapak sampaikan tadi malam, akan saya pikirkan terlebih dahulu.'' ucap Daisha sebelum beranjak dari meja makan.
''Hm.''
''Mama jangan pulang!'' rengek Arka.
''Mama harus pulang sayang, kasian eyang Rahayu di rumah sendirian. Mama pulang dulu ya, sayang.'' ucap Daisha berpamitan.
''Arka!'' bisik tante Maya.
''Kamu mau kan mama Daisha tetap tinggal di sini sama Arka?'' Arka pun mengangguk.
''Sini oma kasih tahu caranya, tapi jangan sampai orang lain tahu ya, termasuk papa kamu juga nggak boleh tahu rahasia kita.''
''Bagaimana? Arka setuju nggak sama oma?''
''Setuju oma.'' jawab Arka bersemangat.
''Bagus, tapi jangan sampai ada yang tahu ya tentang misi kita.''
''Beres, oma.'' jawab Arka.
Diam-diam tante Maya telah menyelediki latar belakang Daisha. Banyak informasi yang ia peroleh mengenai siapa sosok Daisha sebenarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Queen Q
lanjutttt Thor.... bestttt seru
2023-05-22
1