bayangkan bagaimana keadaan saat ini dan bayangkan juga bagaimana mama Niar menatap suaminya, dia tidak pernah mengharapkan ada pesta besar-besaran yang terjadi antara Cakra dan senja karena dia pikir dia malu mempertemukan senja pada para relasi bisnis mereka karena senja jelas tidak akan sesuai dengan ekspektasinya dan orang-orang akan berpikir bagaimana mungkin Cakra menikahi gadis yang dari kampung dan juga miskin yang kehidupannya jelas tidak setara dengan mereka.
wanita itu tidak berani membayangkan bagaimana dia akan mengenalkan senja pada semua orang setelah resepsi pernikahan putranya dan gadis tersebut.
"Papa apakah ini tidak terlalu cepat?"
wanita itu bertanya dengan cepat berharap suaminya memikirkan ulang keputusannya tersebut, ekspresi wajah yang dikeluarkan terlihat panik dan dia tidak setuju dengan semuanya.
melihat ekspresi istrinya dan juga mendengar suara istrinya yang terlihat tidak setuju dengan apa yang diinginkan olehnya seketika membuat laki-laki itu mengerutkan keningnya.
"tentu saja tidak ada yang cepat, kamu tahu mereka telah menikah, senja sudah berada di sini, sampai kapan kita akan menyembunyikannya kepada seluruh dunia?"
laki-laki itu bicara dengan cepat meletakkan sendok dan garpunya ke atas piring miliknya kemudian dia kembali berkata.
"jika tidak ada resesi pernikahan apa kata orang-orang bisa-bisanya mereka akan berkata jika senja adalah istri simpanan atau istri rahasia dari Cakra"
lanjut laki-laki itu kemudian.
mendengar ucapan suaminya Mama Niar pikir seperti itu juga tidak masalah untuk Senja daripada mereka harus memperkenalkannya pada dunia.
"biarkan mereka mencari waktu yang tepat dulu dan pikirkan kembali untuk melakukan resesi pernikahan besar-besaran pa, persiapan yang akan sangat sulit dan lagi kita tidak punya waktu untuk hal seperti itu"
lagi wanita itu protes dengan cepat pada suaminya.
"kamu ini bicara apa? sebagai seorang ibu bukannya malah bijaksana tapi malah berkata yang tidak-tidak dan tidak masuk akal untuk putramu dan juga menantumu, keputusanku sudah bulat dan tidak bisa diganggu gugat"
laki-laki itu mengambil sebuah tisu, dia membersihkan mulutnya kemudian memilih untuk berdiri dari kursi makannya.
"Ada-ada saja, kenapa kamu malah berpikir untuk menunda acara ngunduh mantunya? jika anak-anak tidak melewati masa resepsi pernikahan mereka tidakkah kamu takut mereka malah akan menunda untuk mendapatkan anak? karena bagi mereka pernikahan saja cukup tanpa harus menunggu desakan mendapatkan anak tapi saat semua dunia tahu tentang pernikahan yang terjadi, mereka akan malu jika belum mendapatkannya"
mendengar kata-kata papanya Nabila hanya mampu menghalang nafasnya, bersyukur memiliki papah setegas papanya dan tidak percaya jika mamanya akan bicara seperti itu di hadapan senja dan juga papanya apalagi dihadapan suaminya, pada akhirnya Nabila langsung melirik ke arah Cakra kemudian melirik ke arah senja.
Cukup kasihan melihat ekspresi wajah senja, dia pikir akan sulit sekali untuk gadis tersebut meluluhkan hati mamanya, butuh sedikit perjuangan untuk bisa mengambil hati wanita tua itu hingga mamanya bisa menerima Senja 100% menjadi menantunya.
"sejak awalkan tujuan kita ingin Cakra melupakan masa lalu, menikah dengan gadis yang dia cintai kemudian memberikan kita generasi yang berikut nya, kamu tahu anak-anak Nabila akan menjadi penerus dari keluarga suaminya sedangkan kita tidak memiliki penerus berikutnya"
laki-laki itu masih bicara dan memilih bertahan di posisi berdiri nya, dia membuang pandangannya dari istrinya
"Papa tunggu kalian berdua di ruang santai keluarga"
tuan Gunawan bicara lantas melirik ke arah senja dan Cakra secara bergantian kemudian secara perlahan mulai menjauhi semua orang tanpa kembali mengeluarkan kata-katanya.
jangan ditanya bagaimana ekspresi Cakra saat ini dia cukup panik dengan kata resepsi pernikahan.
sedangkan Mama Niar tidak kalah panik karena dia tidak pernah berharap akan ada resepsi pernikahan sampai dengan Senja melahirkan anak-anak untuk Cakra.
kepala wanita itu seketika berdenyut-denyut untuk beberapa waktu, dia menoleh ke arah Nabila tapi nyatanya putrinya tersebut sama sekali tidak melirik ke arahnya.
wanita tua tersebut pada akhirnya menghela kasar nafasnya, kini dia melirik ke arah Senja dan Cakra untuk beberapa waktu.
wanita itu meletakkan sendok makannya ke atas piringnya dan dia pikir dia benar-benar kehilangan nafsu makannya saat ini dan tidak berselera untuk melanjutkan lagi makannya.
Nabila sendiri hanya mampu menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku dari mamanya, sengaja pura-pura tidak melihat wanita tersebut karena enggan memperkeruh suasana dan dia cukup senang atas keputusan papanya yang sangat lugas dan juga tegas.
dengan mengadakan resepsi pernikahan jelas itu akan menjadi pilihan rumit untuk kedua orang tersebut bertingkah, tapi jika pernikahannya terus disembunyikan dari banyak orang dia khawatir kedua orang tersebut tidak sungguh-sungguh dengan pernikahan mereka mengingat bagaimana Cakra menatap senja sejak pertama kali mereka datang ke rumah.
"aku akan membantu untuk mencari event organizer terbaik untuk kamu Dan senja, jangan khawatirkan soal apapun karena kalian bisa mengandalkanku dengan baik, iya bukan sayang?"
Nabila bicara cepat ke arah Cakra sembari dia melirik ke arah senja lantas dia menyentuh lengan suaminya dan meminta persetujuan dari laki-laki yang ada di sampingnya tersebut.
"tentu saja sayang, kamu paling terbaik dalam urusan seperti itu"
puji suaminya dengan cepat sambil mengedipkan sebelah matanya kemudian laki-laki tersebut kembali menyuapkan kembali makanan kepada putri mereka.
mamanya jelas langsung memiringkan bibirnya, seolah-olah ingin mengoceh tapi tidak ada gunanya.
Cakra sendiri memilih tidak menjawab sama sekali, laki-laki tersebut hanya bisa memejamkan bola matanya, dia kemudian Memijat-mijat kepalanya untuk beberapa waktu karena merasa kepalanya tiba-tiba terasa berdenyut dan sakit begitu saja.
Sial.
Batin laki-laki itu di dalam hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Bundanya Pandu Pharamadina
Cakra pusing dah pusing, bisa jadi Bapaknya Senja sahabat pak Gunawan.
2024-08-14
0
Triiyyaazz Ajuach
😄😄😄 Cakra ayahmu sdh mencium kebohonganmu
2022-12-20
1
Ophy Bdn
tepatnya " iya tdk syg" bkn " iya bukan syg" beda arti lagi sih
2022-12-11
0