Rumah utama keluarga Cakra
Bola mata Senja menatap rumah begaya bak istana dihadapan nya, Seketika dia menelan ludahnya.
Kehidupan Cakra sangat kontras dengan kehidupan nya, dimana semua serba berbeda, bahkan ukuran rumah mereka tidak lebih besar dari ukuran garasi mobil laki-laki tersebut.
Senja terlihat diam, meremas tangan nya untuk beberapa waktu ketika mobil yang mereka naiki berhenti tepat di depan pintu masuk bangunan rumah mewah bak istana tersebut.
Bisa dia lihat Cakra turun dari mobil yang dia naiki tanpa banyak bicara, Senja pada akhirnya ikut turun dari mobil tersebut Secara perlahan.
Bagaikan kisah drama Korea ketika memasuki rumah seorang penguasa, beberapa pelayan tanpa menundukkan kepala mereka di hadapan Cakra kemudian Senja.
Tidak ada yang aneh sama sekali Dari semua orang yang ada di, ketika kedatangannya disambut dengan baik dengan senyuman yang merentang lebar di balik bibir masing-masing orang yang ada di dalam rumah besar tersebut.
Namun didetik berikut nya seketika bola mata Senja menatap barisan tiga orang yang berdiri di hadapan nya.
Seorang laki-laki seusia ayah nya, seorang wanita yang lebih tua dari ibu nya dan seorang perempuan berusia sekitar 1-2 tahun di atas Cakra.
"Kau sudah pulang membawa istri pilihan mu?"
Wanita yang bergaya begitu mewah dan elegan dengan rambut yang disanggul dengan sempurna serta dandanan ala ibu pejabat bicara menyambut Cakra, Senja tebak itu pasti adalah ibu Cakra.
Pandangan wanita tersebut ke arah dirinya terlihat tidak baik-baik saja, cukup berbeda dengan cara laki-laki seusia ayahnya menatap dirinya.
Laki-laki tua itu mendekati Senja sembari menatap dalam wajah Senja untuk beberapa waktu, kemudian laki-laki itu berkata.
"Kamu akan butuh waktu cukup lama untuk bisa beradaptasi dengan keluarga Cakra, ayah harap kamu betah tinggal di sini bersama semua orang, nak"
Saat laki-laki tersebut bicara seperti itu Senja bisa menebak karakter yang dimiliki oleh sang mertua laki-lakinya.
"Ckckckck meskipun aku tidak bilang selera mu buruk, tapi dia tetap saja gadis desa"
Terdengar suara berdecak Mengejek dari bibir Wanita yang adalah ibu Cakra, wanita tersebut menatap Senja untuk beberapa waktu, menelisik gadis itu dari ujung kaki hingga ke ujung kepalanya.
Fuhhhh..
wanita tersebut menghela kasar nafas nya.
Gadis tersebut sama sekali tidak takut atau berusaha menelan salivanya, dia hanya berpikir wajar jika seorang ibu tidak benar-benar menyukai menantu pilihan anak-anak mereka karena tidak sesuai dengan kriteria dan harapan mereka.
Saat didalam kandungan seorang ibu mengharapkan kebaikan anak-anak mereka mendoakan hal yang naik dan berjuang untuk melahirkan buah hati mereka, begitu lahir berjuang keras untuk menjadi madrasah utama, jangan sampai menciptakan generasi yang salah.
pagi, siang malam mendoakan kebahagiaan, bahkan tidak jarang merancang masa depan untuk anak-anak mereka, berharap satu hari anak-anak akan hidup lebih baik dari diri nya dan mendapat kan menantu Sesuai harapan mereka.
Realitanya begitu anak-anak dewasa mereka sudah berani membuat keputusan sendiri yang tanpa pernah disadari menyakiti hati seorang ibu.
Senja mengembang kan senyuman nya, berusaha menampilkan ekspresi terbaik nya, bergerak mendekati wanita tersebut dan menyalaminya secara perlahan.
"Ckckckck tidak perlu berlaku sopan segitu nya, nanti juga kalau masuk dalam kehidupan kota adab menghilang sendiri karena gaya hidup yang mulai berubah"
Cetus, sangat cetus kalimat tersebut terucap dari balik bibir merah wanita di hadapan Senja.
Dia telah apa dengan karakter manusia seperti itu, orang udik yang masuk ke kota awalnya terlihat biasa-biasa saja dan sangat lugu juga bodoh, namun nanti setelah pintar dan pandai menggunakan sandal, lupa semua nya, bahkan tidak ingat mereka pernah datang dari desa.
Hilang sudah sopan santun dari desa, berubah jadi gaya kekotaan yang gaul.
Itu Realita yang acapkali terjadi didalam kehidupan nyata.
Alih-alih sakit hati, Senja menjawab dengan lembut.
"InsyaAllah tidak, Bu"
Dia tahu di antara orang-orang yang menyukai kita akan ada yang membenci kita, di antara rasa nikmat yang diberikan Allah SWT, akan ada ujian yang tidak terhingga.
Nikmati saja, satu hari kamu akan merindukan proses ini, dibalik berhasil atau tidak nya sebuah proses dalam kehidupan, akan ada masa kamu merindukan masa lalu dan ingin menoleh kebelakang untuk menjadikan nya sebuah pembelajaran.
"Sudahlah, bawa dia naik ke atas, muka nya bisa membuat ku sakit kepala"
Ibu Cakra menepis tangan nya kasar, enggan disentuh perempuan udik yang benar-benar bukan selera dia.
Perempuan muda yang berdiri di samping wanita tersebut terlihat menggelengkan kepalanya.
"Ma..."
Dia berusaha mengingatkan, melirik kearah Senja sambil melebarkan senyuman nya.
"Mbak antar ke kamar yah, Cakra juga harus buru-buru ke perusahaan, Pa .. Nabila titip Icha"
Setelah berkata begitu, perempuan muda tersebut langsung menuntun tangan senja, membiarkan seorang bibit pelayan membawa koper yang ada di tangan gadis tersebut.
"Jangan tersinggung sama sifat mana, beliau memang begitu, tapi sekali nya suka sama seseorang, Mama baik nya bagaikan malaikat"
perempuan tersebut berbisik sambil menepuk-nepuk punggungnya, membuat senja menoleh kearah nya.
"Panggil kakak, kak Nabila,kakak 2 tahun di atas Cakra, tidak perlu khawatir soal apapun hmmm"
Lanjut perempuan itu lagi.
Senja mengembangkan senyuman nya, minimal sesulit apapun pernikahan nya, masih ada yang baik dan mensuport dirinya.
Karena tidak semua keluarga kaya itu punya hati tinggi dan angkuh bukan?!.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Nene Juan
Sabar senja semua akan indah pada waktunya..
2023-03-12
0
Triiyyaazz Ajuach
paling nggak msh ada ayah mertua dan kakak ipar yg baik dgn Senja
2022-12-20
0
ſᑎ🎐ᵇᵃˢᵉ
setidaknya senja mendapatkan papa mertua dan kakak ipar yang baik...buktikan kalau kehadiran senja itu sangat di nanti²kan oleh semua orang....🏃🏻🏃🏻🏃🏻
2022-11-30
1