Kembali ke rumah utama Papa Gunawan dan Mama Niar
bayangkan bagaimana lelahnya kedua orang tersebut saat berjalan di jalan menanjak menuju ke rumah kediaman utama keluarga Gunawan.
senja lumayan merasa lelah pada kakinya, dia pikir sepertinya kakinya sedikit lecet saat ini karena helsir tinggi yang dia gunakan, namun ketimbang mengeluh dan dianggap cengeng dia lebih baik diam dan tidak membicarakannya sama sekali pada Cakra atau menampakan rasa perih dan sakit pada bagian tumitnya.
mungkin karena heels tersebut adalah heels baru jadi dia belum terbiasa menggunakannya dan cukup bisa membuat kakinya lecet meskipun heels itu harganya mahal luar biasa.
bisa senja lihat Cakra bergerak lebih dulu masuk ke dalam rumah yang ada di hadapan mereka tersebut tanpa memberikan aba-aba pada senja ataupun bicara pada senja terlebih dahulu.
gadis itu pada akhirnya mengikuti langkah Cakra bergerak masuk ke dalam rumah tersebut secara perlahan sembari menahan perih di kakinya.
rasanya ingin sekali dia mengoceh karena perih di kakinya tersebut atau bahkan ingin sekali rasanya dia memukul kepala laki-laki dihadapan nya itu karena benar-benar tidak tahu diri dengan keadaan orang lain.
namun senja mencoba menahan perasaannya dan berpikir manusia seperti itu memang tidak patut untuk memperhatikan orang lain, hal tersebut membuat senja langsung menghela nafasnya dengan kasar, iya terus melangkahkan kakinya mengikuti Cakra dari arah belakang.
begitu masuk ke dalam rumah tersebut dia langsung bisa oleh dua laki-laki yang ada di hadapannya, yang satu jelas dia sudah sangat tahu jika itu adalah ayah mertuanya dan yang satunya lagi dia tidak tahu itu siapa, namun saat dia melihat kakak nabilanya berjalan mendekati mereka seketika dia paham mungkin itu adalah kakak iparnya, suami kak Nabila nya.
Senja buru-buru langsung mengalami kakak ipar nya dan papa mertua nya kemudian dia kembali bergerak tergesa-gesa kedalam mengikuti langkah Cakra.
dia pikir apa Cakra tidak bisa berjalan lebih lamban dan tenang? sangat sulit mengikuti langkah laki-laki tersebut sejak tadi, berjalan terburu-buru seolah-olah habis di kejar sapi gila.
Fuhhhh.
"Loh kenapa keringatan?"
Kak Nabila nya muncul dengan cepat dari dalam, bertanya bingung saat menghampiri Senja, hal itu jelas membuat senja buru-buru langsung menyalami Nabila kemudian bergerak mendekati mama mertuanya.
"Itu.."
dia baru ingin menjawab pertanyaan kak Nabila nya tapi Cakra langsung bicara lebih dulu.
"Mobil nya macet di ujung jalan dibawah"
Cakra buru-buru menjawab dengan nada yang begitu datar dan cuek.
Nabila menaikkan ujung bibirnya.
"Kakak sudah bilang mobil mu bermasalah"
Ucap Perempuan tersebut cepat.
"Seharusnya aku minta Rudi mengecek nya dikala ada waktu luang'
Setelah berkata begitu, dia melirik kearah bibi Andot, bicara cepat dengan Perempuan tersebut.
"Buatkan kopi panas bi"
pinta nya cepat.
"Biar istri kamu lah yang buat, biasakan untuk menikmati apapun yang dibuat oleh Senja"
Mama Niar memotong cepat.
Senja langsung menoleh ke arah mertua nya, dia mengembang kan senyuman nya kemudian berniat mengikuti pelayan rumah tapi Cakra buru-buru bicara.
"Dia lelah ma, cukup jauh berjalan dari bawah"
Dia masuk dalam katagori warasnya.
Batin Nabila.
Mama nya sama sekali tidak menjawab, dia melirik kearah Senja kemudian berkata.
"Ayo duduk di kursi makan, kok bengong?"
Meskipun suara mertuanya ketika bicara sedikit terdengar kurang bersahabat, agak cetus kemudian mengabaikan nya, Senja terus mengembang kan senyuman nya sambil mengangguk cepat.
gadis tersebut langsung bergerak mendekati mertuanya, memilih duduk di salah satu kursi untuk duduk di sana, begitu dia meletakkan pantatnya di salah satu kursi tiba-tiba di sisi kanannya Cakra ikut duduk tepat di samping nya.
tidak banyak percakapan yang terjadi di antara semua orang saat mereka melewati makan malam, hanya terdengar dentingan suara sendok dan garpu dan juga piring saling bersentuhan dan bergema antara satu dengan yang lainnya, di antara semua suara paling tidak hanya suara Nabila dan juga putrinya yang terdengar menghiasi sekeliling meja makan dengan canda tawa dan riuh nya suasana karena makanan yang dipilih kadang tidak sejalan.
Sesekali Nabila mengajak Senja bicara, bertanya apakah makanan disana Sesuai dengan seleranya.
"Cocok sama lidah kamu?"
Perempuan cantik tersebut bertanya sambil melirik ke arah, dia memberikan tumis tahu kecambah untuk gadis tersebut.
senja hanya mengulum senyuman tanpa membalas ucapan kakak iparnya melainkan hanya menganggukkan kepalanya, dia menerima sayur yang diberikan oleh perempuan cantik tersebut lantas meletakkannya beberapa sendok ke dalam piringnya.
"Yang banyak, para dokter bilang ini bagus untuk kesuburan kandungan"
Goda perempuan tersebut ke arah senja kemudian dia melirik ke arah Cakra, ingin melihat respon adiknya tersebut saat dia menggoda senja dengan kecambah.
Cakra seketika melirik kearah Nabila, dia tidak menjawab ataupun menampik ucapan kakaknya, laki-laki tersebut kembali membuang pandangannya dan fokus pada makanannya.
"itu benar harus banyak makan makanan yang subur dan bisa mempercepat kehamilan, jangan terlalu menunda, mama tidak suka"
Mama Niar menjawab dengan cepat melirik ke arah senja kemudian ke arah Cakra, meskipun dia tidak begitu menyukai senja tapi mendengar kata kesuburan dan hamil jelas saja membuat dia bersemangat.
dia sudah terlalu lama menunggu seorang cucu dari putra nya tersebut.
mendengar ucapan Mama Niar seketika semua orang terlihat diam, kemudian tiba-tiba papa Cakra berkata.
"ngomong-ngomong kapan kamu akan mengatur pertemuan untuk bertemu keluarga Senja? nikah tidak mempertemukan dua keluarga itu bagaimana? itu cukup menyinggung perasaan Papa"
ucap laki-laki tersebut kemudian menatap tajam kearah putranya.
Cakra seketika langsung menghentikan gerakan tangannya, dia menatap ke arah papanya sambil menelan salivanya.
"Itu.."
dia pikir dia tidak mungkin mempertemukan keluarga mereka pada keluarga senja tapi belum juga dia sempat menyelesaikan kalimatnya papanya kembali berkata.
"jangan terlalu lama, akhir minggu ini paling lamban kami ingin bertemu keluarga Senja, ini permintaan dari papamu bukan dari mamamu"
Ucap laki-laki itu lagi kemudian dia meneruskan kembali makan nya.
Cakra sejenak membeku diikuti Senja yang tidak tahu harus berkata apa.
Keluarga?!.
Gadis tersebut menelan salivanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
💜⃞⃟𝓛 ༄༅⃟𝐐🇺𝗠𝗠𝗜ᴰᴱᵂᴵ 🌀🖌
rupa nya sepatu mahal jg bukan jaminan, aku kira sepatu mahal gk bikin lecet 🤭
2023-08-02
0
Triiyyaazz Ajuach
ketus sich tapi sbnrnya perhatian
2022-12-20
0
Alifa Nur aisyah
mama cakra memang ketus dn cerewet tapi dia penyayang
2022-11-15
1