"Pergi sama Rudi?"
Nabila mengerutkan keningnya, dia baru saja turun dari mobil nya, berniat mengambil barisan rantang yang ada di kursi belakang, dia memasak beberapa menu makanan, berharap senja menyukai apa yang dia masak.
mereka bilang untuk kehamilan butuh beberapa makanan sehat yang bisa memicu kesehatan kandungan seorang perempuan, karena itu dia pikir membawa beberapa macam makanan sehat untuk senja jelas pilihan yang tepat.
tapi saat dia baru saja turun dari mobilnya dan dia bertanya kepada Bibi pelayan, wanita hampir paruh baya tersebut menjawab dengan cepat jika Cakra meminta Rudi untuk membawa senja pergi berbelanja ke salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta.
"Gila"
perempuan itu mengoceh dengan perasaan kesal, mengurungkan niat hatinya untuk menurunkan rantang yang ada di kursi belakang.
'jadi mereka sudah pergi atau belum?"
perempuan itu bertanya dengan tidak sabaran ke arah Bibi yang ada di hadapannya.
"masih di dalam Non, sepertinya baru akan berangkat karena non senja baru saja turun dari kamarnya"
wanita tersebut menjawab dengan cepat, memastikan jika kedua orang tersebut belum berangkat sama sekali.
"Edan, memangnya di rumah ini tidak ada perempuan? atau aku ini bukan perempuan? kok bisa-bisanya percaya sama asistennya untuk membawa istrinya berbelanja? mereka bukan muhrimnya loh"
Nabila terus saja menguasai dengan perasaan kesal dia beranjak dari posisi nya, melangkah masuk menuju ke arah dalam.
Bibi Rodiah terlihat diam, memilih mengikuti langkah Nabila dengan perasaan khawatir.
sebenarnya dia juga ingin protes tapi apalah daya mana berani dia bicara pada tuan nya, memang sangat aneh ketika tuan nya meminta Rudi untuk mengantarkan istrinya, mereka jelas-jelas bukan muhrim ditambah lagi Rudi dan Senja seumuran, jauh lebih muda dari Cakra jelas saja bisa memicu kesalahpahaman dan...
Na'udzubilla bisa-bisa nya malah kesempatan diberikan pada orang yang bukan muhrimnya itu.
tapi dia lebih memilih diam, dia bukan siapa-siapa hanya pembantu didalam rumah tersebut tidak lebih.
Dia berusaha untuk berbaik sangka,dia pikir tuan nya pasti sedang Stress berat karena banyak tekanan pekerjaan dan tekanan menikah belakangan ini yang pada akhirnya tahu-tahu tuan nya malah nikah benaran.
Tidak ingin berpikir yang tidak-tidak soal kemungkinan-kemungkinan buruk di antara laki-laki dan perempuan yang bukan lawan nya, dia memilih diam tanpa mengeluarkan suaranya.
Nabila bergerak dengan cepat masuk ke arah dalam, bisa dia lihat di tangga Senja turun secara perlahan menuju ke arah lantai bawah , kemudian bola matanya tertuju kearah sisi kanannya, bisa dilihat jika Rudi tengah berdiri menetapkan atas senja untuk beberapa waktu.
awalnya Nabila tidak juga begitu menghiraukan tatapan laki-laki tersebut namun saat Nabila mencoba kembali menatap kearah Rudi, tiba-tiba saja bisa dia lihat laki-laki tersebut mana tahu cara adik iparnya dengan tatapan cukup aneh dan penuh penasaran.
hal tersebut sontak membuat Nabila mengerutkan keningnya.
"Berangkat sama kakak, biar Rudi yang jadi sopir nya"
buru-buru perempuan tersebut bicara dengan cepat ke arah senja, cukup tidak suka cara Rudi menantap adik iparnya tersebut.
mendengar suara Nabila seketika membuat Rudi terkejut, dia langsung menoleh kearah nabila.
laki-laki tersebut langsung menundukkan kepalanya ke hadapan perempuan itu.
Nabila tanpa melengos langsung bergerak mendekati senja kemudian kembali berkata.
"lain kali jika ingin belanja cukup telepon kakak, tidak mesti harus pergi dengan laki-laki"
ucap perempuan itu dengan cepat.
senja terlihat diam hanya menganggukkan kepalanya secara perlahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
"𝙈𝙤𝙘𝙝𝙞"
mahram ya kak??
maaf koreksi dikit☺
2023-04-20
0
sherly
syukur nabilanya baik
2023-03-21
1
Triiyyaazz Ajuach
kayaknya Rudi kenal dech dgn Senja
2022-12-20
0