Bagaikan orang asing

Senja tampak menatap punggung Cakra, laki-laki tersebut terlihat merapikan pakaian kerja nya, membenahi semuanya sendiri tanpa meminta bantuan siapa-siapa.

Mereka sama sekali tidak pernah bicara antara satu dengan yang lainnya setelah akad nikah, seperti orang asing yang saling tidak mengenal antara satu dengan yang lainnya, padahal mereka jelas-jelas adalah sepasang suami dan istri, tapi seperti orang yang tidak memiliki hubungan apa-apa.

Dia ingin membantu nya tapi tidak memiliki hak atas laki-laki tersebut sama sekali, ada berbagai macam poin di dalam surat perjanjian pernikahan mereka, salah satunya adalah tidak mengurusi kehidupan masing-masing.

Meksipun terbaca kejam tapi bagi Senja dengan perjanjian tersebut jelas memiliki keuntungan tersendiri untuk dirinya, setidaknya mereka bisa memiliki privasi masing-masing tanpa harus khawatir antara satu dengan yang lainnya.

tidak gampang baginya untuk bisa tidur dengan laki-laki yang tidak dia cintai, bayangkan bagaimana rasanya saat kita tidak menggunakan hati saat melakukan sisi percintaan bersama dengan laki-laki asing, melewati malam pertama yang seharusnya dilakukan dengan orang yang dicintai jelas akan menyakiti perasaan sendiri.

Gadis tersebut belum siap dengan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi, belum siap jika tubuhnya di jamah oleh laki-laki asing yang meskipun telah berganti status menjadi suaminya sejak kemarin.

tidak dibayangkan bagaimana rasanya saat mereka berdua harus melewati masa itu, bagaimana senja harus menangis dan mengadu dengan sejuta rasa sakit yang menghantam dirinya saat tubuhnya di jelajahi oleh laki-laki yang tidak pernah dia cintai.

Setampan apapun dia, jika tidak ada sedikit pun rasa terselip didalam hati maka bagaimana bisa mereka mampu melewati malam pertama dengan cara baik-baik saja.

Senja seketika menghela nafasnya dan gadis tersebut langsung menggeleng-gelengkan kepalanya dan menyadarkan diri dari pemikiran bodoh nya.

Ditengah pemikiran senja yang cukup kacau balau, Cakra sendiri sama sekali belum mengeluarkan suaranya, dia diam untuk beberapa waktu sambil merapikan jas miliknya, sebenarnya dia cukup gelisah.

Meskipun telah menikahi Senja realitanya dia belum siap untuk tidur dengan gadis tersebut agar mereka segera mendapat kan keturunan, hatinya masih juga belum siap untuk menerima siapapun.

Jelita.

itu adalah nama istri nya.

mereka melewati banyak hal bersama, berteman sejak kecil hingga berubah menjadi kekasih, perjalanan panjang dalam berbagai macam rintangan dan hambatan sebelum dia menjadi apa-apa hingga dia berada dipuncak kejayaan nya, hanya jelita yang menemani dirinya.

Jangan ditanya bagaimana pengorbanan Jelita, ada banyak kata maklum dan sabar dari Perempuan tersebut selama mendampingi Dirinya.

Hanya saja sakit diberikan Allah tanpa terduga dan ajal menjemput tanpa pernah ada yang tahu.

Lupus menyerang Jelita.

Lupus adalah penyakit inflamasi kronis yang disebabkan oleh sistem imun tubuh yang bekerja dengan keliru. Dalam kondisi normal, sistem imun seharusnya melindungi tubuh dari serangan infeksi virus atau bakteri. Sedangkan pada pengidap lupus, sistem imun justru menyerang jaringan dan organ tubuh sendiri.

Lupus dapat menyerang berbagai bagian dan organ tubuh seperti kulit, sendi, sel darah, ginjal, paru-paru, jantung, otak, dan sumsum tulang belakang. Lupus menjadi salah satu penyakit yang berbahaya karena dapat menyebabkan kematian.

Berjuang bertahun-tahun pada akhirnya Jelita menyerah.

jangan ditanya bagaimana hancur nya perasaan Cakra, ada banyak janji yang hingga hari ini tidak pula kunjung dia penuhi.

"Mas...boleh aku tidur?"

itu adalah barisan kata-kata terakhir yang dia dengar dari jelita, dibalik wajah dan kondisinya tubuh yang tidak baik-baik saja.

Dia tidak pernah menyangkal, malam itu akan menjadi malam terakhir dia tidur di rumah Sakit, bahkan malam itu akan menjadi malam terakhir dia memeluk erat Jelita didalam dekapan nya.

"Apa ada yang sakit?"

dia bertanya sambil mendekati jelita, Memilih naik ke atas kasur dan berbaring disamping Perempuan itu.

"Aku hanya merasa lelah, hari ini rasanya begitu panjang dan melelahkan"

Bisik Jelita sambil mengembang kan senyuman nya.

Cakra tidak menjawab, memilih Membiarkan Jelita masuk kedalam pelukannya, menenggelamkan istrinya dalam dadanya.

"Rasanya aroma ini akan aku rindukan dalam waktu lama"

Jelita bicara sambil memejamkan bola matanya.

"Tidakkah kamu mau menikah lagi mas? aku bermimpi melihat kamu bahagia dengan seseorang selain diriku"

"Berhentilah bicara yang tidak-tidak"

Dia bicara cepat, enggan mendengar jelita membahas hal yang sama.

"Tidurlah, aku akan disini hingga kamu terlelap"

tapi siapa sangka, ucapan nya meminta Perempuan itu tidur dengan cepat, menjadi ucapan terakhir yang dia lontarkan malam itu.

kata aroma ini akan aku rindukan dalam waktu lama benar-benar terjadi.

bukan Jelita yang merindukan dia, tapi Cakra yang merindukan Jelita.

Jika ada yang bertanya bagaimana rasanya kehilangan?!.

Sakit, bahkan saking sakit nya, ribuan belati menghunus jantung tidak mampu mengalahkan hati yang ditinggal begitu saja dalam pengharapan.

Cakra menyadarkan diri dari ingatan masa lalu nya, dia buru-buru menghela kasar nafasnya, menghentikan aliran sungai dibalik bola mata nya yang mungkin akan tumpah sejenak lagi.

Semua pasti baik-baik saja.

batin nya kemudian.

laki-laki tersebut lantas meraih dompetnya, mengeluarkan sesuatu dari dalam sana kemudian meletakkannya di atas meja makan tepat di samping kasur miliknya di mana saat ini senja duduk di sana.