"Bukannya mama tidak suka, apa kamu tidak lihat gadis itu dari kampung Nabila, kampung.... catat kampung"
Mama Niar terus mengeluh didepan putri nya, sembari tangannya sibuk membersihkan buah-buahan di atas tempat cucian piring, berapa hari ini kepalanya terasa ingin pecah saat dia tahu Cakra, putra kesayangannya menikahi gadis miskin juga dari kampung.
bayangkan bagaimana perasaan nya saat ini, dia menekan putranya agar menikah, memilihkan calon pengantin yang terbaik untuk menggantikan menantunya yang meninggal dunia.
5 tahun sudah cukup baginya melihat chakra terpuruk dalam keadaan karena mengingat mantan istrinya.
"Orang yang sudah meninggal tidak mungkin kembali lagi, berhentilah berpikir Jelita akan pulang lagi ke dunia"
"Mama akan mengenalkan kamu dengan putri teman mama, Putrinya seorang dokter Cakra, tidak bakal malu kamu dapat anak Pak Santoso dan ibu Irma, sudah cukup setara kalau jadi menantu keluarga Gunawan"
"Mama pingin punya cucu juga, kepengen bawa Cucu di tiap acara arisan ibu-ibu bareng teman mama"
itu yang selalu dia katakan kepada Cakra, putranya agar menikah dengan gadis pilihannya, siapa sangka jika disahkan tekanannya selama beberapa waktu belakangan malah membuat Cakra berkata jika dia telah menemukan tambatan hatinya dan juga calon istri nya.
"Tidak gadis kampung juga Cakra.."
"Tapi dia lebih cocok jadi makmum ku Ma, lebih suka istri rumahan, bukan istri yang memiliki karir cemerlang yang akan mempersulit hubungan kami karena ego pekerjaan masing-masing"
"kalau kamu nikah sama gadis pilihan kamu mama sama papa tidak bakal datang ke pernikahan kalian, camkan itu"
dan pada akhirnya apa yang dia takutkan terjadi juga, Cakra hanya meminta Restu dan benar-benar menikahi gadis kampung yang tidak dia ketahui putranya menemukannya di mana.
belum lagi putranya bukan membawa dia atau suaminya melainkan membawa saudara laki-lakinya, itu sangat keterlaluan.
Mama Niar menghela kasar nafasnya.
"seleranya kok rendah sekali, memangnya gadis kota kurang cantik apa? pakai acara cari perempuan di kampung segala"
Oceh Mama Niar lagi, dia terus membasuh buahan yang tersisa di hadapannya.
Dia tidak tahu bagaimana cara untuk mengungkapkan kekecewaannya dan kekesalannya saat ini, tapi dia wajar merasa kecewa dan kesal pada keputusan Cakra yang dianggapnya telah melewati batasannya.
bagaimana mungkin putranya tersebut menikah tanpa izin darinya sama sekali, seolah-olah tidak menganggapnya ada dan sama sekali tidak menganggapnya sebagai seorang ibu.
hati ibu mana yang tidak akan kecewa saat putranya tiba-tiba menikah dan membawa menantu ke rumah mereka tapi mereka sama sekali tidak tahu menang soal siapa menantu mereka tersebut.
di tengah kekesalan dan kemarahan mamanya, Nabila Tampak diam. Dia memilih memotong buah semangka di atas meja makan, tidak mengeluarkan suaranya sama sekali sejak tadi.
telinganya telah terbiasa mendengar ocehan mamanya setiap kali segala sesuatu tidak sesuai dengan keinginan mamanya sejak dulu, jadi dia sama sekali tidak mesti heran dengan apa yang dilontarkan oleh mamanya saat ini.
wanita tersebut memang tidak pernah merasa cocok dengan siapapun, bahkan pernikahannya dan suaminya dulu pertama kali juga seperti itu, tidak menyetujuinya di awal namun seiring berjalannya waktu malah jadi menantu kebanggaan.
mungkin itu sudah menjadi sifat alami seorang ibu kepada anak mereka dan juga pilihan anak mereka, mungkin karena awalnya merasa tidak sesuai dengan ekspektasi namun siapa tahu perhatian demi perhatian mampu meluluhkan hati seorang ibu dari para menantunya.
Dan seperti biasadia sudah khatam dengan sifat mamanya, sekalinya wanita tua itu mengoceh maka akan terus bergerak pada 7 turunan, 7 tanjakan juga 7 belokan, bahkan jika diukur dengan gerbang rel kereta api panjangnya mungkin nyaris sama, yang lebih mengerikan penyakit buruk mamanya saat mengoceh adalah wanita itu tidak akan pernah menghentikan ocehannya dan terus berlanjut di setiap periode yang diinginkannya baik pagi siang sore malam baik pada jam makan atau jam bersantai atau bahkan jam nonton TV atau bahkan tengah bermain handphone.
apa istilah nya? pokoknya saking panjangnya ocehan mama nya dia tidak bisa menakar atau menghitung durasi waktu ocehan wanita paruh baya lebih tersebut.
"pernah tidak kamu membayangkan jika seandainya anak itu suatu hari bakal ngelunjak dan merasa jika dia adalah nyonya rumah di dalam kediaman Cakra?"
Mama nya tahu-tahu bertanya sambil menghentikan gerakan tangannya, menatap kearah putri nya untuk beberapa waktu.
Dia menelisik wajah Nabila sembari bertanya-tanya apa mungkin nanti senja akan mengecewakan dirinya.
"pada akhirnya orang udik tetap tidak tahu diri, sekalinya ngelunjak yah tau sendiri"Lanjut Mama nya lagi.
Nabila pada akhirnya menghentikan gerakan tangannya, dia berbalik kemudian menatap Mama nya untuk beberapa waktu, di beberapa detik kemudian Perempuan tersebut mengembangkan senyuman terbaik nya.
"Mama sudah sholat isya?"
tanya Nabila tiba-tiba.
mendengar pertanyaan putrinya seketika membuat Mama Niar diam sejenak, kemudian dia menjawab kesal.
"setelah makan nanti baru sholat"
Wanita itu menjawab cepat kemudian membuang pandangannya.
Dia pikir sepertinya ocehan nya tadi sama sekali tidak didengarkan oleh putrinya, jadi dia pikir sia-sia saja dia mengucap panjang kali lebar kali tinggi sejak tadi, pada akhirnya putrinya akan tetap seperti itu tidak mendengarkannya dan masa bodoh malah mengalihkan pembicaraan tidak sesuai dengan ekspektasinya.
wanita itu akhirnya menghela kasar nafasnya.
melihat ekspresi mamanya kini Nabila pada akhirnya melangkah mendekati Mama nya tersebut, dia memeluk wanita itu secara perlahan dari belakang, hal itu sontak membuat Mama Niar diam.
"Bukankah kita sudah tahu ma? tidak baik berprasangka buruk padahal kita saja belum mengenalnya?"
“Jauhilah olehmu sebagian besar dari prasangka. Sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah keburukan (dosa)” (Q.S. Al Hujuraat: 12).
Dalam Hadits, Rasulullah SAW juga menegaskan bahwa:
“Jauhilah prasangka, karena sesungguhnya prasangka adalah seburuk-buruknya perkataan”.
"Nikmati saja, jika memang Mama ga suka, itu bukan Hak kita, Senja itu pilihan Cakra bukan pilihan kita, ini tentang hidup Cakrawala, bukan tentang hidup Nabila atau hidup Bagaskara"
Ucap Nabila sambil terus memeluk Mama nya, menenangkan wanita tua itu atas kemarahan dan kegelisahan nya yang tidak dia anggap bermanfaat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
💜⃞⃟𝓛 ༄༅⃟𝐐🇺𝗠𝗠𝗜ᴰᴱᵂᴵ 🌀🖌
nabila malah pikiran nya bijak
2023-08-01
0
💜⃞⃟𝓛 ༄༅⃟𝐐🇺𝗠𝗠𝗜ᴰᴱᵂᴵ 🌀🖌
cerewet sekali mama nya
2023-08-01
0
💜⃞⃟𝓛 ༄༅⃟𝐐🇺𝗠𝗠𝗜ᴰᴱᵂᴵ 🌀🖌
emang ada apa dgn gadis kampung, gadis kampung masih higienis, steril
2023-08-01
0