........
Di uks, terlihat Revan yang sudah siuman, ia beberapa kali menyebutkan nama Olive, entah kenapa di pikiran nya saat ini hanya ada Olive.
Citra yang berada disana, merasa kesal, padahal ialah yang berada di samping Revan, bukan Olive.
"Olive dimana?" Tanya Revan lirih dengan mata sayup-sayup.
"Dia nggak ada disini, Gue citra," jawab Citra sedikit kesal.
Revan memegangi kepala nya yang masih terasa sakit, dokter datang kemudian memeriksa keadaan Revan.
"Revan, kamu butuh istirahat banyak, jangan lupa minum obat mu tepat waktu, dan jangan kebanyakan fikiran," Ujar Dokter.
Revan menganguk kecil, citra hendak menyentuh tangan Revan, namun dengan segera Revan menjauhkan tangan nya.
"Gue cuma mau mastin aja lo baik-baik aja," ujar Citra.
"Gue baik-baik aja kok," sahut Revan dengan nada lemas.
Citra mendekat hendak menyingkirkan Helaian rambut Revan yang menutup kening Cowok itu, Revan merasa perlakuan Citra membuat nya tidak nyaman.
"Jangan sentuh Gue," Tegas Revan memegang tangan Citra.
"Sorry, Gue khawatir aja sama lo," Sahut Citra, menurut Revan tingkah Citra tidak masuk akal dengan alasan yang dia berikan.
Revan sangat menantikan Kedatangan Olive, andai Olive ada disini, mungkin Citra tidak akan bertindak seperti ini, namun Olive tentu saja tidak akan datang. Ini masih jam pelajaran sekolah.
'Gue butuh Lo Olive,'
Revan masih terdiam, tanpa ia sadari tangan Citra mulai terulur hendak menyentuh wajah Revan, namun tiba-tiba saja tangan seorang gadis menahan tangan nya.
"Jangan sentuh dia," Tegas Olive.
"Olive? Ngapain lo kesini ?" Kesal Citra menepis tangan Olive.
"Berisik lo," Tegas Olive.
"Olive."
"Revan, lo nggak papa kan?" tanya Olive dengan nada Khawatir, gadis itu menghampiri Revan, ia menatap wajah pucat Revan, Revan menganguk kecil.
"Gue mau pulang," Pinta Revan.
Olive menganguk kecil dengan senyuman hangat, "Iya ,kita pulang sekarang." Olive mengusap pucuk kepala Revan perlahan.
Sebuah senyuman terukir di bibir Revan, Olive yang melihat itu pun ikut senang.
"Revan!!!"
Suara panggilan lirih itu kembali terdengar di telinga Revan, wajah Revan berubah ketakutan, dia melihat sekeliling nya.
"Lo ngapain kesini?" tanya Citra kesal.
"Diam, berisik lo anjir," Omel Olive kesal. Sejak tadi Citra tak bisa diam semenit saja.
"Olive! Ayo pulang," Pinta Revan dengan nada agak ketakutan, Olive yang melihat perubahan raut wajah Revan, seperti merasakan ada yang aneh, Olive juga merasakan hawa di Uks berubah aneh.
Olive menganguk sebagai jawaban nya, Dokter pun membantu Revan duduk di kursi Roda kembali.
Saat Olive membawa Revan keluar dari Uks, Citra terus menghalangi nya.
"Revan pulang sama gue Olive!" Tegas Citra menghalangi.
"Gue nggak mau," jawab Revan menolak.
"Masih budek lo? Nggak denger dia nggak mau pulang sama lo?" Sahut Olive kesal.
"Lo jangan pulang sama dia Revan, dia jahat, lo lupa dia sering bully lo, bahkan ngatain lo cacat," ujar Citra meyakinkan Revan.
Revan terdiam, ia tahu semua itu, namun sikap Olive sudah berubah, ia rasa Olive sudah tidak seperti dulu.
"Berhenti bahas Gue di masalalu, Gue bukan Olive yang dulu, dasar Cabe sialan!" Kesal Olive mengepalkan telapak tangan nya, otot-otot tangan Olive juga terlihat jelas.
'Gue bukan Olive yang dulu bangsat! Gue ini Kania, Gue sama Olive nggak sama.'
Dia sudah berusaha memperbaiki sikap Olive yang dulu, ia berusaha menerima setiap keadaan, termasuk menerima Keadaan Revan.
Walau ia tidak punya pengalaman pacaran, baginya membangun suatu hubungan itu tidak begitu sulit, selagi waktu terus berjalan, tanpa mereka rasakan, Cinta akan tumbuh dengan sendiri nya.
"Gue nggak peduli mau lo sama atau nggak, lo bukan siapa-siapa Revan, " Tegas Citra menatap Tajan Olive.
Revan kebingungan untuk mengatakan pada Citra, ia ingin Citra mengerti jika ia tidak mau pulang di antar Oleh Citra. Namun Revan tidak mungkin mengatakan yang alasan yang sebenar nya jika ia dan Olive tinggal bersama.
"Gu--"
"Gue istri Revan."
Deg!
Seketika suasana berubah sunyi, begitu Olive mengatakan hal yang sangat mengejutkan mereka, termasuk Dion dan Ilham yang juga baru saja datang untuk melihat keadaan Revan.
"Lo nggak usah bercanda Olive, nggak lucu," ujar Citra tidak percaya dengan ucapan Olive.
Revan tidak sangka Jika Olive akan mengakui hubungan mereka yang selama ini dirahasia kan, apa Olive salah bicara lagi.
"Gue nggak bohong, Gue dan Revan sudah menikah, dan lo mau taukan Gue siapa Revan?ya ini jawaban nya." Olive menatap dingin Citra.
Baginya ini lah cara agar Citra berhenti menggangu nya ketika dekat dengan Revan.
"Olive-"
"Nggak ada yang perlu di sembunyikan lagi, Gue istri Lo, mau ada yang percaya atau nggak ,Gue nggak peduli," Tegas Olive.
Seketika suasana berubah aneh, perasaan Revan bergejolak, entah itu tanda ia senang telah di akui, atau dia merasa bersalah karna Olive tepaksa mengakui keberadaan nya yang tidak sempurna.
'Apa olive menerima keadaan Gue beneran?tapi Gue nggak mau Olive malu karna punya Suami lumpuh kayak Gue,' Batin Revan.
"Gue nggak percaya," tegas Citra.
"Mana mungkin orang kayak lo mau sama Revan, lo pasti bohong kan?Nggak usah sok ngakui Revan suami lo segala deh, lo tuh hanya Ratu drama licik," ujar Citra merendahkan Olive.
Olive mengepalkan telapak tangan nya, memang nya ia pikir wajah nya saat ini tengah menunjukan kebohongan, apa perlu ia buktikan agar gadis di hadapan nya ini percaya.
"Bukti nya, kalian berdua tidak pakai cincin pernikahan," timpal Citra melirik jari manis Olive yang kosong, begitupun dengan jari Revan, tidak ada Cincin polos yang melingkar di jari mereka.
"Ok kalau lo mau bukti nyata." olive mendekat, dengan cepat ia menarik tengkuk leher Revan.
Cup!
Bibir Olive pun menempel pada Bibir Revan, satu kecupan singkat di bibir, terlihat jelas di depan mata Citra, dan ilham serta Dion yang sudah menganga lebar.
Ilham menutup mata dion. "Jangan lihat, mata lo entar nggak suci lagi," ujar Ilham juga sambil menutup mata nya, Dion menepis tangan Ilham.
'tangan lo bau bangkek!' ujar Dion.
"Sorry." ucap Ilham.
Revan terdiam membeku, sedangkan Olive segera mendorong kursi roda nya, mereka berdua segera pergi, Olive juga tampak terkejut dengan tindakkan nya barusan.
'Olive!!! Kenapa lo bego banget sih!! Aaarghh!! Malu anjir!!!semoga nggak ada yang lihat selain Osis sialan itu!!'
Tanpa Olive ketahui, ada Ilham dan Dion yang menyaksikan momen singkat tersebut.
"Revan suami Olive--"
"Berarti mereka tinggal bareng dong!!" heboh Ilham.
Dion hanya menganguk singkat, sulit di percaya saja sih, tapi itu lah kenyataan nya.
'Olive sudah menikah dengan Revan, selama ini apa mereka sembunyikan hal penting itu?'
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments