Disuatu tempat terlihat Olive yang tengah berdiri di tepi pantai dengan pemandangan laut yang sangat indah.
Hembusan angin pantai sangat lah menenangkan.
Disana Kania berdiri, ia melihat Olive yang mulai berjalan dengan wajah Sendu ia mendekat ke arah nya.
"Olive?" kaget Kania.
"Kania."
"Gue minta maaf udah ngerepotin lo, Gue mohon gantiin Gue jadi istri yang baik untuk Revan," Ucap Olive sendu.
Olive menatap mata kania, Kania merasa tidak tega dengan gadis itu, tapi disisi lain dia juga kesal dengan sikap Olive yang kejam terhadap Revan.
"Seharus nya lo langsung minta maaf sama Revan, bukan sama Gue." Balas Kania.
Olive menghela nafas panjang dia menggenggam telapak tangan kania. lalu berkata,"Gue udah nggak bisa kembali lagi, Gue minta tolong, jaga Revan, selama ini Gue udah buat hidup dia menderita."
"Gue harap, Revan bahagia dengan olive yang sekarang, yaitu Lo," Ucap Olive sendu."
Kania menganguk, dia rasa memang ini lah tugas nya, ia juga sudah tidak bisa kembali ke kehidupan nya sebagai kania.
"Gue akan coba," jawab Kania.
"Tolong jaga dia." kata Olive tersenyum kecil, lalu cahaya terang menutupi segala nya.
Kania memejamkan mata nya karena cahaya itu terlalu silau, kemudian ia merasakan ada seseorang yang memegang telapak tangan kiri nya.
"Jangan sentuh Gu-"
Olive terkejut begitu dia bangun, Revan lah yang ada disamping nya, cowok itu langsung melepaskan genggaman tangan nya.
"Ma-maaf" Ucap Revan tidak enak.
Olive menarik lalu menghembuskan nafas panjang. Gadis itu bangun membenarkan posisi duduk nya.
"Sorry, tadi efek mimpi buruk Gue," Ucap Olive, dia merasa tidak enak membentak Revan tadi.
'Sial banget sih hidup Gue, Olive dia
Sudah mati, dan kini Gue harus ganti posisi dia, sekarang yang Gue pikirin gimana nasib tubuh Gue!!!' batin Olive.
Ia teringat tubuh Kania, ia takut tidak ada yang menemukan mayat nya, apalagi dia tinggal sebatang kara.
Revan melihat wajah Olive yang berubah aneh, seperti memikirkan banyak hal, "Lo kenapa?" tanya Revan.
"Pusing aja kepala Gue, mikirin gimana ya jadi istri yang benar?" Kata Olive lalu melirik Revan dengan sorot mata menggoda.
Revan terkejut dengan ucapan Olive, namun Olive dia menyipitkan kedua bola mata nya, ia melihat lebam di sudut bibir Revan, dan juga bekas kuku tajam di dagu dan leher Revan.
Olive memegang dagu Revan, dia melihat lebam dan bekas kuku tajam, kemudian berucap ,"Ini pasti ulah tasya kan?" Revan hanya diam, "Udah di obatin belum ?" tanya Olive.
"Sudah," sahut Revan.
Tiba-tiba saja tangan Olive beralih mengarah ke kening Revan, tangan nya menyingkirkan helaian rambut Revan yang menghalangi kening nya.
"Apa ini ulah galang?" tanya Olive melihat dengan jelas lebam di kening kiri Revan.
"Nggak papa kok, lo gimana?Masih ada yang sakit?" Sela Revan. Ia malah bertanya balik.
"Gue aman kok, masih waras," Sahut Olive bangga namun berbeda dengan hati nya,'Rasanya Gue mau mati lagi anjir!! Pusing kepala Gue mikirin mayat Gue!.'
Olive juga teringat dengan tasya yang memberikan obat tidur pada Revan,
Olive yakin Revan pasti sangat trauma.
namun Cowok itu hanya diam, cuma diam yang bisa dia lakukan.
"Kenapa mereka tega kasih lo obat tidur?Apa kedua orang tu-"
"Mereka nggak peduli sekalipun Gue mati," Potong Revan dengan di tutup senyuman kecil.
Tangan Revan seperti bergetar, Olive yang melihat itu jadi menyesal telah bertanya hal itu, ia sama saja membuat Revan teringat lagi dengan semua penderitaan yang ia alami setiap hari.
"Mereka memang bodoh," Tekan Olive dengan wajah dingin.
***
Flashback..
"Maaf in Revan ma," mohon Revan dengan lirih.
Revan terus memegangi kaki Emeli, emeli sangat marah karna putri tunggal nya tenggelam karna perbuatan Revan.
Saat itu Revan memang tenggelam bersama Olive, sebisa mungkin Revan menolong Olive, namun keadaan olive cukup parah karena kepala nya terbentur lantai kolam.
"Mama akan kirim kamu kembali ke keluarga mu," tegas Emeli.
Revan menunduk lesuh, ia hanya bisa pasrah, jikapun dia menjelaskan apa yang terjadi, ia tidak mau begitu Olive bangun, Olive akan memarahi nya karna sudah mengadu pada Emeli.
"Maaf in Revan ma, tolong jangan kirim Revan pulang," mohon Revan lirih dengan mata berkaca-kaca.
Keluarga nya pasti sangat marah padanya, emeli sudah memberitahukan pada keluarga Revan jika Revan membuat Olive celaka.
'Jangan ma! Revan mohon, Revan nggak mau kembali ke kesana, Revan takut.'
Emeli menarik kaki nya dengan paksa, Revan hanya bisa memohon mohon pada Emeli.
Revan terduduk lemas di lantai, ia berharap Olive baik-baik saja, dan Emeli tidak mengirim nya kembali pulang.
"Selama olive belum menjelaskan apa yang terjadi, jangan pernah kamu injakkan kaki disini."
"Dan satu lagi, jika memang kau terbukti bersalah, mulai detik itu juga kamu berpisah dengan olive selama lama nya," Lanjut Emeli dengan nada tegas.
Pada hari itu juga setelah keadaan Revan mulai membaik, Revan di kembalikan ke keluarga nya.
Setiba nya Revan di mansion , semua mata tertuju pada nya, sorot mata kebencian seorang wanita paruh bayah.
Gina Floera Mavendra adalah ibu kandung Revan, seorang wanita karir cantik, memiliki sifat tegas, kasar, dan tidak peduli pada Revan.
Gina sangat membenci Revan sejak anak itu mengalami kelumpuhan, selain membuat nya malu, Revan juga membuat seorang yang sangat dia sayangi pergi selama lamanya.
"Sudah puas kamu buat Olive menderita?" Tanya Gina tiba-tiba.
Gina pasti berfikir jika Revan lah yang salah, padahal Revan tidak pernah ingin itu terjadi.
"Ma-maaf in Revan," ujar Revan menundukan kepala nya.
"Lo itu cacat, pakai ngerepotin orang lain, nggak malu lo?" Hina galang.
Revan hanya bisa diam di posisi itu, ia kebingungan harus berucap apa, semua orang, bahkan ibu kandung nya membenci dirinya. Tidak ada guna nya ia jelaskan, pasti tidak akan ada yang mau mendengarkan nya.
"Dasar anak sialan," Hina Gina.
Mendengar itu hati Revan terasa sangat sakit, ucapan seperti itu keluar dari mulut ibu kandung nya sendiri.
"Bu-"
"Jangan perna sebut saya seperti itu, dasar anak tidak tahu diri." potong Gina. Gina seakan jijik jika Revan memanggil nya bunda.
Bunda!Revan hanya ingin memanggil nya seperti biasa nya, namun kini Gina benci jika dialah yang mengucapkan hal itu.
'Bunda!Revan minta maaf, tolong jangan perlakuin Revan kaya gini, Revan tahu Revan salah, tapi kenapa bunda nggak mau dengerin dulu penjelasan Revan,' batin Revan.
Tangan Revan bergetar, ia hanya bisa menunduk diam, menahan rasa ketakutan di benak nya.
"Re-Revan nggak sengaja," ucap Revan gelagapan.
Gina mencengkram dagu Revan dengan kuat hingga membuat sang empu meringis karna kuku tajam milik gina seakan menancap.
"Minta maaflah pada Olive, jika sampai dia menceraikan mu, detik itu juga kau akan masuk ke panti asuhan," tegas Gina dengan sorot mata penuh kebencian.
"Sa-sakit bun-"
Plak!!
"Argh!"
Satu tamparan di berikan Gina, pada pipi kiri Revan. Tamparan itu sangat keras, hingga meninggalkan bekas.
"Sudah ku katakan anak bodoh, jangan pernah sebut saya bunda dengan mulut kotor mu itu," Murka Gina.
Revan merasakan panas di pipi nya, karna bekas tamparan keras dari Gina. Wanita paruh bayah itu mendorong Revan, hingga membuat sang empu jatuh dari kursi roda.
Bugh!!
"Argh!" tubuh Revan jatuh menghantam lantai dengan sangat keras.
Wanita paruh bayah itu dengan tega nya tersenyum bangga melihat Revan yang terbaring di lantai kesakitan.
'Maaf Bunda' Batin Revan.
Revan hanya bisa merintih dalam hati, ia pikir setelah lama ia pergi, Gina akan berubah menjadi lebih baik, namun nyata nya, Gina bahkan semakin membenci nya.
"Dasar anak lemah, tidak berguna,"Hina Gina.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments