.....
Flashback..
"Ha? jadi kamu biang nya?" Emeli geleng-geleng kepala tidak percaya mendengar penjelasan yang keluar dari mulut Olive putri nya.
Olive menceritakan pada Emeli, jika ia lah yang hendak membunuh Revan, namun secara bersamaan ia juga kena karma, dan berakhir tenggelam Bersama Revan di kolam.
"Olive!! Kamu udah buat mama malu nak, mama udah usir Mantu Mama yang nggak bersalah," Geram Emeli dia merasa sangat menyesal tanpa mendengar penjelasan Revan dulu.
"Maaf in Olive Ma! Nama nya juga khilaf bisikan setan ma, bukan mau olive," Mohon Olive yang malah menyalahkan Setan bukan dirinya.
Sebenar nya Olive menyalahkan diri nya, namun tidak dengan Kania.
"Sekarang Olive janji, Olive bakal berubah lebih baik dari sebelum nya. Olive akan berusaha menjadi istri untuk Revan," Ujar Olive memohon.
Emeli terdiam sejenak, dia menghela nafas panjang,"Ok, mama maaf in kamu, tapi jangan pernah ulangi lagi ya sayang, mama nggak mau kamu jadi orang jahat, apalagi sama suami sendiri," Tutur Emeli sambil mengacak-ngacak Rambut Olive.
"Iya ma Olive janji, tapi jangan berantakkin rambut olive juga, susah sisir nya," Balas Olive kesal dengan kebiasaan Emeli.
"Olive pamit dulu ma!mau jemput suami, takut mati disana."
"Hus!Mulut nya!Mau mama tampol pakai uang segepok?"
"Mau ma, berapa aja Olive terima, asal jangan emas batangan aja, bisa buluk wajah olive yang cantik jelita ini," Ujar Olive bangga.
"Udah sana!"
"Eh tunggu bentar!"
Emeli menahan Langkan Olive, "Kenapa lagi ma?Katanya suruh pergi?" tanya Olive dengan malas.
"Ganti baju dulu sayang, ya kali kamu keluar pakai piyama," Kata Emeli.
Olive lupa dia kan baru siuman dia bahkan sampai tak sempat ganti baju dulu, untung saja Emeli menyadarkan nya.
Olive sengaja di rawat di Rumah karna kalau di Rumah sakit, Emeli kesulitan merawat Olive, apalagi Papa Olive masih bekerja di luar negri.
Mau gak mau Emeli bekerja di Rumah sambil merawat Olive, namun agar tidak kebingungan, Emeli selalu meminta dokter untuk memeriksa keadaan Olive setiap hari.
******
Olive dan Revan sampai di Mansion, kedua nya bergegas masuk ke dalam mansion, sesampai nya di ruang tamu, Olive merasa kepala nya sangat pusing.
'Sial! Kepala gue sakit!'
Revan yang melihat Olive diam begitu ia bertanya, "lo nggak papa?" Sambil melihat ke arah Olive.
Bugh!
Olive terjatuh ke lantai, tubuh nya terasa lemas, nyeri di kepala nya semakin terasa.
"Olive!" panik Revan.
"Lo kenapa?" lanjutnya
"Kepala gue sakit!" Balas Olive yang sudah terduduk lemas di lantai.
Emeli datang dengan dua Maid di belakang nya. Dia tahu mengapa Olive seperti itu, karna setelah siuman gadis itu malah langsung pergi menjemput Revan.
Seharus nya ia istirahat dulu untuk memulihkan tenaga nya. Dan kini tubuh gadis itu sudah lelah.
"Kalian berdua bawah Olive ke kamar nya, dia butuh istirahat." Perintah Emeli pada kedua maid.
Kedua maid segera membawa Olive ke kamar nya, Revan terlihat khawatir dengan keadaan Olive.
Revan merasa bersalah, Olive seperti itu karna menjemput diri nya.
Emeli melihat ke arah Revan, "tidak papa, anak itu hanya butuh istirahat saja, nanti dia akan kembali aktif lagi," beritahu Emeli.
"Revan! Maaf in mama ya? Mama salah nuduh kamu yang yang mau jahatin olive, padahal anak sialan itu yang mau bunuh kamu," ujar Emeli menyesal telah menuduh Revan.
Revan menganguk kecil,"Itu sepenuh nya bukan salah olive, Revan juga salah, Revan nggak bisa jadi suami yang sempurna untuk Olive," Jawab Revan dengan nada rendah.
Revan tahu alasan Olive membenci nya, begitupun dengan orang di sekitar nya.
"Sudah lah jangan menyalahkan diri mu terus nak, semua orang di dunia ini nggak ada yang sempurna, pasti juga mereka memiliki kekurangan," Tutur bijak Emeli.
"Tapi ma-"
"Dengar Revan, mama milih pasangan untuk Olive tidak sembarangan, mama yakin kalian berdua bisa saling jaga satu sama lain melengkapi setiap kekurangan yang kalian miliki--" jeda emeli sejenak.
Emeli menarik nafas lalu berucap,"Sekarang olive juga sudah janji tidak akan seperti dulu lagi, mama harap kalian berdua bisa akur dan hidup bahagia seperti pasangan suami istri pada umum nya," lanjut Emeli di tutup senyuman kecil.
'Sebenar nya Gue nggak mau terus bikin Olive malu punya suami kayak Gue, Gue nggak bisa apa apa, bahkan ngelindungi diri sendiri aja Gue nggak becus.' Batin Revan.
Revan hanya diam meratapi diri nya bagaimana kehidupan nya setelah ini. Revan juga masih merasa sangat trauma dengan perbuatan jahat Tasya dan Galang padanya.
"Ayo ke kamar mu, kau harus istirahat," Ujar Emeli.
Emeli melihat bekas cakaran di dagu Revan dan juga lebam di sudut bibir nya.
"Siapa yang kasar pada mu?" Tanya Emeli tegas.
Revan hanya menggeleng saja, emeli jadi semakin merasa menyesal telah mengembalikan Revan ke tempat nya, yang menurutnya itu neraka baginya.
Emeli segera membawa Revan ke kamar, Revan segera di periksa oleh dokter dan suster yang sudah di panggil oleh Emeli.
*****
Revan terdiam di kamar nya, perasaan nya masih bercampur aduk saat ini, perubahan sikap Olive sangat aneh baginya.
Sebelum nya Olive tidak pernah mengakui perbuatan nya sama sekali, bahkan bersikap baik pada Revan saja tidak pernah.
'Apa ini akibat jatuh ke kolam waktu itu?tapi Gue yakin, dia seperti bukan olive yang dulu.'
Revan mulai menepis semua Pikiran buruk nya, lagi pula jika Olive berubah baik, itu lah dia inginkan sejak dulu.
"Andai waktu itu-"
"Nggak ada gunanya Gue berharap waktu bisa di putar lagi," ucap Revan.
Revan melihat ke arah kedua kaki nya yang sama sekali tidak dapat di gerakan, semua masalah muncul sejak ia tidak dapat berjalan lagi, ia kehilangan semua kasih sayang keluarga nya, dan ia juga kehilangan orang-orang yang berharga dalam hidup nya.
Andai waktu dapat di putar, ia harap ada kesempatan ia untuk menghindari musibah yang menerpa nya saat itu.
'Bodoh! Seharus lo lebih hati-hati!! Jika saja waktu itu lo nggak lengah, kecelakaan itu tidak akan terjadi!!'
Menyalahkan kebodohan diri sendiri, adalah hal yang bisa ia lakukan setiap kali ia mengingat kejadian yang merenggut kebahagian hidup nya.
Dan orang yang dia sayang.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments