Revan terbaring lemas di atas kasur, seharian penuh dia belum makan, bahkan Gina tidak memberikan nya segelas air putih saja.
Revan sangat haus, ia bingung harus minta tolong siapa, tidak ada yang mau menolong nya.
Revan berusaha bangun membenarkan posisi duduk nya, lalu tiba tiba pintu terbuka memunculkan tasya dan Gina.
Revan meneguk saliva nya kasar, ia melihat segelas air yang di bawah oleh gina.
Ia sangat butuh itu sekarang, ia sudah tidak bisa menahan dahaga nya lagi.
"Ni minum," ujar Gina memberikan segelas air putih pada Revan.
Revan menerima nya, saat ia hendak meminum nya, ia mencium bau obat di dalam air itu.
Namun karna terlalu haus, Revan tidak pedulikan hal itu, ia segera meneguk habis air tersebut.
Gina mengambil gelas yang sudah kosong dari tangan Revan. Wanita itu tersenyum padanya, Revan yakin pasti ada maksud dari senyuman gina.
"Arrggh!"
Revan merasakan ngantuk dan pusing tiba-tiba. Ia memegangi kening nya, pandangan nya mulai kabur, ia sudah tidak dapat menahan rasa ngantuk lagi.
Revan pun tertidur.
"Ternyata obat tidur itu mempan juga," ucap Gina bangga.
"Tentu saja, Tasya udah carikan obat tidur paling bagus, di pastikan orang cacat ini tidur lama, jika bisa selamanya saja," Ujar Tasya bangga.
Kedua wanita Itu melangkah pergi meninggalkan Revan yang tertidur karna efek obat tidur yang di campurkan oleh mereka tanpa sepengetahuan nya.
Selama Olive belum siuman, Revan sering kelaparan karna Gina dan Tasya tidak memberi nya makan, bahkan ia juga jarang minum obat nya, hingga membuat Revan lemas.
Tidak hanya Itu, saat Gina pergi keluar kota pun, Tasya tetap memaksa Revan untuk meminum obat tidur setiap hari, sekalipun Revan menolak, Tasya akan memaksa nya minum.
*****
"Hey! Kenapa bengong?" Tanya Olive menyadarkan Revan dari lamunan nya.
Revan hanya diam,bibir nya juga terlihat pucat pasih.
Olive yakin Revan pasti sudah mengalami hal berat selama ini setelah kejadian di kolam.
"Bunda! Benci sama Gue," Ucap Revan di tutup senyuman kecil, ia tidak ingin menangis, itu sama saja membuat nya semakin terlihat lemah.
Olive semakin mendekat pada Revan yang duduk di kursi roda, Revan berada di samping Ranjang.
Olive menarik Revan kedalam pelukan nya, tangan Revan perlahan terangkat membalas pelukan Olive.
Tidak pernah Revan merasakan pelukan Olive, bahkan Olive melihat nya saja sudah merasa jijik.
"Maaf in Gue," Ucap Olive.
Olive bisa merasakan betapa trauma nya Revan, pasti sangat menderita, jauh lebih menderita dari apa yang pernah ia alami sebelum nya.
'Gue nggak tahu masalah apa yang lo punya dengan ibu lo Revan, tapi Walau lo kekurangan seperti ini, nggak sepantas nya ibu kandung sendiri membenci anak nya,' batin Olive.
"Lo nggak jijik peluk gue kayak gini?" tanya Revan pelan.
Olive menggeleng ia seperti sudah kehabisan kata-kata untuk menjawab lagi. Ia tidak bisa membayangkan betapa menderita nya Revan setiap hari di perlakukan kasar, di hina, dan di paksa minum obat tidur.
'Kok nyesek gini sih?Sumpah hidup dia jauh lebih menderita di banding Gue, sekalipun dia punya kedua orang tua lengkap,' Batin Olive.
Olive melepaskan pelukan nya, Revan tampak masih terkejut dengan sikap olive yang tiba-tiba baik padanya, apa benar Olive sudah tobat, ya mungkin begitu baginya.
"Biar nggak sepi, kita nonton tv aja lah." Olive lalu menyalakan Tv yang berada tidak jauh dari ranjang kasur.
Sebuah tayangan berita muncul.
"Di temukan jasad gadis cantik di rumah seorang diri!"
Olive terperangah melihat jasad nya yang di tayangkan di berita tv, namun disisi lain ia agak senang jasad nya di kuburkan dengan layak.
"Tidak di ketahui apa penyebab nya, beruntung nya ada tetangga yang menyadari jika gadis itu tidak keluar rumah hampir selama 3 hari."
Olive agak terkejut begitu mengetahui yang menemukan jasad kania adalah tetangga nya. Seorang wanita paruh bayah yang selalu saja cuek dengan nya, bahkan sering kali mengatai nya aneh.
Namun justru orang itu lah yang mengkhawatirkan nya, ia bahkan datang ke rumah Kania dan menemukan kania yang sudah tak bernyawa lagi.
"Kasihan banget ya, mati nya sebatang kara, ngenes banget," guman Olive yang justru meratapi melas jasad nya, jasad kania.
Selain itu Olive juga agak kaget mengapa bisa dia transmigrasi namun ia masih saja bisa melihat makhluk tak kasat mata.
Dan kini ia bahkan melihat seorang wanita dengan pakaian lusuh ,rambut berantakan, wajah nya hitam pekat seperti gosong.
Mahkluk itu melewati kamar nya, dengan menembus dinding.
'Buset! Kayak nya tuh setan mati kesambar petir deh?' batin Olive.
Olive mematikan tv dengan remot, kemudian beralih memandang wajah Revan.
Cowok itu terdiam, ia bingung mengapa sekarang Olive beralih menatap nya.
"Kenapa?Ada yang salah di wajah Gue?" tanya Revan kebingungan.
"Lo ganteng juga," puji Olive di tutup senyuman singkat.
Seketika Revan terdiam, mengapa Gadis ini tiba-tiba memuji nya, makin aneh saja gadis ini.
'Kenapa dia jadi puji Gue gini?tapi Olive juga cantik,' batin Revan.
Olive rasa kehidupan baru nya ini akan jauh lebih menyenangkan, sekarang ia yang dulu nya masih seorang kania tanpa memiliki kedua orang tua, kini memiliki orang tua lengkap, dan ia rasa itu jauh lebih cukup baginya, ia juga kini memiliki seorang suami yang membutuhkan seseorang untuk membantu melewati masa sulit di kehidupan nya.
'Gue yang dulu pendiam dan selalu menyendiri, sekarang Gue nggak mau kayak gitu lagi, Gue mau menikmati kehidupan baru Gue, sebagai Olive yang baru.'
Olive tersenyum kecil, ia melihat betapa merah nya wajah Revan, Revan yang merasa canggung pun hanya diam kebingungan.
"Muka lo merah banget, kek cabe merah," Ledek Olive.
"Enggak!" Sahut Revan.
"Masa?Kelihatan tuh!" goda Olive.
"Enggak Olive," sahut Revan kekeh, ia malu jika ketahuan salting di pandangin Olive terus.
"Nggak usah malu-malu gitu, Gue aja malu-maluin," Ujar Olive santai di sela tawa kecil nya.
Tiba-tiba tersirat sebuah ide di benak Olive, mungkin ide ini cukup bagus untuk memperbaiki hubungan nya dengan Revan agar lebih akrab lagi.
"Revan!"
"Iya?"
"Lo mau gak jalan-jalan bareng Gue di sekitaran sini aja sih?" tanya Olive santai.
Revan mengerutkan kening nya ,"tapi lo kan masih sakit?"
Olive menggeleng cepat, "Gue udah sembuh kok, bosen Gue di kamar muluk, butuh udara segar," ujar Olive meyakinkan Revan.
"Sekarang?"
"Ya besok lah, sekarang udah malam, banyak kuntilanak berkeliaran," sahut Olive yang malas melihat makhluk seram sejenis itu bergelantungan di atas pohon dengan suara tawa yang begitu nyaring.
"Lo takut?" tanya Revan.
"Iya, lebih serem mama sih, tapi setan juga serem."
"Ehem! Ngomongin apa nak?" ujar Seorang Wanita berdiri di ambang pintu dengan piyama putih serta rambut panjang Terurai.
"HUAAA!!KUNTILANAK!!!"
"INI MAMA OLIVE!"
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Yusron Suhadak
bingung maau komen apa.....aku like aja y
2023-08-18
0
Risma Wati
iya lucu abis si olive 😂
2023-01-18
0
Intan Dpw
padahal lucu looh,, kok gak ada yg komen sih
2022-12-28
0