Ilham dan Dion terlihat masih syok dengan sikap perubahan Olive, gadis itu tanpa rasa ragu sedikitpun minta maaf pada mereka berdua atas perlakuan kasar nya dulu.
"Revan! Lo yakin Olive baik-baik aja?" Tanya Ilham yang duduk di samping Revan.
"Dia baik baik saja, mungkin memang agak aneh, tapi ini jauh lebih baik," Sahut Revan santai.
(jika ada dialog tag miring itu tanda nya mereka pakai bahasa isyarat).
Dion menganguk setuju dengan Ucapan Revan namun masih terasa aneh di benak nya.
"Gue seperti lihat orang lain," ucap Dion menggunakan bahasa isyarat, Revan dan Ilham mengerti maksud Dion.
Kedua nya juga merasakan hal yang sama, terutama Revan.
"Sama Gue juga, Nggak biasa nya seorang Olive yang terkenal tukang bully berubah baik begini, pasti satu sekolah syok sih," timpal Ilham mantap.
Dion menganguk setuju, sedangkan Revan hanya diam, walau perubahan olive aneh, baginya perubahan olive seperti sebuah harapan yang dia inginkan selama ini.
'Seperti apapun Dia, Gue tetap suka.'
*****
Di Sisi lain Olive tiba di sekolah dengan mobil mewah nya, semua mata tertuju pada gadis dengan hoodie hitam dan kacamata hitam yang bertengger di hidung nya.
"Wow! Keren juga nih sekolah," terpukau Olive.
Olive melangkah dengan berdemage nya, semua mata tertuju padanya, bahkan banyak cowok yang terperangah kagum akan kecantikan olive.
"Anjing!" umpat Olive begitu ia tersandung bongkahan batu kecil.
"Dasar batu sialan, ngapain disitu sih? Ganggu orang jalan aja, udah berdemage juga, jadi hancur kan," gerutu kesal Olive.
Seorang gadis cantik dengan bandana merah, serta rambut sepanjang bahu berjalan menghampiri Olive.
"Gak waras lo?"
Olive melepaskan kacamata nya, ia lalu beralih menatap gadis itu. Wajah nya seperti tidak asing tapi dia lupa namanya.
"Gue waras kok, tapi nama lo siapa ya? Gue lupa," Ujar Olive.
Gadis bernama Laras Klarisa, kerap di sapa Laras, dia adalah Sahabat dekat Olive, memiliki sika tak beda jauh dengan Olive, beda nya Laras lebih santai dan agak dingin dikit.
"Gue Laras Klarisa sahabat dekat lo, masih lupa?" Kata Laras.
Olive menaikkan salah satu alis nya,"Gue ingat, kenapa lo nggak jenguk gue?Kalau Gue mati gimana?" Ujar Olive dramatis.
"Nggak bakal mati juga, bukti nya kaki lo masih injak tanah." Laras melirik perubahan pakaian Olive dan mek up Olive, wajah Olive terlihat berbeda, penampilan nya juga bukan seperti Olive yang dia kenal.
Laras memutar-mutar tubuh Olive,"Laras bego! Pusing kepala Gue!" pekik Olive.
Laras masih heran dengan perubahan Olive."Ini beneran lo kan olive?" Tanya Laras,"kok berubah gini sih?"
Olive menghela nafas,"Ya Gue emang pengen coba gaya santai aja, kagak rempong kayak pasar malam," Jawab Olive.
"Yaudahlah, ayo masuk." kedua Gadis itu melangkah masuk ke dalam sekolah.
Perubahan penampilan Olive cukup membuat banyak orang yang ada di sekolah heran, Dan terpukau juga karan kecantikan Olive semakin terlihat jelas tidak terhalang mek up tebal.
Di tengah koridor, langkah mereka berdua terhenti saat sekelompok Cowok berdiri di hadapan mereka berdua.
Olive ingat jelas wajah wajah orang orang di hadapan nya kini, salah satu dari mereka adalah Orang yang dia sukai, sampai dia kejar terus.
Brayen Pratama seorang cowok tampan dengan tato bintang hitam di telapak tangan kiri nya, ia adalah salah satu cowok populer disekolah, sangat di segani dan di kagumi.
Brayen juga adalah seorang ketua geng motor bernama Star geng. Sebuah kelompok geng motor terkenal dengan kehebatan mereka, serta banyak nya para mostwanted di geng tersebut.
Namun di balik Itu, Star geng sering kali terlihat kriminal seperti tawuran, Brayen bahkan sampai pernah terkena kasus membunuh salah satu anggota geng lawannya.
Namun dengan cara apapun, Brayen dapat terhindar dari kasus tersebut.
Rey Mahesa kerap di sapa Rey, ia adalah Wakil geng. Memiliki sikap dingin, dan cukup tertutup, memiliki paras yang sangat tampan, selain itu ia juga adalah ketua Osis.
Ken dan Putra adalah anggota inti Star geng. Ken memiliki sikap santai dan lumayan suka humor, sedangkan putra ia adalah play boy cap kuda.
Hobi nya gonta ganti pacar, sehari dapat 10 kali kalau hoki.
Brayen dkk berada di kelas Xll Ipa 2 seperti Olive dan Laras.
Jujur Olive agak kurang suka jika harus satu kelas dengan Brayen dkk sekarang.
Olive hendak melangkah pergi melewati Brayen, namun Cowok itu malah menarik tangan Olive.
"Minggir lo! Jangan halangi jalan Gue," Tekan Olive menatap dingin Brayen.
Brayen menaikkan sebelah alis nya, ia merasa kaget dengan ucapan Olive barusan.
"Lo sehat ka?Aneh banget nggak caper sama Gue," kata Brayen.
Olive terkekeh kecil, "Sorry ya, mulai hari ini Gue Olive nggak bakal sudi caper sama orang kayak lo, dan lo nggak perlu sok jual mahal lagi. Karna lo bukan tipekal Gue," Jelas Olive dengan wajah dingin.
"Hahahahah!"
Brayen dkk justru tertawa mendengar ucapan Olive, memang nya mereka pikir Olive sedang membuat lelucon.
"Nggak usah banyak drama deh, dulu aja lo sering ngejar ngejar Brayen kayak orang gila," Ejek Ken.
"Itu kan dulu, sekarang mah ogah," Sahut Olive santai.
Bagi Olive mengejar Brayen hanya akan mempermalukan diri nya sendiri, walau Brayen memang spek sempurna, namun Olive yang sekarang justru semakin tidak tertarik dengan Brayen.
"Jangan sampai lo nyesel setelah ini, ngaku aja deh lo lagi drama kan?sok nggak suka segala, dasar caper!" ucap Putra meremehkan Olive.
Olive mengepalkan Telapak tangan nya, ia sekarang jadi pusat perhatian jangan sampai ia kelepasan disini.
"Ngaku aja lo masih suka kan sama Gue? Gue bakal kasih lo kesempatan untuk jadi pacar gue sehari, kasihan juga sih Gue lihat lo ngemis-ngemis muluk," Ujar Brayen dengan sombong nya.
Memang nya dia pikir Olive seorang pengemis cinta, Oh itu dulu, tidak dengan yang sekarang.
'Revan memang tidak sempurna, tapi sikap nya jauh lebih sempurna di banding bajingan sialan ini,' batin Olive.
Olive menatap tajam Mata Brayen, pandangan lurus seakan menunjukkan jika dia memang serius. "Asal Lo tahu, dulu Gue emang bodoh ngejar sampah kayak lo, sekarang jangan harap Gue sama seperti dulu, Gue nggak butuh jadi mainan lo."
Olive menghempaskan kasar tangan Brayen, "Jangan sentuh Gue, kuman!" Tegas Olive.
Olive melangkah pergi dengan wajah kesal, Laras pun menyusul sahabat nya itu.
Brayen dkk terlihat kaget dengan ucapan Olive barusan. Dari sorot mata gadis itu, ia memang sedang tidak memainkan drama apapun.
"Aneh banget sikap Olive," Guman Brayen.
"Nanti juga bakal kelihatan kok, kalau dia cuma drama biar lo ngejar dia balik gitu," Yakin Putra.
"Dia nggak Drama," tegas Rey.
Rey melegang pergi tanpa peduli dengan wajah bingung sahabat nya.
"Dari mana dia tahu?" Heran Brayen.
"Nebak aja kali."
*******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments