Jam terakhir pada hari Jumat di kelas 2-E adalah pelajaran Fisika. Entah mengapa, dan siapa yang menyusun jadwal seperti itu. Yang membuat jadwal ini, seperti tidak pernah belajar fisika saja ketika masih duduk di bangku sekolah. Tidak tahukah dia, saat detik- detik menunggu bel pulang berbunyi adalah saat di mana pikiran akan lebih terpusat kepada semangkuk bakso panas.
“Aku yang menyusunnya! Kau ada masalah?!” jawaban ketus Zoe Charlotte ketika Allen mempertanyakannya. ia tidak berani lagi berkutik.
Allen Max berdiri di depan kelas seperti biasa. Kali ini, ia tidak menulis di papan tulis seperti biasanya.
Pelajaran ia mulai dengan mengelilingi kelas memperhatikan siswanya satu persatu. Ia sedikit penasaran mengapa Elio Ludovic, siswa yang berperilaku layaknya seorang pelajar sekolah bisa mendapat nilai yang mengenaskan dibandingkan dengan teman sekelasnya yang lain.
Saat memeriksa lembar jawaban mereka, Max tidak ingat berapa nilai yang didapatkan Elio Ludovic. Ia lupa mencatat nilai seluruh siswanya di buku nilai. Sulit membedakan apakah Allen Max lupa atau malas.
Allen Max hanya ingat, rata-rata lembar jawaban mereka hanyalah berupa lembar kosong.
“Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar energi?” tanya Allen Max membuka suara. Setelah semalaman membaca buku sakti panduan guru fisika miliki neneknya Sienna akibat dipaksa oleh Layar sistem, Allen Max memutuskan untuk mengikuti buku sakti tersebut.
Bukan karena ia mendapat hidayah, tetapi itu karena ia menilai metode mengajar yang dijabarkan di buku sakti tersebut lebih hemat energi. Allen Max tidak perlu direpotkan menulis dan mengeluarkan suaranya selama dua jam pelajaran.
“Energen*!” jawab Rico dengan lantang, siswa berambut gondrong dengan tindik di daun telinga sebelah kanan.
(*Merk salah satu sereal instan, bukan iklan)
Jawabannya disambut tawa oleh seluruh siswa di kelas Max, kecuali Elio Ludovic. Hal itu tidak luput dari perhatian Allen Max.
“Listrik,” jawab salah seorang siswi berambut lurus sebahu dengan poni selamat datang.
“Ok bagus, Marisa Allasio,” kata Allen Max, ia membaca tulisan di bet nama Marisa.
Siswi Bernama Marisa tertegun, Allen mengetahui Namanya. Ia berpikir tidak bisa lagi bertindak sesuka hatinya karena dirinya berada di dalam pengawasan guru. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah Allen Max belanja item glasses di layar sistem, dengan item tersebut ia bisa membaca tulisan sekecil apapun di jarak yang cukup jauh.
Ia menggunakan 50 poin untuk membeli item tersebut, padahal ia berencana untuk tidak membeli item lagi karena ingin menukar poin yang diperoleh dengan uang. Kini sisa poin yang dimiliki Allen Max adalah 2,5 poin.
“Elio Ludovic? Apa yang kau pikirkan tentang listrik dan energi?” tanya Allen Max menunjuk ke arah Elio.
Elio Ludovic melihat kembali ke arah bukunya, niatnya ingin mencari jawaban di sana. Tetapi mendadak semua tulisan dibukunya menjadi buram. Efek kejut karena tiba- tiba mendapat serangan pertanyaan.
“Energi adalah listrik, yang berhubungan dengan listrik,” jawab Elio asal, yang penting bersuara.
“Energi itu menyebabkan terjadinya sesuatu seperti aktivitas seperti pembakaran, berlari, kita butuh energi untuk hidup, energi adalah sesuatu yang membantu tanaman tumbuh,” seorang siswa mencoba mengemukakan pemikirannya dengan serius.
Allen Max bingung, ia juga lupa mengenai apa itu energi. Mengapa tidak ada item Physicist? Gerutunya dalam hati.
Namun tiba- tiba entah angin apa yang berhembus, atau mungkin ingin ikutan jumat berkah, jadi Layar sistem berbaik hati memberi contekan, Layar sistem memunculkan tulisan mengenai energi.
“Energi bukan penyebab terjadinya sesuatu. Tetapi ketika terjadi sesuatu selalu ada perubahan energi, seperti berlari. Sinar matahari atau kita juga sebut energi, diperlukan untuk fotosintesis tanaman dan pembangkit tenaga listrik,” kata Allen Max sembari membaca tulisan di depannya.
“Seperti yang dipasang di atas atap gedung sekolah kita?” celetuk Elio.
Allen Max menoleh ke arah Elio, ia tidak tahu apa yang dimaksud oleh Elio. “Ya seperti yang dipasang di atas atap gedung sekolah, itu adalah panel surya. Mengubah energi matahari menjadi energi listrik,” jawab Allen Max menanggapi celetuk Elio.
“Apakah semangkok bakso daging sapi termasuk energi?” tanya siswa lainnya.
“Ya, energi. Kita sebut energi kimia.”
“Pak guru! Kita ini belajar kimia?”
“Sir Max!” ralat Allen Max.
“Apakah ketika berak, artinya kita sedang mengeluarkan energi kimia?”
“Berarti kita sedang membuang energi!” timpal siswa lainnya bernada panik. Tidak seharusnya ia membuang energi sembarangan.
“Celaka!! Selama ini kita telah membuang energi! Kita harusnya hemat energi!” teriak siswa lain tak kalah panik.
Seluruh siswa di kelas menjadi panik hanya kerena pekara berak.
Tak! Tak! Allen Max memukul meja yang memiliki tambal dimana- mana setelah dihancurkan oleh Max, agar seluruh siswanya menjadi tenang. “Diam!!” teriaknya.
Semua siswa diam begitu melihat Allen Max mengayunkan penggaris panjang yang selalu tersedia di setiap kelas. Konon penggaris itu adalah perkakas wajib yang memiliki banyak fungsi. Menggambar garis di papan tulis, menghidupkan proyektor yang tergantung di langit kelas, pemukul meja, pemukul siswa, pemukul bola, dan banyak lagi yang lain.
“Kalian sudah diam?” tanya Allen Max memastikan , apakah siswanya sudah pada diam atau belum. “Dengar! Tidak semua makanan diubah menjadi energi yang diperlukan manusia! Yang tidak berguna itu adalah kotoran!”
“Sir Max, jadi sesuatu yang tidak berguna adalah kotoran?”
“Ya benar!” Allen Max membenarkan, “Jadi kotoran itu_” Kalimat Allen terhenti akibat lagi- lagi Layar sistem memukul kepalanya karena malah membahas kotoran.
“Selama proses ini, kita tidak menghabiskan energi. Tetapi energi berubah menjadi bentuk energi lain. Seperti makanan berubah menjadi energi gerak, kamu berlari, organ tubuh kamu bergerak, otak kamu bekerja,” kata Allen Max kembali ke topik permasalahan mereka.
“Sir Max! bagaimana dengan listrik?” tanya Elio.
“Ada banyak bentuk energi, salah satu contohnya adalah listrik. Energi yang dibutuhkan banyak peralatan listrik, contohnya lampu. Energi listrik berubah menjadi energi cahaya. Lampu yang terus- terusan diberi energi akan terus menyala. Energi cahaya berubah menjadi energi panas,” jelas Allen Max panjang lebar seperti bukan dirinya.
Semua siswa tanpa terdiam mendengar penuturan Allen Max. Entah mereka sudah paham atau belum mengenai apa itu energi. Allen Max tidak begitu peduli. Misinya kali ini adalah empati. Dia fokus dengan misinya mengamati Elio Ludovic.
Energi yang mengalir di dunia ini tidak dengan pola yang kacau dan tidak dapat diprediksi, tetapi ada pola dalam cara terjadinya perubahan bentuk energi sepanjang waktu.
Allen Max mengamati apa yang terjadi dengan Elio yang terlihat bersungguh- sungguh menjadi seorang pelajar sekolah. Mengapa mendapat nilai ulangan rendah?
“Okay, keluarkan buku latihan dan kerjakan seluruh soal yang ada di halaman 34 sampai dengan 50!” tegas Allen Max.
_____'c
Hello! Mohon dukungannya setelah membaca cerita ini 🐼🐼
like komen ✔️
favorite jika suka
_______________
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Sukma
oh No, jadi ikutan belajar Ama Sir Max.
Energi dibutuhkan dalam pergerakan di alam ini.
2022-11-30
1