Setelah kejadian semalam, Sienna tidak hadir ke sekolah karena tengah melakukan acara pemakaman untuk pamannya yang dinyatakan meninggal tadi malam saat di tengah perjalanan menuju rumah sakit.
Sienna tidak menyangka doanya menjadi nyata lewat guru yang baru hari pertama di sekolah mereka sudah membuat kehebohan. Setelah tidak sengaja menemukan polis asuransi jiwa pamannya, Sienna berharap pamannya yang selalu mengganggunya segera menemui ajalnya.
Setelah kematian kedua orang tuanya, Sienna tinggal dengan nenek tirinya yang memiliki seorang putra.
Murray, guru kimia berkacamata tebal langsung putar balik badan masuk lagi ke dalam kantor guru begitu tidak sengaja melihat Allen Max yang sedang berjalan menuju kantor guru.
Allen Max langsung duduk di mejanya yang bersebelahan dengan meja Zoe Charlotte. Mejanya dipenuhi dengan tumpukkan lembar jawaban soal murid kelas 1-A.
“Kudengar Kau ada di rumah Sienna semalam. Apa yang Kau lakukan di sana?” bisik Zoe kepada Allen Max yang terlihat fokus melihat lembar demi lembar jawaban di atas mejanya.
“Makan siang,” jawab Allen Max apa adanya.
Zoe mencibir tak percaya. “Jangan membuat keributan di desa ini_”
“Dan berpura- pura tidak saling mengenal,” potong Allen Max melanjutkan kalimat yang sering didengarnya dari mulut Zoe. “Jadi jangan mengajakku berbicara,” ejek Allen Max.
Zoe melirik lembar kertas yang membuat dahi temannya berkerut bak jerut purut, “Mereka lebih pintar darimu soal pelajaran sekolah, lihat saja lembar jawaban Chad Lucco jika kau sendiri tidak tahu jawaban yang benar. Dia adalah juara olimpiade fisika,” katanya menyarankan agar Max menjadikan jawaban Chad Lucco sebagai kunci jawaban untuk memeriksa jawaban siswa yang lainnya.
Allen Max mencari lembar kertas bertuliskan Chad Lucco di antara tumpukkan kertas.
“Misi baru telah tersedia,”
[ Time Remaining: 60 Seconds
(Lihat Misi) (Belanja Item)]
Layar sistem kembali muncul di hadapan Allen Max, dengan semangat ia menekan tombol belanja item.
[ Poin: 200
Item tersedia:
(Salesman 100 poin) (Ballerina 100 poin) (Tailor 100 poin) (Singer 100) (Pianist 100)(Geisha 100)]
“Apa? Mengapa tidak ada item physicist?” Bisik Allen Max kepada Layar sistem.
[ Misi Anda : Baca sebelum berpikir]
Dasar layar tidak berguna! Batin Allen Max.
Max kembali melihat lembar jawaban Chad Lucco dengan serius dan dahi berkerut. “Percepatannya tidak sama dengan nol,” gumamnya.
“Kau bicara apa?” tanya Zoe yang tidak begitu jelas mendengar apa yang dikatakan Max.
“Ada perubahan gerak pada sistem!” kata Max dengan menguatkan volume suaranya.
Teriakan Max mengganggu ketenangan guru- guru lain yang juga melakukan aktivitas masing-masing.
Max tertawa seperti mendapatkan harta karun, “Aha!! Kena kau! Akhirnya ada jawabannya yang salah.”
“Dia siswa yang paling pintar di kelas 1-A. Jika dia tidak bisa mengerjakan soal itu dengan benar, maka yang lain juga tidak. Fokus saja dengannya,” kata Murray, guru kimia berkacamata tebal.
“Ya itu benar,” timpal Zoe sembari berdiri dari duduknya, “Saya pulang duluan, Mr. Murray,” Zoe pergi meninggalkan keduanya.
“Saya juga pulang duluan Mr. Max,” ucap Murray, dan berjalan menyusul Zoe.
Allen Max melihat ke sekitanya, hanya dirinya seorang yang masih tertinggal di kantor guru. Dia tidak bisa pulang karena dia harus memeriksa seluruh lembar jawaban muridnya. Bukan karena Allen Max berdedikasi tinggi sebagai guru, tetapi karena Layar sistem yang terus memukulnya.
Tok! Tok! bunyi ketukan pintu merambat masuk ke telinga Max. Namun karena saraf berpikir Allen Max yang terlalu fokus dengan soal fisika, otaknya tidak merespon bunyi yang menembus gendang telinganya.
“Sir. Max!!” Kepala Sienna tiba- tiba muncul dari balik meja kubikel Max.
“Akh!!” teriak Max kaget. “Apa yang kau lakukan di sana?” katanya setelah kagetnya mereda.
Sienna meletakkan sebuah bungkusan di atas meja kerja Max, “Nenek saya meminta saya untuk memberikan ini kepada Anda, dia ingin mengucapkan terima kasih karena Anda telah mencoba membantu menyelamatkan putranya yang tercebur ke dalam sumur,” jelasnya.
“Terima Kasih!” ucap Max sembari menggeser bungkusan yang baru saja diletakkan di atas mejanya ke tepi meja, “Sudah pergi sana!” dia mengusir Sienna dengan tangan kanannya.
Sienna tersenyum mencibir, “Apakah Anda kesulitan memeriksa lembar jawaban Kami?” tanya Sienna bernada ejekan.
Bocah ini?! Batin Max kesal
“Nenek saya adalan pensiuanan guru fisika, dia tidak memiliki apa- apa selain buku- buku fisika,” jelas Sienna singkat mengenai sejarah hidup neneknya. “Kalau begitu, saya permisi Sir. Max,” katanya kemudian pergi meninggalkan kantor guru.
Sepeninggalan Sienna, Max melirik bungkusan yang tadi dikesampingkannya. Dia membuka bungkusan yang ternyata isinya adalah sebelas jilid buku fisika.
“Apa?” desis Max takut, seperti melihat catatan hutang. “Hoi, Layar sialan! Apakah kau ingin aku membaca semua buku ini?” tanyanya ngeri.
Allen Max mulai membaca buku tebal itu, dengan memilih bab-bab yang bisa dia baca. Daripada tidak bisa pulang karena Layar sistem terus mengawasinya untuk belajar.
Sore hari Allen Max akhirnya selesai memeriksa semua lembar jawaban murid. Dia merenggangkan badannya, dan melihat ke arah layar.
Tidak ada yang berubah. Artinya misinya belum selesai. Max menajamkan matanya, mungkin tulisan misi selesai tidak terlihat oleh mata lelahnya. Namun Layar sistem itu tetap menampilkan susunan kombinasi satu dan nol yang berbentuk mata yang tertutup.
Apa layar sialan itu sedang tidur?
Max berjalan mengendap- endap menuju pintu keluar. Dia harus segera kabur jika tidak ingin mendapat pukulan Layar sistem.
****
Allen Max tinggal menumpang di rumah Berta Eleno untuk sementara. Gudang yang masih dipakai untuk menyimpan perkakas milik mendiang suami Berta, di sulap menjadi kamar Max. Suami Berta adalah seorang pengrajin kayu.
Sebuah e-mail masuk ke laptop milik Zoe yang ia curi, setelah baru saja Max mengidupkan laptopnya.
Baldoni, adalah seseorang yang bertindak sebagai penghubung antara eksekutor dan klien. Singkatnya dia adalah seorang agen pembunuh bayaran. Dia mengirim surat elektronik kepada Max. Sebuah target yang harus dimusnahkan oleh Max.
Allen Max membuka file yang dikirim Baldoni. Dia sedikit terkejut melihat foto target yang dikirimkan untuk nya. Foto itu adalah foto Chad Lucco. Tanpa menyelidiki targetnya, Max tahu Chad Lucco adalah salah satu muridnya. Max langsung memutuskan untuk menolak pekerjaannya kali ini.
Allen Max : Tolak
Baldoni : $150,000
Allen Max : Tolak
Baldoni : $250,000
Allen Max : Tolak
Max tidak menerima target anak di bawah umur. Dia hanya menerima target yang telah melakukan banyak kejahatan. Meskipun Max menolak target, bukan berarti target tersebut aman. Baldoni akan mengirimkan informasi target kepada eksekutor lain.
Di saat situasi seperti ini, Max akan beralih profesi menjadi pemberi jasa keamanan untuk target yang ia tolak.
Tetapi, siapa orang yang ingin menghilangkan Chad Lucco, dan mengapa? Batin Allen Max penuh tanda tanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments