Dewa Kematian Selesai

Sienna yang masih diikuti oleh Max berbelok masuk ke sebuah gang kecil.

Sesampainya di gang itu, Max kehilangan jejak Sienna. “Sial!” desisnya, ia semakin kesal karena kepalanya terus dibentur oleh layar hologram yang ternyata tidak memiliki kesabaran.

Allen Max berjalan terus menelusuri lorong gang dan berbelok berdasarkan instingnya sebagai kepala gangster yang cukup memiliki pengalaman.

Instingnya membawa Max menemui Sienna yang tengah berdiri di depan sebuah rumah kumuh.

Gadis itu terlihat ragu untuk masuk ke dalam rumah tersebut. Dia segera masuk ke dalam rumah itu setelah mendengar suara benda jatuh dari dalam rumah.

“Nenek! Duduk saja di dalam kamar, tunggu Sienna pulang,” kata Sienna sembari menuntun seorang nenek kembali masuk ke dalam sebuah kamar.

Suara sienna dapat didengar oleh Max yang bersembunyi di balik dinding rumah kumuh itu. Dia tinggal dengan seorang wanita tua?

“Hoi! Layar sial! Berhentilah memukulku! Apa kau juga ingin wanita tua itu mati kering sendirian di rumahnya?!” bisik Max pada layar yang hanya bisa dilihat olehnya.

[ Jalankan misimu dengan benar, Bodoh!]

Sementara Allen Max saling berdebat dan saling hajar-menghajar dengan layar hologram, seorang pria dewasa masuk ke dalam rumah yang sedang mereka amati.

“Prank!” Suara benda jatuh menghentikan perdebatan antara Allen Max dan Layar sistem.

“Apa anak itu sudah mati?” ucap Max dan bergegas menerobos masuk ke dalam rumah intaiannya.

Max berpikir jika ia tidak menghabisi nyawa Sienna, maka misinya adalah menyaksikan kematian Sienna.

Sementara di dalam rumah, pria asing itu terlihat ingin melakukan perbuatan pelecehan terhadap Sienna.

“Apa kau akan membunuh anak itu?” suara tanya Max menghentikan pria asing yang sedang mencoba menarik kerah baju Sienna.

Pria itu menoleh ke arah Max, “Siapa kau?”

“Aku? Seorang penonton,” jawab Max enteng.

“Luigi! Kau sudah pulang?” suara tanya seorang wanita tua terdengar dari dalam sebuah kamar.

“Ya Bu! Mari kita makan bersama,” pria asing itu menjawab panggilan yang ternyata dialamatkan untuknya.

“Ibu?” gumam Max bingung. Jadi pria asing ini pemilik rumah?

“Mengapa Pak guru ada di rumah saya?” tanya Sienna bernada bingung.

“Pak guru?” kali ini giliran Luigi yang bingung.

Untuk menetralisir kebingunan ketiganya, mereka memutuskan makan bersama.

Selesai makan, Max pamit pulang untuk melanjutkan perdebatannya dengan layar sistem, dan Sienna menuntun neneknya yang ternyata buta, kembali masuk dalam kamar.

Gadis itu membawa semua piring kotor bekas makan mereka ke halaman belakang untuk dicuci. Tempat mencuci terletak di halaman belakang dengan sebuah sumur.

“Apa kau melaporkanku kepada gurumu?!” tiba- tiba Luigi menghampiri Sienna untuk meminta penjelasan mengapa Allen Max ada di rumah mereka.

“Tidak Paman,”

Luigi yang tidak percaya dengan jawaban Sienna, menarik rambut gadis itu, “Pikirkan lah jika Aku tidak ada, siapa yang akan memberimu makan dan membiayai sekolahmu!”

“Iya Paman,” lirih Sienna.

Allen Max yang ternyata masih berada mengintai Sienna, mendengar percakapan Sienna dengan Luigi dari tempat persembunyiannya.

“Jadi siapa yang harus aku bunuh?” Allen Max meminta bocoran petunjuk mengenai misinya kepada layar sistem. Akhirnya ia sadar jika misinya adalah membunuh salah satu dari ketiga penghuni rumah tersebut, untuk menyelesaikan masalah di keluarga itu.

“Wanita tua itu?” tanya Allen Max, dan lagi- lagi layar sistem tidak sabaran itu memukul kepala Max.

[Berpikirlah yang benar, Bodoh!]

“Mengapa kau memukulku? Aku benar kan? Permasalahannya anak itu juga harus menjaga neneknya!” gerutu Allen Max.

Tidak sengaja Max menyenggol sebuah balok kayu yang disandarkan di dinding rumah. Balok kayu yang jatuh menimpa sebuah ember tampungan air hujan berisi air hingga airnya tumpah, dan menimbulkan suara berisik yang terdengar oleh Luigi dan Sienna.

Allen Max keluar dari persembunyiannya dari balik tembok samping rumah, “Sepertinya Aku tersesat, dan kembali lagi ke rumah ini,” jawab Max asal.

“Kalau begitu, saya akan mengantar Anda, Pak guru,” usul Luigi. Dalam hatinya ia berniat membunuh Max karena khawatir dirinya akan dilaporkan kepada penegak hukum.

Saat berjalan melewati sumur, tanpa sengaja Luigi mengijak sebuah sabun batangan yang tadi tersapu oleh aliran tumpahan air hujan. Luigi kehilangan keseimbangan membuat tubuhnya condong ke samping kiri yang pas bersebelahan dengan sumur.

Jleburr! Luigi jatuh masuk ke dalam sumur.

Sienna yang tidak jauh dari sumur segera melihat kondisi terkini Luigi, “Apakah dia akan mati?” tanyanya cemas kepada Allen Max.

Allen Max melihat ke arah layar sistem yang juga ikutan melihat ke mulut sumur.

“Hoi! Paman Sienna! Apakah sudah mati?!” Teriak Max

“Tolong!” raungan dari dalam sumur menggema keluar.

Allen Max menjatuhkan ember yang menggantung di katrol. Ember itu tidak sengaja mengenai kepala Luigi, dan membuatnya tercebur kembali.

“Tolong!!” teriak Allen Max berusaha untuk tidak mencari bantuan.

“Ck…” Sienna mencibir Allen Max. Guru gila.

Teriakan Allen Max yang seperti tidak niat itu akhirnya samar terdengar oleh seorang penduduk desa yang tidak sengaja melintar di depan rumah keluarga Sienna.

Penduduk desa itu segera memanggil kepala lingkungan desa untuk meminta bantuan. Sesampainya di kantor desa, kepala desa pergi meminta bantuan kepada aparat yang berwajib. Sesampainya di kantor aparat yang berwajib, petugas dengan segera menghubungi petugas pemadam kebakaran untuk segera menyelamatkan salah satu penduduk desa yang tercebur ke dalam sumur di halaman belakang rumahnya.

Bunyi serine mobil pemadam kebakaran dengan cepat menuju Desa Piedmone. Melintasi medan yang penuh rintangan dan tantangan karena beberapa sapi terlihat santai berjalan beriringan di jalanan menuju Desa Piedmone yang terletak paling ujung.

Akhirnya setelah matahari tenggelam di ufuk barat, petugas pemadam kebakaran berhasil mencapai rumah keluarga Sienna.

Proses evakuasi Luigi segera dilakukan dengan menurunkan tangga ke dalam sumur. Seorang petugas yang menggunakan sebuah helm dengan lampu senter dan membawa tali, turun ke dasar sumur.

Proses evakuasi tidak berlangsung lama, hanya dalam waktu sepuluh menit Luigi berhasil diangkat ke atas.

Luigi yang terlihat tidak sadarkan diri segera dibaringkan di atas tandu ambulan. Petugas medis dengan cepat memasangkan alat pemberi nafas buatan kepada Luigi, dan dengan cekatan memompa tabung alat tersebut. Petugas lainnya memasangkan papan penahan tulang di leher Luigi, khawatir jika nanti tulangnya bergeser.

Luigi segera dimasukan ke dalam ambulan, terlihat seorang petugas melakukan kejut jantung kepada Luigi sebelum salah seorang temannya menutup pintu.

Mobil ambulan itu segera pergi meninggalkan kediaman Sienna yang dipenuhi cahaya lampu senter dari beberapa penduduk desa yang ikut menyaksikan proses evakuasi Luigi.

Satu persatu penduduk desa mulai berjalan pulang ke rumah masing-masing, meninggalkan Allen Max, Sienna Daniel, dan nenek Sienna.

[ Misi selesai

Anda mendapat 50 poin

Misi selanjutnya : sedang mencari….

(Belanja Item)]

“Begitu saja? Misiku selesai tanpa melakukan apapun,” gumam Max dengan senyum sombongnya.

Sienna menuntun neneknya masuk ke dalam rumah, “Paman akan baik- baik saja, Nek. Ayo kita masuk,” dia tersenyum tipis.

Terpopuler

Comments

Mak Aul

Mak Aul

max lu ngeselin 😂 telmi banget dah . Untung gak di ceburin ke sumur Ama sistem

2022-11-28

2

Zafrullah Effendy

Zafrullah Effendy

good....

2022-11-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!