Cesare Bocci, membawa Guido Alberti ke kelas 1-A. Ia tidak menerima Guido Alberti, seorang remaja yang sudah tiga tahun putus sekolah. Guido hanya memiliki diploma sekolah pertama. Tetapi apa boleh buat, dan hendak dikata.
Ia hanya bisa berharap Guido Alberti tidak membuat masalah dikelasnya, dan tidak mendapat nilai rendah disemua subjek pelajaran.
Cesare memperkenalkan Guido Alberti, di depan kelas. Kehadirannya tidak begitu mendapat perhatian dari para siswa. Mereka hanya melihat Guido sekilas dan kembali lagi membahas soal- soal olimpiade sains.
“Silahkan duduk di bangku kosong ujung sana!” perintah Cesare kepada Guido. Ia menunjuk sebuah bangku kosong paling belakang yang bersebelahan dengan pintu masuk kedua.
Guido mengabaikan Cesare, ia berjalan menuju ke sebelah bangku yang dekat dengan jendela, “Hei kau, menyingkirlah!” tegasnya kepada siswa yang duduk di sebelah Chad Lucco.
Siswa yang ia hardik langsung membereskan buku- bukunya dan segera pergi meninggalkan bangkunya. Ia memilih duduk di bangku kosong yang ditunjuk Cesare. Siswa itu tidak ingin membuang- buang waktu meladeni apalagi bertengkar untuk hal- hal yang tidak penting, lebih baik ia menggunakan waktu berharganya untuk belajar.
Guido yang sudah duduk di bangku hasil rampasannya, menatap Cesare dengan tenang. Dia siap menerima pelajaran di sekolah barunya.
Siswa baru itu, sama menakutkanya dengan Mr. Max. Batin Cesare tidak tenang.
Tak! Tak!
Cesare memukul meja dengan rol kayu yang selalu dibawanya.
“Lekas simpan buku, dan ke lapangan. Lari sepuluh putaran!” teriak Cesare. Ia ingin menunjukkan kepada siswa barunya, bahwa dia adalah guru yang keras.
Serentak seluruh siswa menyimpan semua buku- buku mereka kecuali Guido, itu karena dia belum mengeluarkan isi tasnya.
***
Seluruh siswa yang sudah mengenakan pakaian olah raga telah berkumpul di lapangan. Kecuali Guido yang tidak berpakaian olah raga, kerena ia belum memiliki pakaian olahraga.
Guido selalu berlari di sebelah Chad.
Chad mempercepat larinya, Guido ikut mempercepat larinya. Chad memperlambat larinya, Guido ikut memperlambat larinya. Chad istirahat sejenak dan minum air, Guido juga ikut istirahat dan minum air.
Bahkan Chad tidak berani pergi ke toilet sendirian untuk buang air kecil, padahal ia sudah sangat ingin buang air kecil. Sudah di ujung- ujung ingin keluar. Ia takut Guido adalah orang yang mencoba mencelakainya.
Saat terdesak, tidak ada teman sekelasnya yang ingin buang air ke toilet, ujung mata Chad menangkap sosok Allen Max sedang berada di atas pohon rambutan yang tumbuh di sudut lapangan bola kaki.
Bukannya Aku sudah membayar guru Max? Batin Chad. Ia berjalan menghampiri Allen Max.
“Sir Max!”
Lagi- lagi Allen Max tidak bisa tidur dengan tenang. “Apa? Apa?!”
“Itu, ada murid baru yang sepertinya ingin mencelakaiku,”
Allen Max melompat turun dari atas pohon, dan melihat ke arah Guido yang berdiri di tengah lapangan menatap dingin ke arah mereka berdua.
“Hoi Bocah! Apa kau ingin membongkar rahasiaku?” hardik Allen Max, “aku ini hanyalah guru biasa, yang memiliki jiwa dan fisik yang lemah. Kau harus ingat itu.”
Apanya yang rahasia? Pak guru, semua orang di sekolah ini sudah tahu bahwa Anda adalah seorang gangster. Batin Chad bertanya bingung.
“Baik saya mengerti, Sir Max. Saya ingin buang air kecil, dan siswa baru itu selalu mengikuti saya,” terang Chad.
“Dia akan menjadi pengawalmu,” jelas Allen Max singkat.
“Siswa baru itu?” Chad menoleh menatap Guido yang tetap bergeming di tempatnya. Meskipun siswa lain sedang bermain bola di lapangan, ia tidak peduli dengan bola yang sesekali mengenainya.
Walaupun keberadaannya mengganggu teman sekelasnya yang sedang bermain bola, tidak ada yang berani mengusirnya.
“Hmm… Sebagai gantinya kau harus membantunya untuk bisa lulus di setiap ujian semester, dan sampai lulus sekolah.”
“Apa?”
Pak guru, aku butuh seorang pengawal… jerit batin Chad.
“Selamat belajar!” ucap Allen Max. Ia berencana ingin pergi mencari tempat beristirahat yang lain, namun keburu ditemukan oleh Layar Sistem.
“Layar Siaal!! Jangan memukulku!” pekik Allen Max yang sedang berjalan meninggalkan Chad.
“Apakah aku juga harus merahasiakan tentang Pak guru Max yang suka berbicara sendiri?” gumam Chad melihat kepergian Allen Max.
Chad segera berlari menuju toilet, ia hampir saja lupa tentang dirinya yang ingin buang air kecil. Guido juga turut mengikutinya.
Kepergian Guido membuat teman sekelasnya merasa damai, akhirnya mereka bisa bermain bola dengan nyaman di lapangan tanpa ada penghalang yang berdiri di tengah lapangan.
Guido adalah anak buah Allen Max yang termuda, usianya baru memasuki 18 tahun. Dia resmi menjadi pengikut setia Max delapan tahun lalu. Guido adalah anak dari wanita yang mati dibunuh oleh eksekutor lain. Saat tiba di rumah orang tua Guido, Max menemukan Guido kecil yang berdiri diam melihat jasad ibunya yang mengenaskan.
Singkatnya Max membawa Guido, selain kerena Guido memiliki bakat, mereka juga memiliki musuh yang sama. Eksekutor yang membunuh ibunya Guido adalah orang yang sama dengan pembunuh kedua orang tua Max.
Allen Max memanfaatkan Chad untuk membantu Guido melanjutkan sekolahnya, dan Max juga memanfaatkan Guido untuk menjadi pengawal Chad.
Sungguh kombinasi yang sempurna, Batin Allen Max tertawa senang. Ia mendapatkan bayaran sebagai guardian tanpa harus repot- repot turun tangan langsung.
Tawanya terhenti karena Layar sistem memukul kepalanya.
[Misi Anda : Empati]
[Jangan banyak tertawa tidak jelas!]
“Berhentilah menggangguku!” kesal Allen Max. “Siaal! Jam istirahatku hampir berakhir!”
Layar sistem terus mengikuti Allen Max hingga kembali ke kantor guru. Ia berpapasan dengan seorang ibu- ibu yang kemunginan besar adalah orang tua murid. Ibu itu baru saja keluar dari ruang guru.
Allen Max tetap berjalan kesal, ia terlihat tidak peduli saat orang tua siswa itu menyapanya.
Setibanya di mejanya, Allen Max mencari berkas profil Elio Ludovic.
Elio Ludovic, masih memiliki kedua orang tua yang utuh. Anak kedua dari tujuh bersaudara. Pekerjaan kedua orang tuanya adalah petani. Saat naik ke kelas dua, ia menjadi siswa yang nilainya paling rendah.
Elio Ludovic, Elio Ludovic. Pikiran Allen Max terus mencoba mengingat-ingat siswa yang memiliki masalah nilai pada semua subjek pelajaran.
Kelas yang menjadi tanggung jawab Allen Max adalah kelas yang diisi oleh siswa- siswa yang tidak memiliki prestasi. Jika nilai akademik seluruh siswa di kelasnya menjadi tanggung jawab Allen Max, ia merasa beruntung hanya ada satu siswa yang bermasalah di kelasnya.
Yaitu Elio Ludovic.
“Elio Ludovic!” teriakan Allen Max membuat para guru yang juga sedang berada di ruang guru menjadi terkejut batin.
Mereka mengira Allen Max akan menghajar Elio Ludovic kali ini, mengingat ketika insiden kemarin satu satunya siswa yang tidak menjadi korban keganasan Allen Max adalah Elio Ludovic.
____________
Hello! Mohon dukungannya setelah membaca cerita ini 🐼🐼
like komen ✔️
favorite jika suka
_______________
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Ina Yulfiana
next semngt
2022-10-19
2