Lasmi terpaku di ambang pintu, kedua tangan meremas ujung dasternya yang lusuh. Sorot mata tertuju pada gadis manis yang tengah mencelupkan test pack ke dalam wadah berisi cairan urine.
“Tidak hamil, Bu.” Kenanga masih berusaha mengelak.
“Celupkan yang benar!” tegas Lasmi. Tatapan tajamnya itu tak berpindah. Bahkan, dia tak berkedip takut dicurangi putrinya sendiri. “Ibu pernah muda, tahu rasanya hamil seperti apa, Nga. Jangan membohongi Ibu.”
Kenangan membeliak. Berbalik, dia hampir menumpahkan cairan urine dari wadahnya.
“Eits, jangan coba-coba melakukan kecurangan!” tegas Lasmi, mengarahkan telunjuk dan mengirim ancaman.
“Aku tidak curang. Aku tidak hamil, Bu. Hamil apanya, punya pacar pun tidak. Ini hanya masuk angin biasa. Akhir-akhir ini aku bekerja terlalu keras. Ada reward yang mau kukejar.” Kenangan memberi penjelasan.
“Tidak perlu menipu. Rewat riwet rewat riwet. Jangan pikir Ibu tidak tahu. Paling juga dispenser lagi.” Lasmi berkata ketus. Bibir berayun sejak tadi, mengoceh tak jelas. “Dispenser murah. Jangan berbohong. Ibu sudah tahu. Cek keliling, tidak ada yang kenal merk itu.” Lasmi masih menyembur, menumpahkan kekesalannya.
“Bu.” Kenanga masih mencelup sembari menjelaskan.
“Kenapa? Jangan mempermainkanku lagi. Ibu memang tidak sekolah, bukan berarti kamu bisa menipu seenaknya.”
“Bu ….” Kenanga menciut. Tanpa sadar mencelupkan test pack ke dalam wadah dan melewati garis batas.
“Ei, ei, jangan dicelup semua. Memang kamu pikir sedang mengukur apa?” Kekesalan Lasmi memuncak ketika mendapati sang putri kesayangan tengah mengulur-ulur waktu. Seperti sengaja menghindar dan tak mau melakukan apa yang diminta.
“Bu, ini tidak benar. Aku ….”
“Celup yang benar! Jangan coba-coba menjatuhkannya. Aku tidak akan berhenti sebelum memastikan isi di dalam perutmu.” Suara Lasmi terdengar menggelegar, mengusik Sandi yang sejak tadi menonton dari kejauhan.
“Tidak ada, Bu.” Kenanga tampak gugup. “Ini … ini hanya kekenyangan.”
“Jangan berbohong. Angkat dan berikan padaku. Mana, aku yang akan memastikan sendiri. Aku sudah tidak percaya lagi padamu, Nga.” Lasmi mengulurkan tangan, meminta test pack yang setengah basah tersebut agar diserahkan padanya.
“Tidak ada, Bu. Ini tidak ada garis apa-apa.” Kenanga berusaha mengelak. Menatap ujung test pack yang basah dan mulai bergerak. Samar-samar mulai tampak garis walau belum terang benderang.
“Berikan padaku!” Lasmi melangkah masuk dan menyambarnya dari tangan sang putri. Awalnya, wanita tua itu masih bersikap santai sambil sesekali menatap putrinya. Namun, raut wajahnya berubah redup dan berakhir dengan terkejut ketika dua garis nyata melintang rapi di latar putih bersih.
Kenanga membeku. Masih tak terlalu yakin dengan apa yang dilihat ibunya.
“Kamu bilang ini tidak mungkin?” Tangan berhias keriput itu tampak bergetar. Test pack bergaris dua merah menyala terpampang di depan mata. “Ini yang kamu katakan tidak mungkin. Ini maksudnya apa, Nga?”
Bayangan Kana dan Erlang melintas di dalam benaknya. Kepala berdenyut, tubuh terasa tak bertenaga. Semua kebahagiaan yang sudah di depan mata mendadak sirna. Jiwa dan raga tak bisa diajak bekerja sama. Semua seakan berontak dan mengacaukan pikiran Lasmi.
Kenanga hamil.
Perjodohan batal.
Pernikahan gagal.
Aku batal jadi orang kaya.
Aku gagal tinggal di rumah mewah.
Kalimat-kalimat itu berdesakan dan membuat kesadarannya timbul tenggelam. Kaki tak sanggup menahan berat tubuh, dunia terasa berputar kencang. Lasmi terjatuh di ujung usahanya untuk tetap tegar dan berdiri tegak. Terkulai di lantai kamar mandi yang sempit dengan ubin tuanya.
“Bu.”
Kenanga panik. Buru-buru bersimpuh mendekati ibunya yang sedang berjuang menarik napas. Mata membuka, mulut ternganga. Wanita itu masih sadar walau dalam keadaan tak normal.
“Bu.” Bermaksud mengusap wajah Lasmi, gadis itu tak menyadari wadah urine yang masih di dalam genggaman. Di saat panik, dia menumpahkan cairan bening kekuningan tersebut di wajah ibunya dan membuat perempuan tua itu menjerit kencang. Kesadaran yang sempat timbul tenggelam tiba-tiba kembali dalam hitungan detik. Sesak di dada mendadak lenyap.
“ANGA!” jeritnya. Cairan itu membasahi wajah dan sebagian mengalir masuk ke dalam mulut.
...🍒🍒🍒...
Mampir di karya temanku, ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
🍁ɴᷠɪͥʟͤᴜᷝᴅͣ❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
nah bu lasmi siap jadi artis belum nih , kalo tetangga tau kenanga hamil gimana ya
2023-10-17
0
Rini Eni
moodbooster nih nopel
2023-10-06
0
Ashrya AN
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤲
2023-05-19
0