“Nanti, kalian harus ikut.” Sandi berpesan pada kedua putrinya. “Jangan ada alasan apa pun. Hari ini libur. Anga tidak kerja, Uni juga tidak ke kampus.”
Kenanga dan Seruni saling melempar tatapan. Duduk bersisian, keduanya bak langit dan bumi. Sang kakak yang selalu tampil sempurna tampak cantik pagi itu. Gaun motif floral sangat serasi di tubuh ramping dengan kulit sawo matang. Rambut pirang sepinggang dibuat bergelombang besar, menjuntai indah setiap empunya menggerakkan kepala. Belum lagi riasan tipis dengan sapuan gincu merah delima di bibirnya yang merekah penuh. Sangat kontras dengan gadis sederhana berkepang dua di sebelahnya.
Seruni, postur lebih mini. Kulit putih bersih dengan rambut hitam pekat yang selalu dikepang atau diikat tinggi. Lebih suka tampil kasual tanpa make up, hanya diusap bedak Kelly. Tak terlihat menonjol, putri bungsu ini lebih sering bersembunyi.
Pria tua yang sedang menikmati nasi goreng buatan Seruni, menoleh ke sebelah. Istrinya senyum-senyum sendiri. Tatapan tak berisi, empunya sedang merangkai mimpi. Melepas sendok di tangan, suara denting membentur piring kaca memecah ilusi. Lasmi tersentak, mata membeliak.
“Ada apa, Pak? Menggangguku saja!” gerutu wanita tua yang pagi ini tampak sedikit lebih cantik dibandingkan biasanya.
“Memanggilmu pulang. Takutnya tersesat terlalu jauh.”
Lasmi tersipu malu.
“Mimpi boleh, tapi jangan terlalu tinggi, Bu. Kalau sampai jatuh, paling tidak masih selamat dan bernapas.”
“Ah, Bapak.” Lasmi menghentikan lamunannya.
Di tengah obrolan pasangan suami istri tersebut, tiba-tiba terdengar suara menyela. Kenanga yang sejak awal membisu, mendadak bersuara. Nada merdu mendayu itu terkesan merayu.
“Pak, tapi aku mungkin sedikit terlambat Aku ada janji dengan teman. Mungkin, nanti aku menyusul ke sana.”
“Lo! Kamu mau ke mana? Ini teman baik Bapakmu dari Jakarta. Kalau bisa, batalkan saja pertemuan dengan temanmu. Bisa lain hari, ‘kan?” Lasmi tiba-tiba menegur. Senyum yang sempat terbit, menyurut seketika. Mimpi yang dirangkai, terburai dan berantakan. Mobil di dalam angannya berganti sepeda motor butut Sandi yang setiap pagi mengepulkan asap tebal di teras rumah dengan suara knalpot cemprengnya.
“Aku tidak enak, Bu. Ini teman atasanku dari Jakarta.” Mencoba merayu sekaligus menipu, sang ibu akan berbinar setiap dia menceritakan teman-temannya dari kota yang memiliki kekayaan berkali-kali lipat di atas mereka.
Sayangnya, reaksi Lasmi berbeda kali ini. Dengan suara tegas, penolakan itu dikumandangkan. “Tidak, batalkan saja, Anga. Teman bapakmu ini lebih penting.”
“Tapi, Bu. Tidak enak. Mereka juga datang dari Jakarta dengan harapan bisa bertemu denganku. Ada dua , yang satunya itu pemilik pertambangan batu bara di Kalimantan.”
“Hah!” Lasmi tersentak dan tersedak. Nasi goreng yang sedang dikunyah meluncur keluar sebagian dan memancing perhatian semua orang yang tengah menikmati sarapan di meja makan. Sandi buru-buru menepuk punggung istrinya, sedangkan Seruni menyodorkan segelas air putih untuk meredam batuk. Kenanga si pangkal masalah tampak mengulum senyuman manis.
“Sudah, kamu boleh pergi. Tapi, nanti susul kami di restoran. Tidak enak dengan Tante Kana. Keluarga kita dengan mereka itu sudah seperti keluarga walau jarang berjumpa. Pengusaha semen dari kota, bukan orang sembarangan. Kalau jauh-juah ke Bandung ingin bertemu, pastinya ….” Sandi belum sempat menyudahi, sang istri telah memotong tanpa permisi.
“Mau mencari jodoh untuk anak laki-laki mereka.” Lasmi melontarkan kalimat yang tak seharusnya. Sontak kedua putrinya tercengang bersamaan.
“Bu, apa-apaan ini?” Sandi melotot.
“A … apa benar begitu, Pak?” Kenangan membuka suara.
Kalau orang kota mau mencari jodoh untuk putranya, sengaja jauh-jauh ke desa, bisa dipastikan … harus waspada. Laki-laki sempurna pasti tidak akan mau memperistri gadis kampung seperti kami. Apa dia cacat?
Kenanga bergidik.
Andai tidak cacat pun, aku yakin banyak kurangnya dibandingkan kelebihan.
“Aku masih ingin mengejar S2, Uni saja. Dia sudah sangat memenuhi kriteria istri yang baik. Cantik, pintar memasak, pintar mengurus rumah, pintar mengurus suami. Pokoknya terbaik di bidangnya.” Kenanga memuji adiknya sembari mengusap punggung Seruni.
Lasmi yang berharap banyak pada putri kandungnya itu sontak ternganga.
“Uni tidak cocok. Lagi pula, Uni sudah punya pacar, ‘kan? Anak juragan dari kampung sebelah. Kamu masih sendiri, belum ada pendamping. Masalah kuliah, setelah menikah juga bisa melanjutkan di Jakarta. Bahkan bisa kuliah ke luar negeri kalau mau. Calon besan kita ini bukan orang sembarangan.” Lasmi semakin larut dalam pembicaraan. “Pabriknya seantero negeri.”
“Bu!” Sandi membentak istrinya. “Apa-apaan ini? Aku sendiri tidak tahu jelas apa tujuan mereka ke sini. Kenapa belum apa-apa sudah bicara seperti ini? Kalau sampai tidak ….”
“Ya, tidak apa-apa, toh? Namanya bermimpi, berandai-andai. Gratis, Pak. Kalau diminta bayar, baru pusing cari pinjaman.”
Sandi menggeleng menahan kesal, istrinya tersenyum semringah bahagia.
...🍒🍒🍒...
“Ke mana dia? Aku sudah katakan jangan pulang malam, eh dia pulang pagi!” Erlang berjalan mondar-mandir di teras rumahnya. Sudah berpakaian rapi, ditemani secangkir kopi. Di halaman rumah, sebuah sedan hitam sedang meraung pelan. Sengaja dipanaskan, sebelum dibawa bepergian jauh.
Fajar menyingsing di ufuk timur. Kilau keemasannya menampar bumi, menebar kehangatan. Pucuk-pucuk daun masih basah berembun, cairan kristal berayun indah menyapa sang surya.
“Kurang ajar!” umpatan demi umpatan keluar dari bibir pria tua yang sedang mencari pelampiasan amarah.
Suara ketukan sepatu pantofel hitamnya terdengar teratur dan baru berhenti ketika gerbang rumahnya terbuka lebar. Salah satu mobil sport kesayangan muncul dengan lampu depan menyilaukan mata.
“Ah, akhirnya si pembuat masalah pulang juga.” Erlang menatap lekat ke arah mobil hitam yang berhenti di samping pohon pucuk merah. Tepat saat pintu sisi sopir terbuka, pria tua itu membeliak. Tak seperti harapannya dan ini benar-benar di luar dugaan, Beralih menatap plat nomor untuk memastikan, dahinya berkerut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Andi Nurul
😍😍😍😍😍😍😍
2023-12-17
0
🍁ɴᷠɪͥʟͤᴜᷝᴅͣ❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
duh bu lasmi udah ngarep banget ya kalo kenanga bakal diambil jadi menantu
2023-10-17
0
N Wage
pake kelly???
kelly yg cream itu kan?mengkilat dong tu muka.
2023-06-04
0