Kemeja Batik Pinjaman

Mas.”

Terlambat, wanita paruh baya itu tak sanggup mencegah Erlang menyiram putra kesayangannya. Tepat di ujung anak tangga, Wisely tergolek basah kuyup. Linangan air mengitari tubuh gagah yang kini tak berdaya.

Berdiri mematung, Kana bingung. Ingin marah, tetapi pada siapa. Memupuk kesal pun rasanya percuma. Pemandangan seperti ini memang terbilang langka. Namun, acap kali dia mendapati pria berumur itu menahan gejolak amarah. Di usia senja, harusnya menikmati masa tua dengan anak dan cucu, menjalani hidup yang ringan tanpa beban.

“Mas, bukankah bisa menggunakan cara lain untuk menegur?” Menghela napas berulang, Kana melapangkan sabar. Di saat Erlang tenggelam dalam angkara, dia harus bisa bersikap seperti semilir angin yang menyejukkan jiwa.

“Hasilnya apa?” Ujung telunjuk terarah pada Wisely, mata memerah menahan emosi. Napas kempang-kempis, tarikannya panjang pendek tak beraturan. Baskom di dalam genggaman dibanting tanpa perasaan, dibiarkan memantul tak beraturan dan memecah keheningan pagi itu.

Kana terdiam.

Wisely adalah cerminan Erlang di masa muda. Dia paham sekali bagaimana ayah dan anak itu begitu serupa. Dari kebiasaan sampai kesukaan. Hanya saja, putranya belum bertemu dengan belahan jiwa yang bisa menuntun dan menemani dalam suka maupun duka. Tak banyak wanita yang bisa setia tanpa memandang harta mereka.

Bersimpuh, Kana merengkuh tubuh putranya setelah langkah lebar sang suami menjauh. Dibisikkan kata-kata menenangkan. Ada asa, ada impian, dan ada masa depan yang biasa dipinta dalam doa malamnya.

“Ayo, bangun. Mama yakin kamu bisa berguna. Bukan hanya sekadar mabuk dan menyusahkan, Buktikan pada Papa.” Kana berjuang mengangkat tubuh putranya dari lantai. “ Mama masih menaruh harapan besar, Mama percaya, Nak.” Kata-kata itu diucapkan dengan nada bergetar. Betapa saat ini wanita itu hancur berkeping-keping.

Andai bisa memilih, tentu akan mengikuti jejak Erlang. Namun, dia masih harus memperjuangkan Wisely hingga napas dan raga tak lagi sejalan. Selagi Tuhan memberi kesempatan untuknya tetap hidup di dunia, ikhtiar dan doa akan tetap ada untuk anak-anaknya. Setidaknya, dia tidak pergi dalam kesia-siaan, tidak meninggal dalam penyesalan.

Berusaha mengangkat tubuh Wisely dengan tenaga rentanya, tiba-tiba seorang pemuda datang menghampiri.

“Aku saja, Nyonya.” Pria yang baru saja melewati masa remajanya itu belum lama bekerja menjadi salah satu asisten Erlang. Ardi—putra dari sopir keluarga yang telah mengabdi bertahun-tahun dan kini dibawa ke Jakarta untuk mendapatkan kehidupan lebih layak setelah menamatkan SMK di Bangka Belitung.

“Di, tolong bawa ke kamar tamu saja.” Kana menunjuk kamar kosong tak jauh dari tempat mereka. Tak mungkin menuntun Wisely yang tak sadarkan diri itu ke lantai dua.

“Baik, Nyonya.”

“Minta asisten rumah ambilkan baju ganti. Bantu dia ganti pakaian. Basah semua, nanti masuk angin.” Kana menyapu seisi ruangan. Dia harus menyusul suaminya dan menenangkan pria tua yang sedang tergulung emosi. Bagaimanapun, ini bukan hal baru. Harusnya mereka sama-sama memahami. Wisely tidak bisa diperlakukan dengan kasar, apalagi diabaikan.

...🍒🍒🍒...

“Minta dia berpakaian rapi, jangan mempermalukanku saat di Bandung.” Erlang duduk di kursi taman belakang. Tubuh melengkung ke depan, kedua tangan saling menjalin di atas lutut. Tatapan pria berhias uban di pucuk kepala itu menerawang.

Tanpa melihat, dia sudah bisa menebak suara langkah kaki yang menghampiri dari arah belakang.

“Jangan marah-marah. Tidak baik untuk jantungmu, Mas.” Kana memeluk suaminya dari balik punggung, mendekap pria tua itu agar tenang. “Aku berkeyakinan … kalau usaha kita kali ini akan membuahkan hasil.”

Helaan napas berat dan panjang menyela obrolan. “Entahlah.” Ada nada putus asa di dalam ucapan singkat Erlang.

"Semoga. Tarik kembali kata-katamu, Mas. Ucapan itu doa. Harusnya jawab … semoga.” Kana mencium pipi keriput Erlang dan tersenyum. “Aku sudah meminta asisten rumah mencarikan pakaian untuk anak itu. Tapi, tak ada satu pun pakaian layak. Bayangkan, hanya ada kaus dan celana denim yang robek di mana-mana. Aku tak menemukan sepotong kemeja pun. Bagaimana ini?”

Bola mata Kana berputar, dia sedang berpikir keras mencari jalan keluar. Mereka tidak sempat belanja pakaian untuk Wisely.

“Pakai saja celana dan kemejaku. Pilih yang cocok untuknya.” Erlang mengusulkan.

“Mana ada, Mas. Tubuhmu sudah seperti buntalan lepet begini. Perutmu ini mengalahkan tabung gas melon. Mana bisa meminjam kemejamu,” ujar Kana. Tampak mata wanita itu menerawang, pikiran mengawang.

“Ah, koleksi batikmu saat masih muda.” Senyum Kana mengembang. “Ya, aku ingat. Aku masih menyimpan beberapa setel kemeja batik tulis dan celanamu saat masih gagah dulu, Mas.” Wanita itu berbinar.

“Ya sudah. Biar dia mengenakan itu saja. Walau corak dan model sedikit ketinggalan, setidaknya pernah jaya pada masanya. Lagi pula, banyak juga trend-trend lama naik kembali. Dijamin calon mertuanya langsung jatuh cinta. Auraku masih ada di sana.” Sejenak, Erlang melupakan resahnya.

“Benar juga.” Kana sudah membayangkan betapa gagahnya Wisely dalam balutan kemeja batik sang suami. Bertahun-tahun lalu, Erlang tampil menawan dengan pakaian-pakaian itu. Dia yakin kalau akan cocok dengan putranya.

“Kamu simpan di mana? Apa jangan-jangan sudah dimakan rayap?” Erlang tiba-tiba bertanya.

Mengurai dekapan, Kana menghempaskan bokong di samping suaminya. “Tidak. Aku menyimpan di lemari, Hanya saja, beberapa waktu lalu sengaja aku pindahkan. Aku masukkan ke dalam kardus, lalu diberi kapur barus. Aku yakin masih bagus, Tidak mungkin rayap mau mendekat.”

“Sudah, Na. Urus dia. Sebentar lagi kita berangkat. Pastikan efek mabuknya hilang. Tidak apa-apa, aku yang menyetir, anak itu … biarkan tidur dalam perjalanan.” Erlang menjelaskan sembari melirik jam di pergelangan tangannya.

Terpopuler

Comments

Ardiansyah Gg

Ardiansyah Gg

Ohh.. si Ardi tetangga aku 🤭
😂

2024-02-26

0

Andi Nurul

Andi Nurul

😂😂😂😂😂😂

2023-12-17

0

🍁ɴᷠɪͥʟͤᴜᷝᴅͣ❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

🍁ɴᷠɪͥʟͤᴜᷝᴅͣ❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

si mama bisa yah ngelawak gitu 🤣 biarpun buntelan tapi mama cinta kan😄😄

2023-10-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!