Firasat Seorang Ibu

“Uni, maafkan, Aa.”

Sesal itu begitu nyata. Caraka berjuang untuk mendapatkan maaf dari gadis yang telah disakiti tanpa sengaja. Rayuan Kenanga membuatnya hilang akal, memaksanya menanggalkan logika demi kenikmatan sesaat dan sesat. Laki-laki mana yang sanggup menolak ketika disodorkan wanita cantik. Hal itu pula yang dialaminya ketika peluk cium meruntuhkan pertahanan diri.

“Aku tidak mau melihatnya, Pak.”

Sandi menenangkan putrinya yang tengah terguncang. Hati ikut teriris ketika mendapati Seruni hancur karena pengkhianatan Caraka. Walau belum ada pembahasan dua keluarga, hubungan Seruni dengan putra jurangan kampung sebelah sudah menjadi rahasia umum. Bahkan, keduanya pernah membahas ini secara terang-terangan beberapa waktu lalu.

“Uni, aku mohon, Aku salah, aku minta maaf. Aku tidak mencintai Anga, aku hanya mencintaimu.” Caraka hampir menangis setelah sejak tadi ditolak terus menerus. Bahkan, Seruni tak mau melihatnya saat ini. Gadis itu terlanjur sakit hati dan tak mungkin bisa memaafkan.

Kesetiaan dan kepercayaan dinodai. Apa yang mereka perjuangkan selama ini musnah dalam sekali tebas. Dia salah, mudahnya tergoda oleh Kenanga yang jelas-jelas wanita penggoda. Segala rencana indahnya dengan Seruni sudah di depan mata. Gambaran pernikahan dan keluarga bahagia seringkali mereka bahas bersama. Restu pun telah dikantongi walau belum ada obrolan dua keluarga secara terang-terangan. Yang pasti, sang kekasih diterima baik oleh orang tuanya. Sama seperti dirinya yang diperlakukan sopan oleh Sandi dan istri.

“Aa.”

Sapaan manja kali ini terdengar dari bibir Kenanga. Tak hanya itu, gadis modis dengan rambur dicat cokelat terang tersebut dengan tidak tahu malunya merengkuh lengan Caraka.

“Lepas! Kita tidak ada apa-apa. Kamu sengaja menjebakku!” Anak muda pengangguran yang hanya memanfaatkan nama besar orang tuanya di kampung itu kembali menolak. “Kamu mengundangku ke sini dan ....”

“Aa juga mau. Tidak menolak. Bukan salahku. Yang kita lakukan tadi itu berciuman, bukan aku mencium Aa ....”

Plak.

Sebuah tamparan melayang dan mengenai pipi Kenanga. Lasmi yang terpukul dan tak mampu bicara lebih tampak bereaksi setelah mendengar penuturan putrinya. Sakit menyayat sampai ke ulu hati. Anak yang dibanggakan dan diperjuangkan tega menyakiti dan mempermalukannya. Pandangan beralih pada Caraka, wanita tua itu kembali bersikap tegas.

“KELUAR!” usirnya dengan suara menggelegar. “Kedua putriku tidak akan denganmu. Silakan keluar dan jangan berani kembali. Anga sudah memiliki calon suami yang lebih darimu dan Uni pun seperti itu.”

“Tapi ....” Caraka masih belum rela.

Seruni yang sejak tadi bungkam, tiba-tiba berbalik badan dan bereaksi. Dilepasnya cincin sederhana yang selama ini menghiasi salah satu jarinya. Dilempar dengan kasar bersama deraian air mata menyedihkan.

“Aa, kita putus!” tegas Seruni bersamaan dentingan cincin yang membentur tubuh Caraka dan terjatuh ke lantai. “Aku membencimu!” Berlari ke kamar, gadis itu berjuang untuk tak lagi terbuai bujuk rayu. Dia sudah mantap berpisah setelah semua pengkhiantan yang dilakukan kekasihnya dan Kenanga.

...🍒🍒🍒...

Kalau deraian air mata dan amarah tengah melanda keluarga Sandi, berbagai kesibukan menuju ke pernikahan sedang dipersiapkan keluarga Hutomo Putra. Kana yang begitu antusias tampak bersemangat menyambut perhelatan akbar di keluarganya. Sebentar lagi si sulung dan pewaris perusahaan akan menikah. Besar harapannya, Kenanga dapat menyeret Wisely ke jalan yang benar.

“Ma, hari ini aku izin party sampai ....”

“Tidak! Kamu sudah akan menikah. Kalau berani melakukannya, semua mobil akan ditarik, kartu kreditmu juga akan Ma ....”

“Ma, ini yang terakhir. Sebentar lagi aku akan menikah. Izinkan aku bersenang-senang. Jeremy ulang tahun ... aku tidak enak kalau sampai tidak hadir.” Wisely menjelaskan alasannya

“Jeremy? Berapa kali ulang tahun dia dalam setahun?” Kana terbelalak. “Dua bulan lalu, dia juga ulang tahun, ‘kan?”

“Beda, Ma. Itu penanggalan China, kalau ini penanggalan Jawa. Minggu depan juga perayaan versi Indonesia raya.” Wisely terkekeh ketika Kana memukul lengannya. “Aku mohon, Ma. Disuruh menikah, aku sudah menurut. Izinkan aku pergi malam ini. Aku janji .....”

“Pergilah. Tapi, jangan membuat masalah lagi. Jangan mabuk-mabukan. Mama khawatir. Kamu pernah salah memilih pasangan, kali ini tidak boleh gegabah. Memangnya mau dapat wanita seperti Rose?”

Diingatkan tentang mantan istrinya, raut Wisely berubah drastis. Bayangan perselingkuhan wanita itu membuatnya frustrasi dan memilih pelarian pada dunia malam. Meniduri banyak wanita demi menyakiti Rose. Dia kembali ke kehidupan di mana pertama kali bertemu dengan perempuan murahan yang mengaku mencintainya dengan segenap jiwa raga

“Thanks, Ma.” Wisely mencium pipi mamanya dengan senyum semringah menghiasi wajah.

Berbeda dengan putranya, Kana merasakan sesuatu yang tak nyaman. Entah apa itu, firasat seorang ibu tidak pernah meleset. Mengizinkan dengan berat hati, wanita tua itu mengusap dada.

“Kenapa aku merasa mengizinkannya adalah suatu kesalahan?” tanya Kana. “Rasanya akan terjadi sesuatu padanya.” Wanita tua itu merasakan debar tak biasa.

Tuhan, jaga putraku. Jangan biarkan dia tersesat lebih jauh. Aku mohon.

Terpopuler

Comments

🍁ɴᷠɪͥʟͤᴜᷝᴅͣ❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

🍁ɴᷠɪͥʟͤᴜᷝᴅͣ❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

wise nih seneng banget bikin mama kana kepikiran ya , duh biasa kalo feeling emak2 tuh ga meleset

2023-10-17

0

Yudhiari Denada

Yudhiari Denada

sama² pengangguran sih sama wisely

2023-07-20

0

Yudhiari Denada

Yudhiari Denada

dia niat selingkuh biar adeknya saja yg dijodohin

2023-07-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!