Everything Wil Be Fine

“Putri kesayangan Papa, lama tak bertemu.”

“Pasti kamu merindukan Papa dan sepertinya semua tidak berjalan seperti yang kamu mau.”

“Papa kenapa ada di sini, bukankah Papa ada di surga?”

“Renata anak kesayangan Papa, Papa di sini untuk bertemu Renata. Apa Renata tidak kangen Papa?”

“Tentu saja kangen. Papa kenapa sih harus pergi tinggalan Renata sendiri, Papa tahu enggak Renata capek menghadapi mama yang kayak anak-anak.”

“Papa juga tidak ingin pergi, Papa ingin terus berada di samping Renata tapi Tuhan berkata lain. Walau Papa tidak di samping Renata, Renata janji harus kuat dan jangan menyerah.”

“Jadi Renata tidak boleh menyerah dan kabur begitu saja?”

“Iya, Renata tidak boleh menyerah dan pergi ke mana pun hingga masalah Renata selesai. Walau terasa berat tapi Papa yakin Renata bisa menghadapi semua ini. Renata, kan gadis yang kuat dan pantang menyerah.”

“Baiklah Renata janji tidak akan menyerah atau kabur.”

“Gadis pintar.”

Renata membuka matanya dan ternyata semua itu hanya mimpi. Bahkan Renata sampai mengeluarkan air mata, ada apa dengan dirinya belakang ini. Renata merasa bukan dirinya sendiri. Renata pun segera bergegas pergi dari rumah Amelia, bisa-bisa mata Renata berubah karena menangis terus. Renata memutuskan untuk pergi ke pemakaman ayahnya, tapi saat di perjalanan Renata terus mendapatkan panggilan dari Fabian. Renata memilih mengabaikan panggilan itu, mengapa Fabian menghubunginya lagi. Bukankah semuanya sudah berakhir.

Renata pun sampai di pemakaman ayahnya, di situ Renata bercerita semuanya yang di alami. Namun Renata tersadar jika mimpi itu adalah tanda jika Renata tidak bisa menyerah atau pun pergi dari semua masalah ini. Renata harus membatalkan pernikahan Amelia dan Nathan, Renata tidak ingin Amelia menjadi tersiksa seperti Vanessa. Tapi apa yang harus Renata lakukan, Nathan sudah melenyapkan bukti jika ia menyiksa Vanessa. Renata pun segara pergi dari pemakaman dan segera menghubungi Fabian, karena yang mengetahui semua itu adalah Fabian.

“Halo?” ucap Renata saat panggilan tersambung.

“Renata, aku butuh kamu sekarang” balas Fabian dengan suara serak, seakan Fabian habis menangis. Renata pun bertanya mengapa suara Fabian begitu serak, tapi Fabian tidak menjawab. Fabian hanya meminta Renata datang untuk menemuinya di rumah sakit. Renata sempat bingung mengapa Fabian memintanya pergi ke rumah sakit, tapi sekali lagi Fabian tidak memberikan penjelasan. Fabian hanya ingin Renata segara datang menemuinya.

***

Sesampainya di rumah sakit, Renata langsung bertemu dengan Alesya. Alesya pun mengajak Renata untuk menemui Fabian. Renata terkejut saat melihat Fabian yang berada di depan ruang ICU dan menangis. Ternyata Vanessa sedang mengalami masa kritis. Renata sungguh tidak mengetahui itu, Renata langsung menghampiri Fabian. Saat Fabian melihat Renata, ia langsung memeluk Renata begitu erat. Fabian menaruh kepalanya di bahu Renata dan menangis sejadi-jadinya.

“Tidak apa, aku ada di sini,” ucap Renata yang berusaha menenangkan Fabian, sontak Fabian langsung menatap Renata. Fabian memastikan jika itu benar-benar Renata, bahkan Fabian mengelus pipi Renata untuk memastikan itu benar. Saat mengetahui semua itu benar, Fabian langsung mengeratkan pelukannya dengan Renata. Hingga Renata kesulitan untuk bernafas, namun Renata mengerti keadaan Fabian saat ini.

Renata pun membawa Fabian untuk duduk di bangku koridor rumah sakit. Fabian sedari tadi tidak ingin melepaskan pelukannya dari Renata, seakan Fabian takut Renata akan pergi begitu saja. Hubungan mereka memang sudah berakhir tapi Fabian benar-benar membutuhkan Renata di saat seperti ini. Tidak mungkin Fabian membuat keadaan seperti agar Renata datang.

“Fabian, jangan bersedih lagi oke. Pasti mama kamu akan kembali sehat,” ucap Renata sambil menghapus air mata Fabian, sontak Fabian langsung tersenyum kepada Renata.

“Terima kasih sudah ingin datang menemuiku.”

Akhirnya Renata mengantar Fabian pulang, karena Fabian terlihat begitu kacau. Bahkan dari gerak-gerik Fabian ia terlihat begitu lelah. Renata tidak menyaka jika akan bertemu Fabian dengan keadaan yang begitu kacau, Renata terbiasa dengan Fabian yang tenang sehingga terkejut melihat Fabian yang kacau. Sepanjang perjalanan Fabian hanya terdiam saja berusaha menenangkan dirinya, namun jika Renata bertanya Fabian akan tetap menjawab. Sesampainya di apartemen Fabian, Renata langsung menyuruh Fabian untuk istirahat.

Fabian hanya ingin beristirahat jika Renata yang menemaninya, akhirnya Renata menemani Fabian. Fabian membaringkan tubuhnya di ranjang dan berusaha memejamkan matanya, sedangkan Renata hanya duduk menunggu Fabian untuk tertidur. Renata benar-benar tidak menduga jika semua ini akan terjadi. Harusnya berpisah dari Fabian membuat semuanya jadi lebih baik, tapi malah sebaliknya. Semua terlihat semakin parah dan tidak terkendali, itu membuat Renata benar-benar pusing.

Tiba-tiba Renata mendapatkan pesan dari Alesya, yang meminta Renata untuk bertemu dengannya. Alesya meminta agar Fabian tidak mengetahui pertemuan mereka. Renata mengecek Fabian dan Fabian sudah tertidur pulas, saat itu juga Renata pergi untuk menemui Alesya. Alesya meminta Renata datang ke kafe di seberang apartemen Fabian, Alesya khawatir jika Renata pergi begitu lama Fabian akan curiga.

“Renata!” panggil Alesya saat melihat Renata yang masuk ke dalam kafe. Renata langsung menghampiri Alesya dan duduk di hadapan Alesya.

“Kak Alesya, kenapa ingin bertemu aku?” tanya Renata.

“Karena aku ingin membicarakan hal penting dan aku ingin meminta tolong kepada kamu,” jawab Alesya dengan ekspresi yang begitu serius.

Sebenarnya belakang ini Alesya curiga dengan keadaan Vanessa yang melemah. Bukan itu saja Vanessa seperti berbeda dari biasanya, Vanessa bersikap seperti pertama kali masuk rumah sakit jiwa. Akhirnya Alesya berusaha mencari informasi ke pihak rumah sakit, namun mereka seperti menutupi semuanya. Akhirnya ada satu perawat yang mengaku kepada Alesya. Jika belakang ini Nathan mengunjungi Vanessa dan berbicara cukup aneh kepada Vanessa.

Sudah lama Alesya tidak mendengar kabar dari ayahnya dan Alesya sudah tidak mau mencampuri urusan ayahnya. Namun pertemuan Nathan dan Vanessa membuat Alesya curiga, selama bertahun-tahun Nathan tidak mengunjungi Vanessa. Alesya berusaha bertanya kepada Vanessa tapi Vanessa hanya diam saja dan pertemuan itu membuat Vanessa tertekan. Hingga akhirnya suatu hari Alesya menyaksikan sendiri pertemuan Vanessa dan Nathan. Betapa terkejutnya Alesya saat tahu Nathan akan menikah lagi dan Fabian tidak memberitahu apa pun kepada Alesya. Alesya mendengar sesuatu yang mengejutkan.

“Vanessa sudah kuduga jika kamu semakin membaik, tentu saja aku senang mendengar itu. Tapi kamu ingat perjanjian kita kemarin kamu tidak boleh memberitahu siapa pun tentang apa yang terjadi. Lihatlah aku yang seperti orang bodoh berbicara kepada orang yang sakit mental. Namun ingat jika sampai pernikahanku dan Amelia gagal karena perilaku bodoh Fabian dan kekasihnya, akan aku pastikan anak itu akan mendapatkan balasannya,” kira-kira seperti itu yang Alesya dengar.

Mendengar semua cerita Alesya, Renata begitu terkejut. Renata sudah menduga jika Nathan adalah pria yang aneh dan tidak waras. Namun Renata tidak menyaka jika Nathan mampu memberi ancaman seperti itu, pantas saja Nathan selalu menatap Renata begitu tajam. Tapi bagaimana Nathan tahu Renata berencana untuk membatalkan pernikahannya.

“Lalu sekarang apa yang harus kita lakukan?” tanya Renata.

“Aku tidak tahu sama sekali, yang aku tahu jika pria itu sudah membuat mama masuk rumah sakit dengan ancamannya. Aku juga takut jika terjadi sesuatu kepada kamu makanya aku berbicara seperti. Jika aku melaporkan polisi, aku tidak mempunyai bukti yang cukup. Dan saksi satu-satunya adalah Fabian yang selalu bungkam tentang hal itu,” jawab Alesya yang mulai tidak tahu harus berbuat apa.

Seketika Renata teringat jika Fabian pernah bercerita tentang itu semua, tentang bagaimana perlakuan Nathan kepada Vanessa. Tapi saat bercerita kepada Renata saja Fabian terlihat tidak percaya diri, bagaimana bisa membuat Fabian mengaku kepada pihak yang berwajib. Namun tetap saja ini semua tidak bisa di biarkan, Nathan bisa saja melampaui batasnya.

“Baiklah, kak Alesya tenang saja. Aku akan berusaha mengungkap semuanya,” ucap Renata dengan percaya diri.

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!