Playdate

Di hari Minggu yang cerah. Alesya membuat janji dengan Renata untuk membawa Ben dan Emily pergi jalan-jalan bersama, di taman bermain. Alesya melakukannya tanpa sepengetahuan Fabian, karena jika Fabian tahu Alesya mengajak Renata pergi bersama, pasti Fabian memarahinya. Padahal Fabian sudah mengatakan kepada Alesya, jangan menghubungi Renata jika tidak ada perlu. Tapi Alesya mana peduli dengan larangan adiknya.

“Ih, curang sekali! Masa dari tadi Om itu menang sedangkan kita enggak,” ucap Ben yang melihat pria di sampingnya yang terus memenangkan hadiah yang mereka mau. Ben dan Emily sedang bermain tembak-tembakan, yang jika tepat sasaran mereka akan mendapat boneka dan mainan lainnya. Namun, sedari tadi mereka tidak menang sama sekali, bahkan mereka menolak batuan dari Alesya dan Renata.

“Dasar anak-anak,” ucap Renata yang sedari tadi melihat tingkah lucu Emily dan Ben.

“Ini minum, pasti kamu capek menunggu anak-anak,” ucap Alesya yang baru saja kembali, sontak Renata langsung mengambil botol minum itu dan meminumnya. Karena cuaca hari ini benar-benar panas, namun sedari tadi Ben dan Emily tidak mengeluh akan panasnya matahari.

“Yeah! Rena lihat kita menang!” ucap Emily yang begitu antusias karena berhasil mengenai sasaran dan mendapatkan sepasang boneka beruang kecil. Ben dan Emily langsung menghampiri Alesya dan Renata, agar mereka bisa menyimpan boneka mereka. Untung saja Renata membawa tas yang cukup besar untuk menyimpan barang-barang yang berhasil Emily menangkan, bahkan Alesya takjub dengan sikap cerdas Renata.

“Ayo Emily, kita main capitan boneka sebelah sana!” ucap Ben langsung menarik Emily untuk pergi, sedangkan Renata dan Alesya hanya mengikuti kedua anak kecil itu pergi.

10 menit berlalu, Emily dan Ben masih setia memainkan capitan boneka, mereka tidak menyerah hingga mereka menang. Sedangkan di belakang mereka ada Alesya dan Renata yang merasa lelah menunggu, benar-benar jika Emily dan Ben di satukan mereka tidak akan pernah tenang.

Alesya pun mempunyai ide jahat agar ia dan Renata bisa istirahat sebentar, Alesya meninggal Renata sebentar untuk melakukan panggilan penting. Alesya menghubungi Fabian dan meminta tolong kepada Fabian untuk menjaga Emily dan Ben, Alesya tahu Fabian pasti akan menolak. Maka dari itu, Alesya berbohong jika Ben menangis ingin bermain bersama Fabian, Alesya tahu Fabian tidak akan menolak jika Ben yang meminta.

Tak lama kemudian Fabian datang dengan tergesa-gesa, bahkan muka Fabian sudah seperti orang yang panik. Renata yang melihat Fabian datang tiba-tiba dilanda di kebingungan, mengapa Fabian datang ke taman bermain seperti ini. Begitu juga Fabian yang kebingungan melihat Renata yang bersama kakaknya, seketika Fabian melihat kakaknya dan mengetahui jika Alesya menipunya.

“Tuan Fabian, apa yang Anda lakukan di sini?” tanya Renata.

“Tenang saja Renata, Fabian akan menjaga anak-anak dan kita bisa beristirahat sebentar,” ucap Alesya sambil mengedipkan mata kepada Renata.

“Apa?! Tunggu sepertinya bukan itu yang kakak ucapkan di tele–” Balas Fabian yang terpotong oleh teriakan kakaknya.

“Ben dan Emily kalian akan dijaga oleh Om Fabian ya!” Alesya langsung menarik Renata untuk pergi, sebenarnya Renata merasa tidak enak dengan Fabian, tapi di sisi lain Renata juga merasa lelah mengawasi Emily yang begitu aktif bermain. Sekarang Fabian terpaksa menjaga kedua anak kecil yang sama-sama aktif, mengurus Ben saja ia sudah kewalahan. Ben dan Emily pun langsung menghampiri Fabian, untuk mengajak Fabian bermain tembak-tembakan. Fabian pun hanya bisa pasrah mengikuti kedua anak itu.

Sudah 1 jam lebih Fabian menemani Ben dan Emily bermain, dan kedua anak itu tidak lelah sama sekali. Lalu Alesya dan Renata pergi entah ke mana, Fabian sudah benar-benar lelah mengurus Ben dan Emily. Akhirnya Fabian membawa Ben dan Emily ke toko es krim yang tidak jauh dari taman bermain, dan menraktir mereka berdua es krim. Mendengar kata es krim kedua anak itu langsung bersemangat, saat di toko Ben dan Emily langsung memesan es krim kesukaan mereka. Ben memesan es krim vanila dan Emily memesan es krim stroberi. Setelah mendapat es krim mereka, Fabian langsung menyuruh Ben dan Emily duduk agar es krim mereka tidak berantakan.

“Terima kasih Om baik,” ucap Emily sambil tersenyum kepada Fabian dan Fabian langsung terdiam mendengar kata-kata itu. Di dalam lubuk hatinya Fabian begitu senang mendengar Emily menyebutnya dengan kata ‘om baik’ tapi di sisi lain Fabian merasa tidak biasa akan hal itu.

Tiba-tiba Alesya menelepon Fabian dan bertanya di mana Fabian dan anak-anak. Dengan cepat Fabian menyuruh Alesya pergi ke toko es krim. Akhirnya Alesya dan Renata kembali, itu membuat Fabian merasa lega. Mungkin jika Alesya dan Renata pergi lebih lama, Fabian akan pingsan menangani kedua anak kecil yang tidak bisa diam sama sekali.

Tak lama kemudian Renata dan Alesya datang, Alesya dan Renata terlihat senang. Fabian tidak tahu ke mana mereka berdua pergi, tapi Fabian yakin itu adalah tempat yang menyenangkan dan membuat stres mereka hilang. Fabian menjadi penasaran, di mana tempat yang bisa membuat muka lelah mereka menjadi senang, Fabian juga ingin pergi ke sana. Namun, Tiba-tiba wajah senang Renata berubah saat melihat Emily memakan es krimnya.

Es krim stroberi, mengapa itu membuat Renata teringat akan sesuatu. Renata teringat akan ibunya Emily yang begitu menyukai es krim rasa stroberi, sedangkan Renata membenci stroberi karena terasa asam. Es krim itu membuat Renata teringat masa lalu yang begitu pahit, tidak disangka dengan hal kecil seperti itu. Renata kembali mengingat masa lalu yang terasa pahit dan manis.

“Renata apa kamu baik-baik saja?” tanya Fabian dan itu membuat Renata terkejut. Ternyata sedari tadi Renata masih berdiri di luar toko dan terus melihat Emily yang memakan es krimnya, lalu tanpa sadar Renata menjatuhkan air matanya. Fabian pun memberikan sapu tangannya untuk mengelap air mata Renata.

***

“Ini minum,” ucap Fabian memberikan sebotol air putih, lalu duduk di samping Renata.

“Ah, tidak perlu Tuan, saya jadi merasa tidak enak merepotkan Anda dan kak Alesya,” tolak Renata.

Tadi air mata Renata tidak berhenti sama sekali, entah mengapa Renata terus menangis dan susah untuk berhenti menangis. Melihat itu Fabian langsung meminta tolong kepada Alesya untuk menjaga anak-anak dan Fabian segera membawa Renata pergi. Fabian membawa Renata ke sebuah taman kecil yang sepi dan tidak jauh dari taman bermain, Fabian tidak ingin Emily melihat Renata menangis. Karena Fabian tahu rasanya melihat ibunya menangis dan tanpa tahu alasan yang tepat mengapa ibunya menangis, Fabian tidak mau Emily merasa hal tersebut.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!