Hari ini bertepatan dengan tanggal merah, maka dari itu Aurora memanfaatkan hari libur dengan sebaik mungkin. Hari ini dia berencana akan pergi ke supermarket untuk membeli beberapa kebutuhannya dan kebutuhan rumah tangga yang stoknya telah habis.
Aurora mendorong troli menuju ke tempat sayur-sayuran, buah-buahan, bumbu-bumbu dapur, keperluan untuk mandi, hingga kini ia berhenti di tempat para snack alias makanan ringan berkumpul. Disinilah surga dunia bagi seorang Aurora, si tukang makan.
"Ish! Tinggi banget sih tempat nya, kan gue nggak sampai," gerutu Aurora, ia terus menggapai snack favoritnya namun tetap tidak bisa.
Aurora menghela napas, "Padahal tinggi gue udah 160 cm, tapi masih aja nggak sampai," keluhnya. Ketika ia kembali akan mengambilnya, ada sebuah tangan kekar yang membantunya mengambil.
"Ini Mbak snack nya," ucap seorang pria menyodorkan snack yang akan diambil oleh Aurora tadi, dengan senang hati Aurora mengambilnya dari tangan pria itu.
"Makasih ya--" Aurora sampai tidak bisa melanjutkan ucapannya karena terkejut melihat orang yang telah membantunya.
"Mas Irsyan!" pekiknya.
"Eh hai, kita berjumpa lagi disini," ucap Irsyan tersenyum, ia juga cukup terkejut dengan keberadaan Aurora.
"Mas Irsyan lagi belanja juga disini?" tanya Aurora basa-basi.
Irsyan mengangguk, "Iya nih, Dek." Mata Aurora melirik ke arah troli yang Irsyan bawa.
"Banyak banget belanjaannya, Mas."
"Iya, soalnya ini saya mau bawa ke panti asuhan," jelas Irsyan, memang ia belanja banyak makanan dan lain sebagainya untuk dibawa ke panti asuhan seperti janjinya tadi dengan Harun, papanya.
Aurora manggut-manggut, "Oh gitu."
"Kamu nggak ke rumah sakit, Dek?" tanya Irsyan.
"Iya Mas, tapi mungkin nanti siang saya kesana," jawab Aurora.
"Kalau mas Irsyan nggak kerja hari ini?" tanya Aurora balik.
"Kerja kok, tapi seperti biasa saya dapatnya shift malam," jawab Irsyan. Aurora hanya manggut-manggut.
"Em kalau kamu nggak sibuk dan keberatan, kamu mau nggak temenin saya ke panti asuhan?" tawarnya.
Tentu dengan senang hati Aurora menerimanya, karena dia disana pasti akan berjumpa dengan anak-anak kecil yang lucu dan menggemaskan, Aurora itu sangat suka dengan anak kecil.
"Mau, memangnya boleh ikut, Mas?" tanya Aurora antusias.
"Tentu saja boleh, kan saya yang ajak kamu," ucap Irsyan gemas dengan raut wajah gadis di depannya ini.
"Oke saya mau," ucap Aurora girang.
"Tadi kamu kesini pakai apa?" tanya Irsyan.
"Saya pakai ojek online, Mas. Soalnya lagi malas mengendarai motor sendiri," ucap Aurora cengengesan.
Irsyan manggut-manggut, "Oh gitu. Eh memang kamu sudah selesai belanjanya?" tanyanya lagi.
"Sudah kok Mas," ucap Aurora.
"Kalau gitu ayo kita pergi bayar dulu."
Aurora mengangguk, lalu mereka berdua pergi menuju ke kasir untuk membayar belanjaan yang mereka beli.
"Totalnya 540 ribu Mbak," ucap seorang kasir perempuan. Ketika Aurora akan menyodorkan kartu kreditnya, sudah ada black card milik Irsyan yang duluan sampai ke tangan kasir itu.
"Bayar pakai ini aja Mbak," ucap Irsyan. Kasir itu mengangguk, lalu melanjutkan proses pembayarannya.
"Eh itu kan belanjaan saya Mas, kok Mas yang bayarin," ucap Aurora cukup terkejut melihat black card milik Irsyan tadi, ini adalah pertama kalinya ia melihat black card secara langsung.
Di benak Aurora bertanya-tanya, apakah dia beneran seorang perawat? Atau jangan-jangan dia menjadi seorang perawat itu hanya pekerjaan sampingannya saja?
"Gapapa dek, biar sekalian. Jugaan itu nggak seberapa kok," ucap Irsyan santai. Aurora hanya bisa melongo mendengar ucapan Irsyan. Segampang itukah dia mengeluarkan uang? pikir Aurora.
...****************...
Kini mereka sudah berada di dalam mobil BMW 4-Series milik Irsyan. Lagi-lagi Aurora terperangah melihat mobil milik pria yang berprofesi perawat yang diam-diam ternyata seorang sultan tersembunyi ini.
"Aurora," panggil Irsyan.
"Eh iya Mas?" Ketika Aurora akan menoleh ke arah Irsyan, betapa terkejutnya ia melihat wajah Irsyan yang sangat dekat dengan wajahnya, mungkin hanya berjarak 5 cm saja.
'Masya Allah, tampan sekali ciptaan mu ini Tuhan.' Aurora sangat terpesona dengan ketampanan pria di depannya ini, hidung mancung, rahang tegas, kulit putih bersih, alis tebal, ah pokoknya pria di depannya ini hampir di kata sempurna, pikirnya.
Aurora pun mencium aroma maskulin dan mint dari pria itu, membuat dirinya hampir mabuk kepayang. Pesona laki-laki ini memang berbahaya baginya.
Mata Irsyan pun sampai tak bisa terlepas dari mata indah milik Aurora, aroma vanilla dari tubuh Aurora menyeruak masuk ke indra penciuman Irsyan, membuatnya menjadi tenang ketika menciumnya.
'Ya Allah, apakah aku boleh meminta, jika perempuan di depanku saat ini menjadi istriku kelak?' batin Irsyan berdoa dan berharap.
Beberapa saat kemudian, Aurora lah yang duluan memutuskan pandangannya karena tak baik untuk kesehatan jantungnya.
"Ekhem a-ada apa ya Mas?" tanya Aurora gugup dan canggung.
"Ah i-itu sabuk pengaman kamu belum di pasang," jawab Irsyan yang tak kalah gugupnya.
"Oh iya, astaga."
Dengan segera Aurora memasang sabuk pengamannya, dengan wajah memerah menahan malu.
Irsyan langsung melajukan mobilnya. Setengah jam kemudian, mereka sampai di tempat tujuan, yakni Panti Asuhan Kasih Bunda. Mereka berdua pun turun dari mobil, lalu mengambil barang-barang yang dibeli oleh Irsyan tadi. Wajah Aurora berseri saat melihat beberapa anak kecil yang sedang bermain.
Tiba-tiba ada seorang wanita paruh baya yang menghampiri mereka berdua.
"Nak Irsyan." panggil wanita paruh baya tersebut.
"Eh Ibu, assalamualaikum Bu Ega," sapa balik Irsyan seraya menyalami wanita paruh baya itu, dia adalah pengurus panti asuhan tersebut.
"Waalaikumsalam, nak."
"Oh iya, gadis cantik di samping kamu ini siapa nak?" tanya Ega pada Irsyan dengan suara lembutnya.
"Oh ya, kenalkan saya Aurora, Bu." Aurora langsung memperkenalkan dirinya seraya menyalami Ega.
"Saya Ega, pemilik dan pengurus panti asuhan ini," ucap Ega tersenyum.
"Oh ya apa nak Aurora ini calon istri kamu, nak?" tanya Ega kembali pada Irsyan.
"Ah bukan Bu." Aurora langsung membantah ucapan Ega.
"Doakan saja Bu," jawab Irsyan dengan tampang tanpa dosanya. Aurora mendelik tajam ke arah Irsyan.
"Apaan sih Mas? Jangan mengada-ada deh!" kesal Aurora.
"Sudah-sudah ayo kita masuk, kita bicara di dalam saja."
Irsyan dan Aurora mengangguk, lalu mereka mengikuti Ega ke dalam panti.
"Udah lama banget mas Irsyan nggak datang kesini. Gimana kabar pak Harun dan bu Jihan, sehat?"
"Alhamdulillah, mama dan papa baik Bu. Kalau Ibu gimana kabarnya, sehat?"
"Ya beginilah Nak. Kalau sudah tua jadi langganan sakit pinggang," ucap Ega dengan terkekeh diakhir ucapannya. Aurora dan Irsyan pun juga ikut terkekeh mendengarnya.
"Kedatangan kami berdua kesini untuk berkunjung sekaligus memberikan rezeki untuk anak-anak disini," ucap Irsyan seraya memberikan semua belanjaan yang dibawanya serta memberikan sejumlah uang di dalam amplop berwarna coklat.
"Ya ampun nak, kalian ini repot-repot banget sih."
"Tidak apa-apa, Bu," ucap Irsyan. Aurora sangat kagum dengan kepribadian Irsyan yang dermawan, royal dan baik hati.
...----------------...
To be continued.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 261 Episodes
Comments
SENJA ROMANCE
Yang gini nih idaman Wanita sejenis Renata kan?
2022-11-07
0
Arpusa
irsyad definisi lelaki sempurna 😭
2022-10-19
0