Diujung meja sana, Aji tidak bisa diam dari tadi, sebab pria itu sudah tidak sabar lagi ingin cepat-cepat berkenalan dengan Aurora.
"Pokoknya gue harus bisa kenalan sama tu cewek dan sekalian minta nomer telponnya," ucap Aji dengan semangatnya.
Baru saja Aji akan beranjak dari kursinya, gadis yang telah membuat dirinya terpesona malah dihampiri oleh seorang laki-laki yang ternyata adalah kekasih dari gadis itu.
"Yah udah ada pawangnya," ucap Aji lesu.
"Sabar bro mungkin Tuhan suruh lo jomblo lebih lama lagi," ucap Rilen menepuk-nepuk pundak Aji.
Aji mendengus kesal mendengarnya, "Sialan lo!"
'Sepertinya gue pernah ngeliat itu cowok, tapi dimana ya?' pikir Irsyan di dalam hatinya ketika melihat Rivan.
Kini Rivan duduk berhadapan dengan Aurora, "Kamu sudah pesan makanannya?" tanyanya.
Aurora mengangguk, "Sudah kok, Mas."
"Oh ya, kamu mau bicarakan apaan sayang? Bikin Mas penasaran aja."
"Nanti ya habis kita makan, baru aku kasi tau, Mas."
Rivan hanya mengangguk, mengiyakan ucapan Aurora.
Setelah selesai makan, Rivan pun menagih janji Aurora untuk segera memberitahukan apa yang ingin kekasihnya itu bicarakan padanya.
Aurora menghela napas, ia sedikit gugup membicarakan hal ini kepada Rivan.
"Mas..."
"Ya sayang? Kenapa?" tanya Rivan seraya memegang tangan Aurora.
"Em, kamu nggak ada keinginan untuk menikahi aku?" tanya Aurora dengan pelan.
DEG!
Rivan cukup kaget mendengar ucapan Aurora.
"Y-ya pasti aku ada keinginan untuk menikahi kamu sayang, tapi bukan sekarang," jawab Rivan sedikit gugup.
"Tapi kapan, Mas? Dari dulu itu saja yang kamu bilang, tapi tidak ada kepastiannya."
"Kan aku sudah bilang, aku itu belum siap untuk menikah, kenapa sih kamu nggak ngertiin aku sama sekali?!" kesal Rivan.
"Kalau kamu memang ngebet pengen nikah, cari aja sana cowok lain yang udah siap buat nikahi kamu," sambungnya.
"Apa alasan Mas belum mau menikah selain belum siap? Padahal kalaupun Mas belum punya rumah, kita bisa ngontrak rumah dan untuk masalah ekonomi, aku bisa bantu, Mas."
"Atau jangan-jangan ada perempuan lain yang ingin Mas nikahi?" tuduh Aurora.
PLAK!
Rivan menampar pipi Aurora cukup kencang, membuat seisi orang yang ada di dalam cafe tercengang dan menahan napas melihatnya. Aurora pun tak kalah terkejut dengan tamparan dari Rivan, ini adalah pertama kalinya Rivan kasar dengannya.
"Beraninya kamu nuduh aku seperti itu, Aurora!" Rivan sangat emosi mendengar ucapan Aurora yang menuduh dirinya memiliki perempuan lain.
"Apa salah aku bertanya seperti itu? Seharusnya Mas nggak perlu nampar aku kalau perkataan aku itu nggak bener!" sentak Aurora seraya memegang pipinya yang memerah.
Rivan langsung terdiam mendengar ucapan Aurora, ia merasa bersalah telah menampar pipi kekasihnya.
"Ck, sial!" decak Rivan dalam hati.
"Aku mau pulang, nanti kamu pulangnya pakai taksi aja." Rivan beranjak dari kursi.
"Tapi Mas ..." Belum selesai Aurora berucap, namun Rivan sudah pergi meninggalkannya tanpa mengatakan kata maaf.
Aurora memandang sedih tubuh Rivan yang telah menjauh itu.
"Apa Tuhan mentakdirkan kalau mas Rivan itu memang bukan jodohku?" gumam Aurora seraya menahan mati-matian air matanya agar tidak terjatuh, ia tak ingin terlihat lemah apalagi di depan banyak orang seperti saat ini.
Aurora tak ingin lama-lama di cafe itu, ia langsung memesan ojek online untuk mengantarnya pulang.
Dimeja sana keempat pria tampan itu menatap iba melihat Aurora, mereka memang tidak mendengar apa saja yang diobrolkan oleh Aurora dan Rivan, tapi mereka tidak terima jika melihat laki-laki berlaku kasar seperti itu ke perempuan.
Irsyan mengeram marah, tangannya pun sampai terkepal kuat melihatnya. Entah mengapa dia sangat marah ketika melihat gadis itu diperlakukan kasar seperti tadi oleh laki-laki brengsek yang sialnya ternyata kekasih dari gadis itu. Apakah ini yang disebut dengan jatuh cinta pada pandangan pertama?
Jika saja dirinya mengenal gadis itu, dia pasti sudah berlari dan langsung membawa gadis itu ke dalam pelukannya sambil menenangkannya.
"What the hell! Pengen gue patahkan tu tangan cowok," sungut Rilen berapi-api.
"Kasian banget tu cewek, jadi pengen kesana buat peluk dia," ucap Aji, Irsyan langsung menatap horor ke arah Aji setelah mendengar ucapannya.
"Heh, jangan macem-macem lo!" Rilen mendorong kepala Aji sedikit kencang.
"Ya elah bercanda kali gue."
"Ck, bodoh!" celetuk Beni tiba-tiba yang sedari tadi hanya diam saja.
"Heh siapa yang lo kira bodoh? Gue?" tanya Aji sewot.
Beni berdecak kesal, "Bukan lo! Tapi cowok yang tadi gue maksud. Seharusnya dia bisa bicarakan dan selesaikan permasalahannya dengan gadis itu secara baik-baik, bukannya malah main tangan kayak tadi, apalagi di depan banyak orang gini. Itu sama saja dia mempermalukan dirinya sendiri. Dasar pengecut!"
"Wah ini sebuah keajaiban, seorang Beni Wiraguna yang irit bicara, dingin dan kaku seperti triplek bisa berbicara sepanjang ini," ucap Rilen heboh seraya bertepuk tangan.
Beni memutar malas matanya, inilah alasan ia tidak sukai jika dirinya sudah berbicara panjang lebar di depan para sahabat laknatnya.
"Bener kata Beni, gue yakin itu cowok pasti belum minta maaf ke ceweknya dan tanpa rasa bersalahnya dia malah pergi ninggalin ceweknya sendirian. Itu cowok memang dasarnya dari lahir udah brengsek dan pengecut," sarkas Irsyan, terlihat dari wajahnya tengah menahan amarah.
"Cowok kayak dia nggak pantas dapetin berlian, dia itu pantasnya dapetin cewek yang sama sampahnya kayak dia!" sambungnya. Berlian yang dimaksud oleh Irsyan itu tentu saja Aurora.
"Eh kok lo yang marah sih, Syan?" tanya Rilen heran.
"Ya gue nggak suka aja liat cewek dikasari kayak gitu," balas Irsyan.
"Temen gue yang satu ini memang good boy, salut gue," ucap Aji seraya menepuk-nepuk bahu Irsyan.
"Gue berharap takdir mempertemukan kita lagi, kucing cantik," batin Irsyan seraya terus menatap ke arah Aurora.
Kucing cantik adalah nama yang cocok untuk menggambarkan sosok Aurora di mata Irsyan.
Dan sepertinya benar, sekarang Irsyan merasakan dirinya sedang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan gadis yang ia sebut dengan kucing cantiknya itu.
Waktu dirinya bersama Nina dulu, Nina lah yang menyatakan cinta duluan kepada Irsyan. Karena tak tega untuk menolak gadis itu berkali-kali, dengan berat hati Irsyan pun menerimanya meskipun dirinya tidak memiliki perasaan apapun terhadap Nina.
Lambat laun perasaan cinta pun tumbuh di hati Irsyan untuk Nina. Namun naas, kini hubungan mereka telah kandas di tengah jalan.
...****************...
Aurora bergegas ke depan cafe, karena pesanan ojek onlinenya sudah sampai.
"Dengan neng Aurora?" tanya tukang ojek itu.
"Iya bener Pak," jawab Aurora.
"Subhanallah neng Aurora geulis pisan. Ini pertama kali saya temuin customer cantik kayak Neng."
Aurora tertawa renyah, "Bapak bisa aja."
"Iya beneran atuh, Neng. Oh ya ini helmnya neng." Tukang ojek itu menyodorkan sebuah helm untuk Aurora.
"Ayo jalan Pak," pinta Aurora setelah naik ke atas motor.
"Siap Neng." Tukang ojek itu pun melajukan motornya menuju ke alamat yang Aurora beri.
Tiba-tiba saja tukang ojek itu menghentikan laju kendaraannya tepat di jalan yang sepi dan jarang orang lewati ketika malam hari.
"Eh kenapa berhenti, Pak?" tanya Aurora.
"S-sepertinya di depan ada pembegalan neng," ucap tukang ojek itu sedikit ketakutan.
"Hah?"
...----------------...
To be continued.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 261 Episodes
Comments
SENJA ROMANCE
Ripan sini main yuk, mau main kasar atau halus? tuh kedok di bongkar Napa Thor @Kim Mutia .
2022-11-03
0
SENJA ROMANCE
Thor kasih racun Ripan dong 😏😏😏😏
2022-11-02
1
Annah
ih main tangan kyk si beller
2022-10-16
1