"Ayah kenapa ibu?" Aurora terus mendesak ibunya.
"Ayah masuk rumah sakit nak, sekarang ayah berada di ruang ICU, hiks, hiks." tangisan Nuri semakin menjadi-jadi setelah mengucapkan itu.
DEG!
Jantung Aurora seperti berhenti berdetak setelah mendengar ucapan dari ibunya.
"Ayah..." Aurora langsung terduduk lemas di kursi panjang yang ada di lorong kantornya, ia memandang ke depan dengan tatapan kosong.
"Nak."
"Sayang."
"Aurora!" Nuri terus memanggil Aurora, namun Aurora tak urung menjawab ucapannya.
"Hiks, ayah di rawat di rumah sakit mana Bu?" tanya Aurora terisak.
"Ayah di rawat di rumah sakit Atma Jaya, nak."
"Aurora kesana sekarang, Bu."
"Iya nak, tapi kamu tenangkan diri dulu, jangan sampai nanti kamu kenapa-napa di jalan," nasihat Nuri.
"Iya Bu, assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Aurora buru-buru berjalan untuk segera sampai ke parkiran, baru saja ia akan memasang helm, ia di panggil oleh seseorang. Mau tak mau Aurora pun menoleh ke arah orang yang memanggilnya, ternyata orang itu adalah Mila, sahabatnya.
"Sugar babi kok buru-buru banget?" tanya Mila. Seketika ia membelalakkan matanya, setelah melihat mata Aurora yang memerah serta mengeluarkan air matanya.
"Lo kenapa Ra?" tanya Mila khawatir sambil memegang kedua bahu Aurora.
"A-ayah gue Mil..." Aurora sampai tidak bisa melanjutkan ucapannya, ia kembali terisak.
"Ayah lo kenapa?" desak Mila.
"A-ayah masuk rumah sakit dan sekarang dirawat di ruang ICU, hiks." Aurora semakin terisak. Mila terkejut mendengarnya.
"Astaghfirullah, kok bisa Ra?" Aurora hanya menggeleng. Mila pun memeluk dan menenangkan sahabatnya itu.
"Lo yang sabar, Ra. Kita berdoa untuk kesembuhan Ayah lo."
Mila mengusap punggung Aurora, kedua mata cantiknya pun ikut mengeluarkan air mata, tentu ia sangat sedih mendengar ayah dari sahabatnya itu jatuh sakit sampai harus di rawat di ruangan orang yang memerlukan perawatan khusus.
'Ya Allah, semoga Ayah Alfian segera diberikan kesembuhan dan di angkat semua penyakit di tubuhnya,' doa Mila dalam hatinya. Ia dan sahabat-sahabatnya yang lain menganggap Alfian dan Nuri sudah seperti orang tua kandungnya sendiri.
"Ayo gue antar lo ke rumah sakit, lo nggak mungkin mengendarai motor dalam keadaan seperti ini," ucap Mila.
"Terus motor lo nanti gimana?" tanya Aurora.
"Tadi pagi gue di anter sama bokap, jadinya hari ini gue nggak bawa motor," jelas Mila.
"Mana sini kunci motor lo." pinta Mila, Aurora pun segera memberikan kunci motornya pada Mila.
Mereka berdua pun naik ke atas motor dan Mila pun segera melajukan motor tersebut menuju ke rumah sakit.
Setelah sampai di parkiran rumah sakit Atma Jaya dan memarkirkan motor, Aurora dan Mila berjalan dengan cepat menuju ke meja resepsionis.
"Permisi sus, ruangan ICU dimana ya?" tanya Aurora to the point pada Suster yang berjaga disana.
"Oh iya, mbak nanti tinggal jalan lurus dari sini, setelah itu belok kiri, terus berjalan lurus sedikit, nah ruang ICU itu tepat di sebelah kanan ruangan operasi," jelas suster itu. Aurora dan Mila manggut-manggut mengerti.
"Terima kasih Sus," ucap Aurora.
Suster itu mengangguk dan tersenyum, "Sama-sama."
Mereka berdua pun melangkah kan kakinya dengan cepat menuju ruang ICU sebagaimana suster tadi menjelaskan pada mereka.
Dari kejauhan, mereka berdua melihat Nuri dan Aril tengah duduk di kursi tunggu depan ICU. Dengan segera Aurora menghampiri dua orang terpenting di hidupnya itu dan diikuti oleh Mila dibelakangnya.
"Ibu!" Aurora langsung memeluk Nuri dengan erat dan kembali terisak.
"Aurora." Nuri membalas pelukan putrinya. Setelah beberapa saat Aurora pun melepaskan pelukannya.
"Ayah sebenarnya sakit apa Bu? Kenapa sampai bisa di rawat di ruangan ICU? Apa penyakit ayah begitu parah? Padahal tadi pagi ayah masih terlihat baik-baik saja," tanya Aurora bertubi-tubi.
Nuri menghela napas berat, "Sangat panjang ceritanya nak, pas ayah dibawa kesini, Dokter mengatakan tekanan darah ayahmu sangat tinggi."
"Memangnya berapa tekanan darah ayah, Bu?"
"280/80 mmHg, nak." Aurora dan Mila terkejut mendengarnya.
"Tadi diagnosis Dokter, ayahmu terkena stroke ringan, karena di dalam otak ayah terdapat pembekuan atau penyumbatan pembuluh darah dan itu yang menyebabkan sebagian anggota tubuh ayah tidak bisa digerakkan bahkan membuat ayah tidak bisa bicara," jelas Nuri dengan nada bergetar.
"Allahuakbar."
Aurora memijit pelipisnya, ia tak percaya jika ayahnya akan sakit seperti saat ini. Ayahnya sangat pandai menyembunyikan kalau dirinya sedang sakit, karena dari dulu ayahnya memang tidak ingin membebani dan merepotkan orang, terutama istri dan anak-anaknya.
"Ayah boleh di jenguk nggak, Bu?"
"Boleh nak, di dalam sana ada perawat-perawat yang sedang memantau keadaan ayahmu," ucap Nuri.
Pasien yang di tempatkan di ruang ICU akan selalu berada dalam pengawasan dan pemantauan 24 jam oleh tim medis.
"Ya sudah Bu, Aurora mau masuk dulu. Gue masuk duluan ya Mil?"
Mila mengangguk, "Iya Ra, lo duluan aja nanti gue belakangan."
Aurora mengangguk, ia beranjak dari kursi lalu melangkah kan kakinya menuju ke ruang ICU, membuka pintu ruangan itu dengan pelan.
Kedatangan Aurora membuat atensi keempat perawat di dalam ruangan itu mengalihkan pandangan mereka ke arahnya.
DEG!
Dua perawat laki-laki disana membelalakkan matanya ketika melihat siapa yang datang.
'Kucing cantik.'
'Bidadari.'
Kalian pasti tau mereka berdua siapa? Ya mereka adalah Irsyan dan Aji. Ternyata mereka berdua yang akan mengawasi, memantau dan merawat Alfian, ayah dari Aurora. Sebuah kebetulan yang tidak disangka bukan?
Aurora tidak memperdulikan pandangan perawat-perawat itu, ia segera menghampiri ranjang rawat ayahnya.
Disana ayahnya terbaring lemah, ditubuhnya pun banyak tertancap selang dan kabel. Di hidung, dada, mulut bahkan Aurora melihat ada selang yang dipasangkan pada lubang kencing ayahnya untuk membantu membuang air urine, selang itu disebut dengan kateter.
Tak lupa juga alat elektrokardiograf (EKG) yang terus berbunyi di samping kepala Alfian, alat itu digunakan untuk memonitor kinerja organ tubuh, misalnya detak jantung, kadar oksigen dalam darah dan tekanan darah pada pasien.
Sungguh ia tak tega melihat ayahnya seperti itu. Jika bisa di tukar, biar dia saja yang sakit dan dirawat bukan ayahnya.
"Ayah." Aurora memegang tangan Alfian.
'Ternyata pasien yang bakal gue rawat ini ayah dari si kucing cantik? Ternyata takdir sedang berpihak kepada gue,' batin Irsyan yang diam-diam tersenyum. Tentu dia sangat bahagia karena takdir telah mempertemukannya kembali dengan gadis yang ia sebut kucing manis itu.
Apakah ini yang dinamakan jodoh?
"Kenapa Ayah bisa gini? Ayah harus kuat, Ayah pasti bisa sembuh, hiks." Aurora kembali terisak sampai sesenggukan.
Ah, rasanya Irsyan ingin memeluk dan menenangkan kucing cantiknya, ia tak tega melihatnya menangis sesenggukan seperti itu.
'Gue janji bakal merawat Ayah lo sampai sembuh,' janji Irsyan di dalam hatinya dan terus menatap ke arah Aurora.
...----------------...
To be continued.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 261 Episodes
Comments
Momd JuJo
semoga Aurora jadian dehc sama Irsyan🤗🤗🤗
2023-03-23
0
SENJA ROMANCE
kucing manis = Aurora?
Ripan mana Ripan??? mau tak nuklir tuh anak Thor.😡😡😡
2022-11-06
0
Yaya🐼
akhirnya mereka dipertemukan kembali dengan tempat yg tak terduga-duga🥰
2022-10-28
1