Saat ini Alvin berada di sebuah kafe. Dia sengaja pergi untuk menenangkan dirinya. Dia masih belum bisa memaafkan istrinya yang ternyata masih berhubungan dengan mantan kekasihnya.
Alvin yang sedang menikmati secangkir kopi, tak sengaja melihat Kenan yang sedang duduk di salah satu kursi bersama seorang wanita cantik. Alvin memutuskan untuk menghampirinya.
"Kenan, ada yang ingin saya bicarakan denganmu," ucap Alvin yang saat ini sedang berdiri di dekat mereka.
Kenan tersenyum menatap Alvin yang sedang berdiri di sampingnya.
"Sayang, kamu bisa tinggalkan kami berdua," Kenan membelai mesra rambut panjang kekasihnya.
"Baik, sayang." Wanita itu berlalu pergi meninggalkan mereka berdua.
"Ada apa Tuan Alvin yang terhormat menemuiku?" Tanya Kenan.
"Saya tahu jika selama ini istri saya selalu mengirim uang ke rekeningmu dengan jumlah besar. Saya penasaran untuk apa sebenarnya uang itu?"
"Oh jadi Tuan Alvin sudah tahu. Tapi sayangnya saya tidak mau menjawab."
"Sebutkan saja apa yang kamu minta, dan tolong jawab satu pertanyaanku itu."
Mendengar perkataan Alvin, tentu Kenan tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu.
"Saya akan memberitahukan sebuah informasi sekaligus bukti-buktinya jika Tuan Alvin mau memberikan saya uang sebesar 150 juta."
"Kamu memeras saya?"
"Baiklah kalau Tuan Alvin tidak mau memberikan, saya juga tidak akan berbicara apa pun."
Mungkin untuk saat ini lebih baik Alvin menuruti apa kemauan Kenan. Dari pada dia terus penasaran, dan istrinya juga tidak mau jujur.
"Baiklah, saya setuju." Alvin mengangkat tangannya meminta Kenan untuk berjabat tangan. Dengan senang hati Kenan menjabat tangan Alvin.
Alvin meminta nomor rekening Kenan. Lalu dia langsung mentransfer sejumlah uang yang di mintanya.
"Coba cek! Saya sudah mentransfernya," kata Alvin.
"Thanks, bro. Sekarang saya mau memberitahukan sesuatu yang mungkin akan membuat Anda terkejut.
Alvin tampak serius memperhatikan Kenan yang sedang berbicara.
"Saya dan Cantika itu sering melakukan hubungan suami istri saat kita masih pacaran. Saya juga yang mengambil virgin-nya."
"Bagaimana mungkin?" Alvin tampak terkejut.
"Memangnya Tuan Alvin tidak bisa membedakan wanita yang masih suci dan wanita yang sudah sering terjamah?"
Sejenak Alvin diam, dia mengingat saat malam itu dia menodai seorang wanita yang dia kira adalah Cantika. Namun jika Kenan berbicara seperti itu, lalu siapa yang dia nodai di malam itu. Tentu ini membuat Alvin bertanya-tanya pada dirinya sendiri.
"Apa kamu ada buktinya?" tanya Alvin.
"Ada," Kenan mengambil ponsel miliknya. Lalu dia memutar video durasi pendek. Di dalam video itu tampak dirinya dan juga Cantika sedang bergelut di atas ranjang.
Alvin tidak menyangka jika kelakuan istrinya seperti itu. Memang saat melakukan dalam keadaan sadar, Alvin merasakan hal aneh. Karena Cantika tidak merasakan sakit atau apa pun itu. Padahal jika melakukan untuk yang kedua kalinya pasti masih merasakan sakit.
"Apa ini benar? Apa video ini bukan editan?" Alvin tak mau percaya begitu saja.
"Kalau video ini rekayasa, tentu Cantika tidak mungkin mau mengirimkan sejumlah uang yang saya minta."
Mendengar perkataan itu saja, Alvin meyakini jika yang di katakan oleh Kenan itu adalah fakta.
'Jadi, siapa wanita yang sudah aku nodai malam itu?' batin Alvin.
Alvin tak menyangka jika wanita yang dia cintai, yang dia damba-damba tak lebih dari seorang wanita murahan. Dia begitu bodoh selama ini matanya tertutup. Namun sekarang ada anak di antara mereka. Alvin tidak bisa begitu saja untuk meninggalkan istrinya.
"Terima kasih atas informasinya, saya permisi dulu." Alvin beranjak dari duduknya, lalu dia pergi begitu saja.
Sambil berjalan menuju ke mobilnya, Alvin menghubungi Rendi yang merupakan asistennya. Dia meminta Rendi untuk mengambil semua bukti perselingkuhan istrinya yang di miliki oleh Kenan. Dia tidak mau jika kedepannya dengan bukti-bukti itu bisa mengancam perusahaannya.
Alvin tidak akan langsung pulang, namun dia akan pergi ke tempat dimana dia mengambil kesucian seseorang yang dia juga tidak tahu itu siapa. Seingatnya bangunan itu tak jauh dari bar yang dia kunjungi saat itu.
Untung saja jalanan tidak macet, jadi dia bisa sampai lebih cepat. Alvin menatap kanan kirinya. Dia mengingat bangunan mana yang saat itu dia masuki.
Alvin keluar dari mobilnya, Dia menatap sebuah bangunan yang saat ini sudah menjadi toko pakaian. Dia ingat jika bangunan itu yang malam itu dia datangi. Alvin menatap sekelilingnya. Siapa tahu ada CCTV disekitar sana. Ternyata dia melihat ada CCTV di depan bangunan tepat sebelah bangunan itu. Alvin mendekati bangunan itu, dia meminta izin untuk melihat CCTV yang ada di depan.
Alvin masuk ke mobilnya dengan ekspresi wajah yang sulit di artikan. Jujur saja dia sangat terkejut saat tahu siapa wanita yang dia nodai malam itu. Wanita itu yang tak lain adalah Nirmala.
'Aku harus bicara sama Nirmala. Kenapa selama ini dia diam saja, bahkan dia tidak meminta pertanggung jawaban kepadaku,' batin Alvin.
Lalu dia menyalakan mesin mbilnya, dan langsung mengemudikan mobilnya. Tujuannya saat ini dia harus cepat sampai di rumah.
Sesampainya di rumah, Alvin mencari keberadaan Nirmala.
''Mala ... Mala ... '' Alvin memanggil Nirmala sambil menatap ke segala arah.
Terlihat Nirmala muncul dari arah belakang. Dia menghampiri majikannya yang sedang berdiri di ruang depan.
''Maaf, Tuan. Ada yang bisa saya bantu?'' tanya Nirmala yang saat ini berada di hadapan majikannya.
''Ikut ke kamar saya! Saya mau bicara penting,'' ucapnya.
''Tidak bisakah kita bicara disini saja?''
''Menurutlah!'' setelah mengatakan itu Alvin berlalu pergi dari hadapan Nirmala.
Nirmala mengikuti kemana Alvin pergi. Dalam hatinya dia penasaran, sebenarnya Alvin mau mengatakan apa, sampai-sampai mengajaknya bicara di dalam kamar. Mungkin saja yang akan Alvin katakan itu sesuatu yang penting.
Nirmala yang baru sampai di kamar majikannya, dia masih berdiri di depan pintu.
''Masuk, dan tutup pintunya!'' pinta Alvin.
''Baik, Tuan.'' Nirmala menutup pintu itu, lalu dia menghampiri Alvin.
Alvin memajukan badannya agar dia lebih dekat dengan Nirmala. Saat Nirmala hendak mundur ke belakang, Alvin memegang tangannya lalu merengkuh pinggangnya.
Dengan jarak yang seperti itu tentu Nirmala panik. Dia takut jika Alvin akan berbuat macam-macam kepadanya.
''Apa yang Tuan Alvin inginkan?'' Nirmala merasakan tubuhnya sedikit gemetar karena takut.
Alvin tidak menjawab, dia malah mendekatkan wajahnya dengan wajah Nirmala. Sedangkan Nirmala memejamkan kedua matanya. Alvin tersenyum lalu kembali menjauhkan wajahnya.
''Kenapa tutup mata? Apa nungguin aku menciummu?'' Alvin kembali melepaskan tangannya dari pinggang Nirmala.
''Tidak,'' ucapnya yang kini sudah membuka lagi kedua matanya.
''Ayo kita duduk di sofa!'' ajaknya
''Baik, Tuan.''
Saat ini keduanya duduk berhadap-hadapan.
''Kenapa kamu tidak bilang kalau saya yang telah menodai kamu?'' tanya Alvin.
''Saya hanya tidak mau dikira wanita matre dengan meminta untuk di nikahi. Apalagi status sosial kita itu berbeda.''
''Kamu tidak memikirkan akibatnya untukku. Jika saja kamu hamil, apa kamu akan membesarkan anak itu sendirian?''
''Nyatanya sampai sekarang saya tidak hamil anak Tuan,'' ucapnya.
''Wanita aneh,'' gumam Alvin, namun masih terdengar oleh Nirmala.
''Saya tidak aneh, Tuan.'' ucapnya.
''Sebagai rasa pertanggung jawaban saya, kamu boleh meminta apa pun sama saya. Mau rumah, mobil, uang, pasti saya akan kasih.''
''Maaf, Tuan. Saya tidak menjual keperawanan saya. Jika tidak ada hal lain yang ingin Tuan katakan, saya permisi dulu.'' Nirmala beranjak dari duduknya, lalu pergi keluar dari kamar itu.
''Benar-benar wanita aneh,'' gumam Alvin sambil menatap kepergian Nirmala.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Puja Kesuma
kau yg aneh alvin...knp baru skrg kau cari tau siapa yg kau nodai waktu itu..knp gk dr awal kejadian kau cek cctv...kau aja yg bodoh bs bs nya di bohongi cintya... kau suru rendy selidiki cintya pasti bakal terbongkar usia kandungannya cintya ..
2022-10-11
0
Rhesinta Saipul
next
2022-10-10
0
yulianti Akila
nirmala gadis lugu,awas tu ada saingan cantika😓😓😓
2022-10-10
1