Cantika yang baru bangun dari tidurnya, dia melihat suaminya yang sedang bercermin sambil menatap penampilannya sendiri.
''Mas, kamu mau kemana?'' cantika bertanya kepada suaminya.
''Mau pergi keluar, memangnya kenapa?'' tanya Alvin.
''Tumben sekali pergi di hari libur.''
''Iya nih, kebetulan lagi ingin pergi.''
''Kalau boleh tahu, Mas Alvin mau pergi kemana?''
''Hanya keluar sebentar kok. Aku langsung pergi saja ya,'' Alvin mengambil kunci mobilnya yang ada di atas nakas, lalu dia segera pergi.
Cantika menatap kepergian suaminya hingga tak terlihat lagi dari pandangan matanya. Lalu dia menelepon orang suruhannya untuk mengikuti kemana suaminya itu pergi.
Alvin sudah berada di perjalanan menuju ke rumah sakit. Namun saat melihat toko kue, dia singgah sebentar untuk membeli. Setelah membeli kue, Alvin masuk lagi ke dalam mobil. Dia sama sekali belum menyadari jika ada mobil yang mengikutinya dari belakang.
Alvin tiga kali singgah, yaitu di toko kue, di swalayan untuk membeli buah, dan juga di toilet umum. Namun dia merasa aneh karena ada mobil di belakangnya yang juga berhenti saat dia singgah.
''Kenapa mobil itu terus mengikutiku? Apa mungkin hanya kebetulan saja,'' gumam Alvin sambil menatap mobil di belakangnya melalui kaca spion.
Alvin memutar arah, sehingga dia kembali mengemudi ke arah rumahnya. Namun ternyata mobil yang tadi, masih terus mengikutinya.
'Hm ternyata mobil itu memang sedang mengikutiku,' batin Alvin.
Alvin mencari akal agar dia tidak lagi diikuti. Akhinya dia menghentikan mobilnya di depan mall. Dia parkirkan mobilnya di parkiran mall. Dia melihat mobil yang mengikutinya ada di seberang jalan. Alvin memutuskan untuk masuk ke mall. Dia mencari jalan keluar lewat belakang. Lalu dia memesan taxi online.
Setelah lima belas menit menunggu, akhirnya taxi online yang dia pesan datang juga. Alvin menatap kanan kirinya, memastikan jika mobil yang tadi mengikutinya tidak melihatnya. Lalu dia masuk ke taxi, dan meminta sopirnya untuk mengemudikan mobilnya menuju ke rumah sakit.
Sekarang Alvin merasa tenang karena tidak ada yang mengikutinya lagi.
Tak lama, dia sampai juga di rumah sakit. Setelah membayar, langsung saja dia melangkahkan kakinya memasuki rumah sakit.
Alvin sudah sampai di depan pintu ruangan Nenek Sandra. Dia mengetuk pintu ruangan itu. Setelah itu barulah dia masuk.
Nirmala yang sedang duduk di sofa, dia tersenyum menatap kedatangan Alvin.
''Siang, Tuan.''
''Siang juga. Bagimana keadaan nenekmu?'' Alvin mendekati Nirmala, lalu dia menaruh buah tangan yang dia bawa ke atas meja kecil yang ada di depan Nirmala.
''Kata dokter sih keadaan nenek sudah semakin membaik.''
''Syukurlah, saya senang mendengarnya. Oh iya ini ada kue sama buah.''
''Tidak perlu repot-repot, Pak. Saya jadi tidak enak nih.''
''Jangan sungkan, Mala.''
Alvin menatap ke arah Nenek Sukma yang sedang tidur. Lalu dia beralih menatap Nirmala yang duduk di sampingnya.
''Kamu sudah makan siang, Mala?'' tanya Alvin.
''Kebetulan belum nih, memangnya kenapa?''
''Nih makan kue biar tidak lapar,'' Alvin membuka plastik pembungkus kue.
''Sepertinya enak nih, apa saya boleh mencoba?''
''Silakan! Ini memang untuk kamu kok.''
Nirmala mengambil satu potong kecil kue itu, lalu mulai melahapnya.
''Em ini enak, ayo Tuan Alvin juga makan!''
''Mulai sekarang jangan panggil saya tuan dong, saya kan bukan lagi majikan kamu.''
''Lalu aku harus panggil apa? Pak, Kakak, atau ... '' Nirmala tampak bingung memikirkan nama panggilan yang cocok untuk Alvin.
''Panggil saya kakak saja,'' pintanya.
''Baiklah,'' jawabnya.
Alvin melihat ada sisa kue di sudut bibir Nirmala. Lalu dia mengusapnya.
Nirmala diam membisu saat melihat perlakukan Alvin yang menurutnya sangat manis.
''Maaf, tadi ada sisa kue.''
''Em iya,'' Nirmala terlihat salah tingkah.
Alvin dan Nirmala saling mengobrol, hingga mereka tak menyadari jika sejak tadi Nenek Sukma memperhatikan keduanya.
''Mala,'' dengan suara lemasnya, Nenek Sukma memanggil Nirmala.
Nirmala dan Alvin menoleh ke sumber suara.
''Nenek sudah bangun?''
''Iya, Nak. Tapi nenek minta kamu temani.''
''Baiklah, Mala selalu siap untuk menemani nenek,'' Nirmala beranjak dari duduknya, lalu dia menghampiri neneknya.
Alvin ikut menghampiri Nenek Sukma.
''Nenek cepat sembuh ya. Nanti kalau sudah sembuh, saya akan mengajak kalian liburan,'' ucap Alvin.
''Iya, Nak. Nenek selalu berusaha kuat supaya cepat sembuh. Terima kasih ya karena sudah sering datang menengok nenek. Nenek jadi tidak enak nih sudah merepotkan Nak Alvin terus.''
''Saya tidak merasa di repotkan kok, Nek. Hanya saja saya ini mantan majikannya Nirmala, jadi wajar saja jika saya datang menjenguk. Lagian kalian tidak punya sanak saudara di kota ini. Kasihan kalau Mala sendirian disini tidak ada teman mengobrol.''
''Kamu benar juga, Nak. Nenek ingin kamu selalu menjaga Mala ya, Nak. Kasihan dia anak yatim piatu.''
''Kan masih ada nenek yang jagain Mala,'' ucap Nirmala.
''Iya sih, tapi sekarang nenek sakit-sakitan, jadi tidak bisa jagain kamu. Sekarang malah kamu yang jagain nenek.''
''Tapi tetap saja Mala masih punya nenek yang jadi semangat hidup Mala,'' Nirmala langsung memeluk neneknya.
Kruyuk kruyuk
Alvin dan Nenek Sukma mendengar perut Nirmala berbunyi. Walaupun sudah memakan kue, namun Nirmala masih merasa lapar, karena dia belum memakan nasi.
''Kamu lapar, Nak?'' tanya Nenek Sukma.
''Hehe iya, Nek.'' ucapnya sambil melepaskan pelukannya.
''Kalau begitu kita makan siang dulu yuk! Kebetulan tadi saya juga belum makan siang,'' ajak Alvin.
''Tapi saya tidak mau ninggalin nenek.''
''Pergilah, Nak! Nenek tidak apa-apa kok sendirian disini.''
''Baiklah, maaf ya Mala tinggal dulu, Nek. Hanya sebentar kok, aku janji kalau sudah selesai makan siang, aku langsung kembali kesini.''
''Iya, Nak.''
Nenek Sukma menatap kepergian Nirmala dan Alvin.
Hanya dua puluh menit mereka keluar. Kini mereka sudah sampai di ruang inap Nenek Sukma. Nirmala melihat neneknya yang sedang tidur.
''Perasaan nenek baru juga bangun, kok sekarang sudah tidur lagi,'' gumam Nirmala.
''Mungkin nenekmu kelelahan,'' kata Alvin.
''Tapi tidak biasanya loh nenek tidur dalam waktu secepat ini,'' Nirmala melangkah mendekati neneknya. Sedangkan Alvin duduk di sofa.
Nirmala melihat wajah neneknya tampak pucat. Saat dia ingin mengusap pucuk kepalanya, dia merasakan hawa dingin.
'Kenapa terasa dingin?'' Nirmala beralih menyentuh bagian yang lain, dan ternyata terasa dingin. Saat dia menyentuh hidung, dia merasakan napas neneknya sudah tidak ada. Lalu dia mengecek denyut nadinya dan ternyata sudah tidak ada.
''Nenek, '' spontan Nirmala berteriak, dia juga terisak.
Alvin yang sedang duduk, dia merasa kaget saat mendengar teriakan Nirmala. Saat mendengar Nirmala menangis, dia langsung menghampirinya.
''Mala, kamu kenapa?'' tanya Alvin.
''Nenek, dia ... '' Nirmala tak bisa melanjutkan perkataannya karena isak tangisnya.
Alvin melihat keadaan nenek Sukma. Saat dia mengecek denyut nadinya, ternyata sudah tidak ada.
Alvin memeluk Nirmala, dan mencoba untuk menenangkannya. Kehilangan seseorang yang sangat penting dalam hidup kita, pasti sangatlah sedih. Apalagi itu satu-satunya keluarga yang di milikinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩ𝐙⃝🦜aya𒈒⃟ʟʙᴄ🍒⃞⃟🦅̈́
innalillahi wainailahi roji'un
nah salah lagi nirmala jdi rania 🤔
2022-10-13
0
Puja Kesuma
selesaikan dl masalahmu dgn cantika alvin...jgn biarkan berlarut larut
2022-10-12
1