Semalaman Nirmala menunggu Alvin pulang, namun ternyata tidak pulang-pulang juga. Bahkan dia juga hanya tidur selama dua jam saja. Sampai sekarang pun dia masih merasa mengantuk.
NIrmala sudah selesai membereskan kamar Alvin. Kini kamar itu tampak bersih dan wangi. Saat Nirmala hendak keluar, dia melihat Alvin yang baru pulang.
''Pagi, Tuan.'' ucapnya ramah, sambil sedikit membungkukkan badannya.
''Oh iya maaf semalam saya menginap di luar''
''Iya, Tuan. tidak apa-apa. Apa sekarang mau disiapkan air hangat untuk mandi?''
''Tidak perlu, saya sudah mandi.'' jawabnya.
''Baiklah, kalau begitu saya permisi,'' Nirmala berlalu pergi dari sana. Dalam hatinya dia sedikit kesal, gara-gara semalam dia jadi kurang tidur.
Nirmala memiih untuk mengerjakan pekerjaan lainnya. Kali ini dia akan menyetrika. Walaupun dia masiih mengantuk, namun bukan berarti dia mengabaikan pekerjaannya. Dia harus mengerjakan pekerjaannya agar cepat selesai.
Walaupun dibawa menyetrika, namun Nirmala masih saja merasa mengantuk. Sesekali dia menutupi mulutnya dengan satu tangannya saat dia menguap. Tak sengaja dia memejamkan matanya karena mengantuk berat.
Nirmala membuka matanya karena dia menghirup aroma gosong. Dia membelalakan kedua matanya saat melihat kemeja milik Alvin tampak gosong. Pantas saja baunya sangat menyengat. Nirmala buru-buru mencabut setrikaan dari saklarnya. Dia tidak akan melanjutkannya lagi. Mungkin nanti saja saat dia sudah tidak merasa mengantuk lagi.
''Aduh bagaimana ini? Pasti aku akan kena marah. Bagaimana jika gajiku di potong?'' gumam Nirmala yang merasa sedikit takut, karena dia sudah melakukan kesalahan.
Tiba-tiba Nirmala mendengar ada yang memanggilnya. Dia memutusakan untuk keluar untuk melihat siapa yang memanggilnya. Ternyata yang memanggilnya itu Bi Ijah.
''Ada apa, Bi?'' tanya Nirmala.
''Tadi Tuan Alvin memanggilmu. Katanya sedang mencari kemeja yang berwarna biru,'' ucapnya.
''Apa?'' Nirmala sedikit terkejut.
''Kenapa terlihat kaget?''
''Ah tidak. Aku mau ambil kemeja milik Tuan Alvin dulu,'' Nirmala kembali ke ruangan yang tadi.
Dengan rasa takut, Nirmala tetap menghadap majikannya. Entah dia yang nantinya di marahi, namun sekarang atau nanti, dia tetap tidak bisa menutupi kesalahannya itu.
Nirmala sudah berada di depan kamar Alvin.
Tok tok
''Permisi, Tuan.'' ucapnya sambil mengetuk pintu.
Tak lama, Alvin membukakan pintu kamarnya.
''Mana kemeja yang saya minta?''
Dengan menundukkan pandangannya, Nirmala menyodorkan kemeja yang sedang dia pegang. Kebetulan kemeja itu dia lipat sehingga Alvin belum melihat kemeja yang gosong.
Tak sengaja kemeja yang Alvin pegang terjatuh. Bagian yang gosong terlihat. Alvin mengambil kemaja itu dari atas lantai. Lalu dia menatap tajam Nirmala yang masih menundukkan pandangannya.
''Apa yang kamu lakukan dengan kemejaku? Kenapa bisa gosong seperti ini? Kamu bisa bekerja tidak sih?'' Alvin tampak marah sekali.
''Maaf, Tuan. Saya tidak sengaja.''
''Kamu pikir dengan kata maaf mampu membalikan kemeja ini ke bentuk semula. Ikut ke kamar! Kamu harus aku hukum,'' Alvin menyeret tangan Nirmala menuju ke kamar. Lalu dia menutup pintu kamarnya.
Alvin menatap Nirmala dari atas sampai bawah.
''Apa ya bagusnya hukuman untukmu,'' Alvin tampak memikirkan hukuman yang cocok untuk Nirmala.
Nirmala tampak takut jika Alvin memberinya hukuman yang tidak-tidak.
''Begini saja, kamu pijat kaki saya!'' pintanya.
''Baik, Tuan.'' Nirmala sedikit merasa lega, karena Alvin tidak memberinya hukuman yang berat.
Alvin naik ke atas ranjang, lalu dia duduk berselonjor. Dia menyuruh Nirmala untuk duduk di pinggir rajang dan mulai untuk memijat kakinya.
Walaupun merasa kurang nyaman, namun Nirmala melakukan apa yang di minta oleh majikannya. Selama itu bukan hukuman yang merugikannya. Sesekali Nirmala menatap ke arah Alvin yang sedang senyum-senyum sendiri. Alvin tampak asyik dengan ponselnya
Setelah memijat selama lima belas menit, Alvin menyuruh NIrmala untuk menyudahinya.
''Sudah cukup! Kamu boleh keluar. Tapi ingat ya lain kali jangan lakukan kesalahan seperti ini lagi. Bisa saja hukumannya akan lebih berat dari ini.''
''Baik, Tuan. Saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi,'' ucapnya.
Nirmala segera keluar dari kamar itu.
....................
Alvin sudah mengatakan kepada ayahnya bahwa dia akan melamar Cantika. Pak Sanjaya hanya menuruti saja apa yang anaknya inginkan. Sebagai orang tua, Pak Sanjaya hanya memberi restu. Jika anaknya sudah memilih, berarti itu pilihan yang terbaik untuknya.
Saat ini Alvin dan ayahnya akan pergi ke rumah Cantika. Kedatangan mereka itu untuk melamar Cantika. Mereka hanya pergi berdua saja. Karena memang acaranya dadakan, jadi lamaran mereka di lakukan secara sederhana.
Tin tin
Alvin membunyikan klakson mobilnya saat dia berada di depan rumah ayahnya. Terlihat ayahnya yang keluar dari dalam rumah.
''Nak, apa kamu sudah menyiapkan parsel dan buah tangan lainnya?''
''Sudah, Pah. Aku taruh di belakang,'' ucap Alvin sambil menatap ayahnya yang sedang membuka pintu mobil.
''Syukurlah,'' Pak Sanjaya menutup kembali pintu mobilnya setelah duduk di sebelah anaknya.
Alvin langsung saja mengemudikan mobilnya menuju ke alamat rumah Cantika.
Setelah cukup lama di perjalanan, akhirnya mereka sampai juga di depan rumah Cantika. Mereka melangkah mendekati pintu masuk.
Tok tok
Pak Sanjaya mengetuk pintu rumah itu. Ternyata yang membukakan pintunya pembantu yang ada di rumah itu.
''Selamat pagi, Tuan.'' ucapnya ramah.
''Pagi juga,'' ucap Pak Sanjaya sambil tersenyum.
''Bi, tolong bantu bawa parsel ya!'' pinta Alvin.
''Baik, Den'' ucapnya, lalu mengikuti Alvin mendekati mobil.
KIni mereka melangkah memasuki rumah.
''Wah selamat datang calon besan,'' Pak Dirga mendekati Pak Sanjaya lalu mengajaknya untuk bersalaman.
''Bagimana kabarnya Pak Dirga? Sepertinya bisnisnya makin maju nih.''
''Kabar saya baik, dan bisnis ya lumayan meningkat.''
''Wah suatu kehormatan bagi saya bisa berbesanan dengan Pak Dirga yang meupakan bebisnis sukses di London.''
''Ah Pak Jaya bisa saja. Mari duduk!'' ajaknya.
Kini mereka duduk di sofa yang ada di ruang keluarga.
''Maaf ya Om, Tante, saya hanya bawa seadanya saja,'' ucap Alvin.
''Tidak apa-apa, Nak. Harusnya tidak usah repot-repot bawa parsel,'' ucap Bu Rinda.
''Tidak enak kalau datang dengan niat penting tapi tidak membawa apa pun, Bu.'' ucap Alvin.
Pak Sanjaya mulai membuka suara, dengan mengutarakan kedatangan mereka yang berniat untuk melamar Cantika. Pak Dirga menerima niat baik mereka. Bahkan di antara keduanya sepakat untuk langsung menentukan tanggal pernikahan.
Sesuai kesepakatan, mereka akan menikah bulan depan. Semua pesta akan di siapkan oleh Bu Rinda.
Setelah mengobrolkan tentang pernikahan, kini mereka lanjut mengobrol santai sambil menikmati hidangan yang ada.
Pak Sanjaya merasa beruntung karena memiliki calon besan yang merupakan pebisnis sukses. Itu akan baik juga untuk perkembangan perusahaannya apabila bekerja sama dengan perusahaan milik Pak Dirga yang berada di London.
''Pah, Mah, Canti mau ajak Mas Alvin ke taman belakang ya,'' ucapnya.
''Iya, Nak.'' ucap Bu Rinda.
Alvin dan Cantika pergi dari sana. Mereka akan memanfaatkan waktu untuk berduaan sambil bermesraan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩ𝐙⃝🦜aya𒈒⃟ʟʙᴄ🍒⃞⃟🦅̈́
kapan alvin tau kalo bukan cantika yg dia tiduri waktu itu
2022-10-07
0
Satriya Bagus
buat alvin sedikit tegas dan cerdas thor sama cantika jangan di bodohi terus menerus si alvin dan buat alvin ingat yang telah di perkosa itu nirmala bukan cantika 🙏🙏🙏✌
2022-10-07
0
Cici Murniawati
lanjut
2022-10-06
0