Satu minggu kemudian.
Tak terasa sudah satu minggu pernikahan Alvin dan Cantika. Keduanya tampak mesra dan sama sekali tidak pernah bertengkar.
Pagi ini Alvin dan Cantika sedang sarapan bersama. Namun dari tadi Cantika merasa mual. Bahkan dia hanya makan sedikit sekali.
''Sayang, kamu kenapa? Kamu sakit?'' Alvin menatap raut wajah istrinya yang tampak pucat.
''Aku tidak tahu nih, tapi aku merasa sangat mual,'' ucapnya.
''Nanti kita periksa ya, wajah kamu pucat sekali.''
''Iya, Mas. Aku duluan ke kamar ya,'' Cantika langsung beranjak dari duduknya, lalu dia pergi ke kamar.
Sesampainya di kamar dia langsung mengunci pintu. Cantika mengambil sesuatu dari dalam laci meja rias, yang tak lain adalah test pack. Dia memang sudah menyiapkannya dari kemarin. Karena sudah lebih dari satu bulan dia tidak datang bulan. Cantika pergi ke kamar mandi yang ada di kamar itu. Dia akan mengeceknya apakah dia hamil atau tidak.
Beberapa menit kemudian dia keluar dari kamar mandi. Dia memegang test pack yang ternyata hasilnya positif.
Tok tok
Cantika mendengar ada yang mengetuk pintu kamarnya.
''Sayang, buka pintunya!'' ucap Alvin sambil mengetuk pintu.
''Iya, Mas. Sebentar!'' Cantika menyimpan test pack itu ke laci meja rias. Lalu dia segera membukakan pintu kamarnya.
Kini pintu itu sudah terbuka. Alvin melangkah memasuki kamarnya.
''Sayang, apa kita akan periksa sekarang?''
''Nanti saja deh,'' ucapnya.
Alvin hendak berbicara kagi kepada istrinya, namun dering ponselnya yang membuatnya tidak jadi berbicara. Ternyata asistennya yang meneleponnya dan memeberitahu jika pagi ini ada pertemuan penting dengan klien.
Alvin yang baru selesai berteleponan, dia menatap istrinya yang sedang duduk di sampingnya.
''Sayang, sepertinya Mas tidak bisa mengantar kamu pergi periksa. Mas baru ingat jika pagi ini ada pertemuan penting dengan klien dari luar negeri.''
''Aku bisa pergi sendiri kok. Biar nanti di antar sopir saja,'' ucapnya.
''Baiklah, nanti biar kamu di antar sama Nirmala ya.''
''Tidak usah, aku bisa pergi sendiri kok.''
''Baiklah,'' Alvin mencium singkat kening istrinya, lalu dia bersiap untuk pergi.
Setelah suaminya pergi ke kantor, Cantika juga bersiap untuk pergi.
Terlihat Cantika yang baru keluar dari kamarnya. Dia keluar dan memanggil sopir yang ada di rumah itu. Dia memintanya untuk di antar ke rumah sakit.
Saat ini Cantika sudah berada di perjalanan menuju ke rumah sakit. Setelah cukup lama di perjalanan, akhirnya dia sampai juga di rumah sakit.
Cantika langsung mendaftar untuk periksa di dokter kandungan. Setelah mendaftar, dia duduk bersama ibu-ibu hamil yang sedang mengantre.
Setelah lima belas menit menunggu, akhirnya giliran Cantika yang akan di periksa. Dia langsung saja masuk ke ruang pemeriksaan. Cantika di arahkan untuk berbaring di brankar pasien. Lalu dokter mulai memeriksanya.
''Dok, apa saya benar hamil?''
''Benar, Bu. Dan usia kandungan ibu memasuki minggu ke enam,'' ucapnya.
''Minggu ke enam, Dok?" Cantika sedikit terkejut.
''Benar, Bu.''
''Tapi kenapa tidak dari kemarin-kemarin ya saya merasakan mual?''
''Mungkin memang Ibu belum merasakannya.''
Kini Cantika sudah turun dari brankar pasien. Dia kembali duduk di kursi yang ada di depan meja kerja dokter.
''Ini saya resepkan vitamin untuk ibu. Karena usia kandungannya masih muda, tolong jaga baik-baik ya. Jangan dulu berhubungan badan,'' ucap dokter.
''Baik, Dok.''
Setelah selesai di periksa, Cantika segera pergi. Dia akan menebus vitamin yang tadi sudah di resepkan oleh dokter.
.......
Alvin baru pulang dari kantor. Kedatangannya di sambut hangat oleh istrinya.
''Selamat datang, Mas. Pasti Mas Alvin cape sekali nih baru pulang kerja,'' Cantika mengambil tas kerja suaminya.
''Iya, sayang. Pekerjaan hari ini cukup melelahkan,'' ucapnya.
''Kita langsung ke kamar yuk! Mas Alvin mau langsung mandi atau mau sesuatu?''
Alvin menatap istrinya dengan sedikit aneh. Karena kali ini istrinya begitu perhatian kepadanya.
''Sayang, kok tumben sekali kamu perhatian sama Mas?''
''Memangnya tidak boleh perhatian sama suami sendiri?''
''Boleh dong, Mas malah suka kalau kamu perhatian seperti ini,'' Alvin merengkuh pinggang istrinya, lalu mengajak istrinya pergi ke kamarnya.
Sesampainya di kamar, Cantika menyiapkan pakaian ganti untuk suaminya. Bahkan dia juga menyiapkan air hangat untuk suaminya mandi. Alvin senang karena istrinya lebih perhatian. Biasanya yang menyiapkan semua keperluannya itu Nirmala, namun kali ini istrinya sendiri yang mau melayaninya.
Beberapa menit kemudian Alvin sudah selesai mandi. Dia mendekati istrinya yang sedang duduk berselonjor sambil memainkan ponselnya.
''Sayang,'' Alvin memeluk istrinya dari samping.
''Kenapa sih, Mas? Manja sekali deh.''
''Iya nih suamimu ini sedang manja sama kamu. Oh iya, bagaimana hasil pemeriksaan tadi pagi?"
Sejenak Cantika berpikir alasan yang tepat agar suaminya tidak terkejut saat tahu bahwa dirinya sedang hamil.
Alvin melihat istrinya yang masih terdiam, entah sedang memikirkan apa.
''Sayang, kenapa diam?'' Alvin menepuk pelan bahu istrinya.
''Eh maaf. Mas Elvan jangan kaget ya saat aku berbicara ini,'' sejenak Cantika menjeda perkataannya.
''Apa sih, sayang? Kamu bikin suamimu ini penasaran saja.''
''Aku hamil, Mas. Usia kandunganku baru tiga minggu. Kamu ingat kan sebelumnya kita pernah berhubungan?''
''Iya, sayang. Mas mengingatnya. Mas tidak menyangka jika akan secepat ini,'' Alvin memeluk istrinya. Dia sangat bahagia saat tahu kalau istrinya sedang hamil.
''Tapi jangan bilang mamah sama papah dulu ya. Aku takut di marahi kalau mereka tahu anaknya hamil sebelum menikah.''
''Iya, sayang. Kamu tenang saja,'' ucap Alvin.
Cantika merasa lega karena suaminya tidak bertanya apa-apa lagi.
.......
Terlihat Alvin dan Cantika baru keluar dari kamar. Alvin merengkuh pinggang istrinya. Mereka berjalan berdampingan menuruni tangga. Keduanya pergi ke ruang keluarga dan duduk disana.
''Mala ... Mala ... '' Alvin berteriak memanggil Nirmala.
Bi Ijah yang ada di dapur, langsung saja memanggil NIrmala. Mungkin saja Nirmala tidak mendengarnya karena saat ini sedang berada di kamar.
Setelah Bi Ijah memanggilnya, Nirmala langsung saja menghampiri majikannya.
''Maaf, Tuan. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Nirmala yang saat ini sedang berada di dekat mereka.
Alvin memberikan beberapa lembar uang ratusan yang sedang dia pegang kepada Nirmala.
"Itu uang untuk membeli susu ibu hamil, beli bahan makanan yang sehat. Kamu bisa langsung belanjakan semuanya. Pasti kamu juga tahu bahan-bahan makanan apa saja yang menyehatkan," ucap Alvin setelah memberikan uang kepada Nirmala.
"Memangnya siapa yang hamil?" tanya Nirmala.
"Istri saya, memangnya siapa lagi?"
"Oh iya maaf, Tuan. Saya permisi dulu, Tuan. Mau langsung pergi belanja."
Nirmala merasa heran, karena majikannya itu baru satu minggu menikah, namun ternyata istrinya langsung hamil. Entah itu memang kebetulan atau apa, Nirmala tidak tahu. Yang pasti dia sedikit curiga jika pernikahan mereka itu karena Cantika hamil duluan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Rhesinta Saipul
kayaknya hamil g anak alvin yach... 🤭
2022-10-08
0
🌈Pelangi
Y iyalah mbelendung duluan... Wong Dia udah nyicil duluan. Hehehe
2022-10-08
0