Episode.4

Alvin memegang amplop putih di tangannya. Kebetulan tadi bawahannya memberikan amplop itu, yang merupakan surat pengunduran diri dari Nirmala. Alvin membuka amplop itu dan membacanya isi suratnya.

''Kenapa dia mendadak mengundurkan diri? Ini aneh sekali,'' gumam Alvin.

Alvin menghubungi bawahannya yang tadi menyerahkan surat pengunduran diri milik Nirmala. Alvin memintanya untuk memanggil Nirmala dan menyuruhnya untuk datang langsung ke ruangannya.

Nirmala yang sedang bekerja, dia menghentikannya saat seniornya ada yang memanggilnya.

''Mala ... ''Desi memanggil Nirmala dari arah belakang.

Nirmala menoleh ke belakang. Dia melihat Desi yang sedang berjalan ke arahnya.

''Ada apa, Kak?'' tanya Nirmala.

''Tadi kan kamu memberikan surat pengunduran diri kepada atasan. Nah sekarang kamu di panggil langsung oleh Bos. Katanya kamu di suruh ke ruangannya.''

''Ngapain ke ruangannya?''

''Mungkin saja pengunduran dirimu di acc. Cepat pergi!''

''Iya, Kak. Tapi aku mau cuci tangan dulu,'' Nirmala pergi ke toilet untuk mencuci tangan.

Saat ini Nirmala sudah berada di dalam lift menuju ke lantai paling atas. Belum juga bertemu dengan atasannya, tapi dia sudah merasa takut.

'Plis, jangan gemetar wahai badan. Aku tidak mau jika Pak Alvin curiga kepadaku,' batin Nirmala.

Nirmala sampai juga di lantai paling atas. Dengan perasaan yang tak karuan dia melangkah menuju ke ruangan Alvin. Kini dia sudah berdiri di depan ruangan itu.

Tok tok

''Permisi, ini saya Nirmala,'' ucapnya.

''Masuk!'' Alvin langsung saja mempersilakan Nirmala untuk masuk.

Nirmala membuka pintu ruangan tu. Dia melangkah mendekatii meja kerja Alvin. Saat ini dia berdiri disana.

''Bapak memanggil saya?''

''Duduklah!'' pintanya.

Nirmala langsung duduk di kursi yang ada di depan meja kerja Alvin.

"Kenapa kamu mendadak resign? Memangnya kurang gaji yang di berikan oleh perusahaan kami?''

''Tidak, Pak. Gaji di perusahaan ini sangatlah cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-hari saya,'' ucapnya.

''Lalu kenapa harus resign?''

''Hanya ingin saja,'' jawabnya.

Alvin tampak penasaran dengan apa yang membuat Nirmala ingin resign dari kantornya. Tidak mungkin jika ada masalah di kerjaan, karena dari laporan sekretarisnya, kinerja Nirmala itu cukup baik.

''Kamu takut sama saya jadi mau resign?''

''Kenapa bapak bertanya seperti itu?'' Nirmala tidak menjawab, melainkan dia ikut bertanya.

''Saya ingat sekali saat pertama kali kamu melihat saya, kamu tampak ketakutan. Apa sebelumnya kita pernah bertemu? Atau kamu memang takut lihat wajah tampan saya?''

''Ini tidak ada hubungannya sama bapak. Saya memang ingin resign.''

''Tidak mungkin mau resign begitu saja tanpa alasan. Tapi, baiklah. Saya setuju jika itu memang keinginanmu. Namun sebelum itu kamu harus tanda tangan disini,'' Alvin menaruh dokumen kosong di depan Nirmala.

''Mana yang harus di tanda tangan? Kenapa kertas ini kosong?''

''Menurut saja! Kamu tanda tangan disini,'' Alvin menunjuk bagian bawah untuk di tanda tangani.

Nirmala ingin semuanya beres, jadi tanpa bertanya lagi dia langsung bertanda tangan di dokumen kosong itu.

''Sudah nih,'' Nirmala menaruh bolpoin yang tadi dia pegang ke atas meja.

Alvin mengambil dokumen yang ada di depan Nirmala. Lalu dia mengambil kertas kosong itu. Dia tersenyum saat melihat dokumen asli di bawah kertas kosong yang sudah ada tanda tangan Nirmala. Kebetulan bolpoin yang Nirmala pakai itu tembus ke dokumen asli itu.

''Kamu bacalah!'' Alvin menaruh kembali dokumen itu di depan Nirmala.

Nirmala sedikit heran karena dokumen yang tadi dia tanda tangani ada tulisannya.

''Apa ini?''

''Baca saja!''pintanya.

Nirmala mulai membaca isi dokumen itu. Kedua matanya terbelalak saat melihat isi dokumen yang menyatakan bahwa mulai hari ini Nirmala Sari sudah menyetujui untuk menjadi pelayan khusus yang melayani semua kebutuhan Alvin saat di rumah. Disana juga tertera denda yang harus di bayarkan jika Nirmala tidak melakukan apa yang sudah dia setujui.

''Bapak menjebak saya?'' Nirmala tak habis pikir karena Alvin sudah melakukan cara licik seperti itu.

''Maaf. Tapi saya suka dengan cara kamu melihat saya. Sepertinya kamu tidak tertarik sama sekali dengan saya. Jadi saya mau menjadikan kamu sebagai pelayan pribadi saya. Sebelumnya sudah beberapa kali saya mencari pelayan pribadi. Namun pada akhirnya mereka diam-diam suka sama saya dan sering memperhatikan saya. Bahkan ada yang memberikan saya kado. Itu membuat saya merasa tidak nyaman.''

''Tapi itu urusan bapak. Kenapa harus menjerat saya agar menjadi pelayan?''

''Karena saya rasa kamulah orang yang cocok menjadi pelayan pribadi saya. Sudahlah, jangan protes! Lagian gaji kamu besar kok.''

Nirmala diam, dia yang ingin pergi jauh dari sisi Alvin, namun Alvin malah menjeratnya dengan surat kontrak yang sudah dia tanda tangani.

''Tapi, apakah saya bisa pulang pergi saat bekerja?''

''Tidak, kamu harus tinggal di rumah saya.''

''Tapi bagaimana dengan nenek? Saya tidak mau membiarkan nenek tinggal sendirian?''

''Kamu bisa pulang satu minggu sekali untuk menengok nenekmu,'' ucapnya.

''Tapi saya maunya menjaga nenek setiap hari. Saya tidak mungkin meninggalkannya dengan berpisah rumah.''

''Saya tidak mau tahu. Kamu pilih tinggal di rumah saya dan menjadi palayan pribadi saya, atau lebih memilih membayar denda sesuai surat perjanjian itu?''

Nirmala seolah tak punya pilihan lain. Tidak mungkin dia membayar denda sebanyak itu. Uang tabungannya juga hanya ada sedikit.

'Mungkin aku harus bicara dulu sama nenek. Semoga saja nenek mau mengerti,' batin  Nirmala.

Akhirnya Nirmala mengiyakan saja permintaan atasannya.

''Baiklah, aku akan menerima pekerjaan itu.''

''Bagus, untuk sekarang kamu boleh langsung pulang. Kemasi semua pakaian yang akan kamu bawa,'' ucap Alvin sambil mengambil sesuatu dari laci meja kerjanya. ''Ini alamat rumahku. Nanti kamu datang saja ke alamat ini,'' Alvin memberikan kartu namanya yang ada alamat rumahnya.

''Baik, Pak. Kalau begitu saya permisi dulu,'' setelah mengatakan itu Nirmala berlalu pergi dari ruangan Alvin.

Nirmala berpamitan kepada teman-temannya, jika mulai besok dia tidak akan kerja disana lagi. Namun dia tidak mengatakan jika dia akan pindah kerja ke rumah Alvin.

''Mala, aku sedih sekali saat tahu kamu resign. Lagian mendadak sekali sih. Kamu juga tidak bicara apa-apa dulu kepadaku,''' ucap Doni.

''Maaf, Kak Doni. Tapi keinginanku ini memang mendadak.''

''Lalu, bagaimana cara kamu memenuhi kebutuhan hidup? Kamu mau kerja apa? Jangan sampai kamu menyesal karena sudah resign dari perusahaan ini?'' Doni sangat peduli kepada Nirmala.

''Aku akan memikirkannya nanti, Kak.'' lalu Nirmala beralih menatap semua teman kerjanya. ''Aku pulang dulu ya teman-teman.''

''Hati-hati, Mala.'' ucap Desi.

''Biar aku antar sampai depan,'' ucap Doni menawarkan diri.

''Terima kasih, Kak.''

''Sama-sama, cantik.''

Nirmala dan Doni jalan berdampingan. Mereka keluar dari kantor itu.

Terpopuler

Comments

🍭ͪ ͩ𝐙⃝🦜aya𒈒⃟ʟʙᴄ🍒⃞⃟🦅̈́

🍭ͪ ͩ𝐙⃝🦜aya𒈒⃟ʟʙᴄ🍒⃞⃟🦅̈́

niat pengen menjauh mlh dindekatkn mungkin mereka jodoh

2022-10-04

0

Devi Triandani

Devi Triandani

maksud hati ingin menjauh, tp yg ada malah sebaliknya 🤦

2022-10-03

0

yulianti Akila

yulianti Akila

modussss🤣🤣🤣🤣

2022-10-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!