Episode.12

Sudah beberapa kali Kenan memeras Cantika. Bahkan hingga tabungan Cantika habis.

Cantika sedang mondar-mandir di kamarnya. Dia baru saja mendapat telepon dari Kenan. Kenan kembali meminta uang, sedangkan tabungan Cantika sudah habis.

''Bagaimana ini? Bagaimana caraku mendapatkan uang?'' gumam Cantika.

Cantika menyambar tas miliknya yang ada di atas ranjang. Dia akan pergi ke kantor suaminya. Mungkin dia akan sedikit merayu suaminya agar suaminya mau memberinya uang.

Dengan di antar oleh sopir, Cantika sampai juga di kantor suaminya. Dia melangkah memasuki kantor. Setiap ada karyawan yang menyapanya, dia hanya tersenyum kecil. Di mata karyawan, Cantika memang terlihat kurang ramah.

Cantika sampai juga di lantai atas. Dia melihat pintu ruangan suaminya yang sedikit terbuka. Dia melihat suaminya sedang mengobrol dengan asistennya.

''Sayang,'' ucap Cantika dari depan pintu. Alvin dan asistennya menoleh menatap ke sumber suara.

Alvin tersenyum melihat kedatangan istrinya.

''Pak, saya permisi dulu,'' ucap Rendi berpamitan.

''Silakan!'' jawabnya.

Rendi berpapasan dengan Cantika yang baru memasuki ruangan itu. Dia hanya tersenyum tanpa bertanya.

Cantika mendekati suaminya yang sedang duduk di kursi kebesarannya.

''Mas, aku ganggu tidak nih?"

''Tidak, sayang. Tumben nih kamu datang kesini?''

''Iya, aku ingin sesuatu,'' Cantika mengerucutkan bibirnya.

Alvin gemas melihat ekspresi istrinya. Dia menarik tangan istrinya, dan meminta istrinya untuk duduk di pangkuannya.

''Kamu mau apa sih, sayang?" Alvin bertanya sambil mengusap perut buncit istrinya.

''Aku minta uang, Mas.''

''Bukankah tiga hari yang lalu Mas sudah memberimu uang bulanan. Kenapa minta lagi?''

''Sudah habis, Mas.''

''Kamu minta berapa, sayang?''

Aku minta seratus juta saja.''

''Baiklah, Mas akan langsung mentransfernya.''

Cantika turun dari pangkuan suaminya. Dia menciumi wajah suaminya.

''Terima kasih suamiku yang tampan. Kamu baik sekali deh.''

''Sama-sama istriku yang cantik,'' Alvin menahan istrinya saat hendak menjauhkan kepalanya. Lalu dia mencium bibirnya.

Setelah selesai berciuman, Cantika beralih duduk di kursi yang ada di hadapan Alvin.

Hanya tiga puluh menit Cantika berada di kantor suaminya. Sekarang dia berpamitan untuk pulang.

''Mas, aku pulang dulu ya. Aku mengantuk nih ingin tidur.''

''Iya, sayang. Hati-hati ya,'' Alvin mengecup singkat kening istrinya sebelum istrinya pergi.

•••••••••

Alvin sudah mengecek semua transaksi dari rekening istrinya. Ternyata istrinya sering sekali mengirim uang dalam jumlah banyak ke nomor rekening yang sama. Dan rekening itu atas nama Kenan Pratama. Alvin mengenal nama itu yang merupakan mantan kekasih istrinya. Tentu Alvin geram saat tahu istrinya yang sering mengirimkan uang dengan nominal banyak kepada mantan kekasihnya

Terlihat Alvin yang baru pulang kerja. Dia melangkah memasuki rumah. Alvin melihat istrinya yang sedang duduk bersantai sambil memainkan ponselnya.

''Canti, ada yang ingin Mas tanyakan sama kamu,'' Alvin mendudukkan dirinya di depan istrinya.

''Mau tanya apa, Mas?''

Alvin mengambil bukti transaksi yang dia simpan di tasnya. Lalu dia memberikannya kepada suaminya.

''Kenapa kamu mengirim uang sebanyak itu ke rekening mantanmu? Apa kalian diam-diam masih menjalin hubungan?" tanya Alvin.

Cantika terkejut, dia bungkam entah tak bisa berkata-kata lagi. Kali ini dia tidak bisa mengelak lagi, karena suaminya mempunyai bukti transakti rekening miliknya.

''Em itu ... '' Cantika tampak ragu untuk menjelaskan.

''Kenapa diam, Canti?'' dari pancaran matanya, Alvin terlihat kecewa sekali. Jika istrinya meminta uang untuk shopping atau untuk hal lain, mungkin dia bisa memaklumi. Namun istrinya   selalu meminta uang dan ternyata uang itu untuk mantan kekasihnya. Tentu Alvin sangat kecewa.

''Itu ... '' Cantika masih enggan untuk berbicara.

''Oke kalau kamu belum mau bicara, aku juga tidak memaksanya. Tapi besok atau lusa, kamu harus memberiku jawaban,'' Alvin beranjak dari duduknya, lalu dia pergi ke kamar.

Cantika masih diam di tempatnya sambil menatap kepergian suaminya.

'Gawat, apa yang harus aku katakan?' batin Cantika.

Setelah hampir tiga puluh menit di kamar, Cantika melihat suaminya keluar. Namun suaminya tidak menghampirinya.

''Mala ... Mala ... '' Elvan berteriak memanggil Nirmala.

Beberapa menit kemudian Nirmala menghampirinya.

''Ada apa, Tuan?''

''Ikut saya ke ruang kerja!'' pintanya.

''Baik, Tuan.'' Nirmala mengikuti Alvin pergi ke ruang kerjanya yang ada di rumah itu.

Cantika menatap sekilas kepergian suaminya.

'Mungkin Mas Alvin masih marah kepadaku,' Cantika menunduk lesu. Dia tidak mengikuti suaminya dan juga Nirmala. Dia masih takut jika suaminya kembali menanyakan transaksi itu.

Sesampainya di ruang kerja, Alvin duduk di sofa. Dia menyuruh Nirmala untuk memijat keningnya.

Alvin memejamkan kedua matanya sambil menikmati pijatan Nirmala. Tak lama dia benar-benar tertidur. Melihat majikannya sudah tertidur, Nirmala memutuskan untuk keluar dari ruangan itu. Namun saat baru saja akan melangkah, tak sengaja kakinya tersandung kaki Alvin. Sehingga dia jatuh ke atas tubuh Alvin. Spontan Alvin membuka kedua matanya. Melihat Nirmala dengan jarak sedekat itu membuat Alvin teringat kejadian saat malam itu. Entah kenapa dalam ingatannya dia melihat Cantika, namun  berubah menjadi wajah Nirmala.

Nirmala buru-buru beranjak dari atas tubuh Alvin, karena dia takut kena marah. Namun saat dia hendak pergi ternyata Alvin menghentikan langkahnya.

"Tunggu!"

Nirmala diam di tempat, dia menoleh ke belakang menatap Alvin yang kini sedang menatapnya.

"Ada apa, Tuan?" Nirmala sedikit menundukkan pandangannya karena merasa takut.

"Apa kamu tidak akan meminta maaf kepadaku? Kamu sudah jatuh ke atas tubuhku loh. Menurutmu kamu tidak berat?"

"Maaf, Tuan. Tadi saya tidak sengaja," ucap Nirmala.

"Oke, kali ini saya maafkan."

"Saya permisi dulu, Tuan." Nirmala berlalu pergi dari ruangan itu.

Setelah kepergian Nirmala, kini Alvin juga keluar dari ruangan itu. Alvin melewati istrinya begitu saja tanpa menyapa.

Cantika mengikuti kemana suaminya pergi. Sehingga kini keduanya sudah berada di kamar. Cantika mendekati suaminya yang sedang duduk di pinggir ranjang.

"Mas, maafkan aku. Aku tidak berselingkuh kok sama Kenan,"  Cantika duduk di belakang suaminya. Dia menatap punggung suaminya.

"Lalu untuk apa uang yang kamu kirimkan jika bukan untuk kalian bersenang-senang dan berselingkuh?"

Cantika diam, dia tidak bisa menjawabnya.

"Tuh kan diam. Ah sudahlah terserahmu. Tinggalkan aku sendiri!"

"Baiklah, aku akan menginap di rumah orang tuaku untuk malam ini. Jika Mas Alvin masih menyayangiku, tolong menjemputku. Tapi kalau tidak datang, berarti Mas Alvin sudah tak peduli lagi denganku," Cantika sudah tidak punya cara lagi selain pura-pura mengambek.

Cantika mengambil beberapa pakaian, lalu dia masukkan ke dalam koper berukuran kecil. Untuk kali ini Alvin membiarkan istrinya pergi. Dia sama sekali tidak menahannya.

Setelah kepergian istrinya, Alvin menyambar kunci mobil miliknya. Lalu dia pergi, dan entah kemana tujuannya itu.

Terpopuler

Comments

Rhesinta Saipul

Rhesinta Saipul

jgn mw dibodoh in ama cantika trs alvin😡😡😡

2022-10-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!