30 Trillion

Mengingat atraksi baku tembak antara Dave dan kelompok mafia lain masih membuat Kiara gemetar.

Lalu sekarang Dave memintanya menjadi istri siri? Menikah dengan pria seperti Dave bukan bagian dari cita-citanya.

Dave laki-laki penjudi, jika tempat hiburannya saja kelab malam, pasti Dave juga peminum. Dave terlalu bad boy jika dibandingkan dengan Derry, almarhum suaminya yang good boy.

Siapa pun wanitanya mungkin akan merasa keberatan jika seorang lelaki menikahinya dengan cara tidak legal di mata negara.

"Aku tidak mau, aku mau pulang saja, aku mau keluar dari sini, kamu tidak bisa memenjarakan aku untuk dijadikan wanita mu!" Teriaknya.

Kiara menggeleng lalu bangkit dari duduknya, Dave pun melakukan hal yang sama. Kiara gambaran dari Giselle kedua yang ia inginkan, takkan rela ia lepaskan begitu saja.

"Aku melamar mu untuk ku jadikan istri Kiara! Apa sulitnya menikah dengan ku? Apa kau tidak tertarik menjadi Nyonya besar di rumah ini hmm?" Tawar Dave mengimingi.

"Aku sendiri tidak mengenal mu! Aku sendiri tidak tahu apa pekerjaan mu! Aku sendiri asing dengan negara ini! Kau pikir mudah menerima mu hanya karena kau pemilik rumah ini?" Sanggah Kiara.

Bum...

Dave meraup kedua pipi mulus Kiara dengan sebelah tangannya. "Mudah, jika kita sudah melakukannya!" Laki-laki itu menunduk, mengikis jarak untuk melabuhkan sebuah kecupan.

Bugh.....

"Ahh!" Sayangnya Kiara sembarangan menendang pusaka milik Dave hingga meninggalkan nyeri di sana.

Dave menghela napas berat, ia terpejam berusaha lebih sabar lagi menghadapi gadis pembangkang ini.

Kiara berada di lingkarannya, takkan mungkin bisa lepas dan keluar dari istananya dengan mudah.

Tak putus asa, segera Kiara berlari, keluar dari ruangan tersebut. Sembari menanggalkan satu persatu sepatunya Kiara menyusuri ruangan ruangan klasik lainnya.

Dalam batin ia bertanya, kemana perginya semua pelayan? Di saat begini, kenapa tak ada yang bisa ia mintai pertolongan?

Kiara sampai pada pintu tinggi yang tiba-tiba tertutup, tangan mungil itu ripuh menggedor, mendorong, berusaha sekuat tenaga untuk keluar dari sangkar emas ini.

"Tolong aku! Keluarkan aku! Aku masih manusia yang punya hak untuk hidup layak!"

Tak ada Marta dan Maria, Kiara mulai panik kembali. Ketakutannya kian meningkat ketika derap langkah Dave terdengar di telinga.

"Ayolah Kiara, aku tidak akan menyakiti seorang wanita. Kau tahu, aku serius menjadikan mu bagian dari hidupku."

Tak berapa lama ia terdiam. Sentuhan menggelitik terasa di perutnya, Kiara bergetar hebat merasainya. "Ku mohon, lepaskan aku." Lirihnya.

Dave menguasai tubuh kecil itu dari belakang, bisikan parau menggelitik telinga Kiara. "Aku bisa memberikan mu apa pun, jadilah istri ku yang penurut."

Kiara menggeleng, selain meronta kecil Kiara tak bisa berbuat lebih dari itu. Dave membelenggunya dari belakang. Kiara mendongak pilu, merasai raba tangan yang terus melanglang buana ke daerah sensitifnya.

"Lepas. Hiks." Meski menikmati, Kiara masih berusaha menggeleng dan meronta.

"Aku sudah bilang, aku tidak mau mendengar penolakan mu. Aku mau kau mengatakan bersedia menikah dengan ku, lalu semuanya beres. Kita tidak perlu repot-repot berdebat, aku menawarkan sesuatu yang menjadi impian setiap perempuan di dunia ini hanya kepadamu!"

"Tapi aku tidak pernah bermimpi menikah dengan laki-laki seperti mu!" Sanggah Kiara.

"Berapa banyak yang kau mau, aku bisa memberikannya sekarang juga. Sebut apa dan berapa nominalnya, jika aku tidak bisa memberikannya, kau boleh pergi dari tempat ini." Tawar Dave, sesekali ia menjulurkan indera perasannya pada cuping telinga gadis itu.

"Lepas, Mas." Kiara kian melirih.

"Aku suka panggilan itu." Dave lagi-lagi berbisik menggelitik.

Dave mengendus seksama. Aroma parfum ini, wangi rambut ini, kelembutan kulit ini, Dave merasa nyaman saat bersama gadis ini.

Giselle telah kembali, tak ingin Dave membuang kesempatan untuk memilikinya secara utuh. Jika yang lama tak terjangkau, masih ada Kiara sebagai pengganti.

"Sebut berapa yang kau mau, atau selamanya, kau akan aku kurung di sini." Lirih Dave mengancam.

"Lepaskan aku jika kau tak bisa memenuhinya!" Kiara bernegosiasi.

Dave mengangguk setuju. "Aku berjanji, pegang kata-kata ku."

"Sepuluh milyar," Kiara menggeleng meralatnya. "Emmh bukan, sepuluh triliun!" Kembali ia menggeleng meralatnya lagi. "Tidak-tidak, dua puluh triliun! Aku mau cash sekarang juga!" Pintanya.

Dave terkekeh, dia memiliki segalanya dan Kiara hanya meminta dua puluh triliun?

"Ikut aku!" Setelah menggigit sedikit cuping telinga gadis itu Dave melepas dekapannya, ia tarik pergelangan tangan mulus Kiara untuk dibawanya ke suatu tempat.

Di sela langkah Kiara mengerut kening, apa 20 triliun itu sedikit bagi Dave? Apa Dave benar-benar serius mau memberikannya uang-uang itu?

Bagi Kiara sangat tidak mungkin ada uang sebesar dua puluh triliun, dia saja mencari seratus ribu sulitnya bukan main.

Kiara masih berharap Dave tak memiliki uang itu dan membiarkan dia pergi dari tempat ini. Menjadi istri Dave hanya akan menambah beban masalahnya.

Bagaimana jika Dave beristri banyak?

Bagaimana jika orang tua Dave tidak setuju kemudian ia yang disiksa seperti kisah ratapan menantu miskin?

Bagaimana kalau ternyata Dave sudah memiliki anak yang nakal? Seperti cerita di novel-novel anak genius yang mengerjai seorang pelakor?

Kreeeet..... Dua pintu tinggi itu terbuka lebar seiring dengan mendekatnya mereka.

"Khaaa?" Kiara ternganga setelah Dave mengajaknya memasuki ruangan khusus.

Sebuah ruangan yang dikelilingi oleh jajaran brankas brankas besar. Mungkinkah isinya lain-lain? Kiara berpikir keras.

Masih setia menggandeng tangan mulus Kiara. Dave menekan beberapa tombol sandi. Lalu, brankas besar yang tingginya melebihi tinggi badan Kiara pun terbuka otomatis.

Brukkk...

Dave menangkap punggung mulus Kiara yang terhuyung ke belakang. "Apa ini semua uang-uang asli?"

Alangkah lemas tubuh Kiara, melihat banyaknya tumpukan dollar di sana, bibirnya terbuka pucat, ia terkejut.

"Aku akan menyiapkan mu 30 triliun, dan itu berarti kau sudah sepakat menikah dengan ku!" Dave menyeringai.

"Hah?" Kiara menaik-turunkan dadanya. Ia sesak napas, sepertinya nyawa Kiara sudah berada di ambang kematian. Kenapa rasanya sulit sekali hanya untuk bernapas saja?

"Sekarang. Kau akan memiliki apa pun yang kau mau, ingat, jangan sampai kau mati konyol hanya karena shock, kau tidak boleh mati, karena kau milikku Kiara!" Cetus Dave.

"Apa aku bermimpi? Coba cubit aku!"

Dave terkekeh. Ia mendaratkan kecupan ringan pada bibir merona gadis itu. "Pinta apa pun, asal tidak meminta ku menyakiti mu."

Kiara mematung. Apa begini rasanya diperlakukan seperti seorang ratu? Kenapa ia enggan untuk menolak?

Kecupan lembut yang kemarin membuatnya ingin menampar laki-laki itu, kenapa tiba-tiba menjadi sesuatu yang manis di rasakan.

"Mungkin aku sudah di guna-guna. Mungkin Mas Mas ini punya jaran goyang. Ayok Kiar, tampar dia, kenapa diam saja hah?" Merutuk, Kiara menatap geming calon suaminya.

Terpopuler

Comments

Yuyu sri Rahayu

Yuyu sri Rahayu

lucu ceritanya suka thor terhibur /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2025-02-08

0

Hastin71

Hastin71

lucu juga ceritanya...kata2nyq juga bisa jadi hiburan...🤣

2024-12-31

0

Intan Risma Wandy

Intan Risma Wandy

😃😃😃 bukan jaran goyang Kiara tpi kuda lumping😃😃😃

2024-11-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!