Menurut keyakinan yang sama, Dave memperistri janda kembang nan muda itu.
Acara sakral ini di hadiri oleh orang-orang kepercayaan Dave saja. Usai mengesahkan pernikahan, Dave mengajak istrinya mengabadikan momen dengan berfoto-foto ria.
Lalu, membiarkan Kiara masuk ke dalam kamar pengantinnya setelah selesai dengan semua ritual yang ia mau.
Secara singkat, Dave meminta foto-foto pernikahan mereka dicetak dan dipajang dengan bingkai yang besar, lantas memasangnya di setiap sudut rumah.
Dave berdiri tegak, memandangi satu foto berukuran besar yang di tempelkan pada permukaan dinding ruang tengah.
Kiara sangat cantik dengan gaun pengantin seberat dua puluh lima kg itu, Dave pun tampan dengan tuxedo hitamnya, mereka pasangan yang cocok.
"Aku harap, kau tak menyakiti gadis polos itu Dave. Pilihan mu menikah, maka buatlah dia menjadi satu-satunya istrimu." Mora menepuk pundak Dave. Benar Mora kejam, tapi urusan hubungan percintaan, ia tak menyukai laki-laki plin-plan.
"Tentu saja. Apa kalian tidak mempercayai ku?" Secara bergantian, Dave menatap tajam Mora dan Marvin.
Marvin terkekeh samar. "Bukan tidak percaya, tapi sulit mempercayai hal yang diluar nalar. Apakah ada orang yang menikahi wanita hanya karena wanita itu mirip kekasihnya? Jika iya, akan ada berapa Kiara lagi yang Dave jadikan Giselle?" Tudingnya.
"Ini bukan soal mereka yang mirip, melainkan selera. Kiara dan Giselle sama-sama memiliki sesuatu yang membuat ku berselera untuk memilikinya, bahkan mencintainya." Cetus Dave.
Marvin tergelak. "Ayolah, cinta? Apa ada cinta sesingkat itu?" Ia paling benci jika orang mengatakan ada cinta pada pandangan pertama. Omong kosong!
Dave tersenyum getir. "Kamu orang terdekat ku, tapi kau bukan orang yang pandai menyelami sifat ku." Dave pergi setelah menepuk-nepuk pongah punggung Marvin.
Marvin dan Mora hanya terpaksa menjadi penonton, menyaksikan, mendukung, karena urusan hati hanya Dave yang tahu pasti.
...⭕⭕⭕...
Kita beralih pada kamar pengantin yang didominasi warna putih dengan list gold, Kiara duduk termenung di depan cermin meja riasnya.
Setelah para pelayan membantunya menanggalkan gaun pengantin, Kiara membersihkan diri. Kini, Kiara hanya mengenakan dress tipis bertali kecil.
Rambut terurai ikal, ia masih mengenakan softlens hijau seperti yang Dave inginkan.
Punggung mulusnya terekspos sempurna. Warna merah sangat cocok untuk kulit putih mulus itu.
Kiara menurut saja saat semua pelayan dan stylish mengaturnya memakai ini dan itu.
Parfum, losion, perawatan wajah, bahkan koleksi makeup semuanya Dave yang pilihkan teruntuk istrinya.
Kriiiiiing...
Senyum sumringah mengembang saat sebuah nama tertera di layar ponselnya. Rupanya Raina nama adik ipar kesayangan yang memanggilnya. "Halo Rei." Sapa nya.
📞 "Kak."
"Iya." Menghela napas pelan, Kiara berusaha kuat untuk tidak terdengar tertekan. Kiara mampu, Kiara yakin bisa melewati ini, Kiara berusaha menerima meski sulit dipercaya.
📞 "Kenapa Kakak bisa kirim uang sebanyak itu? Apa Kakak sudah bekerja?" Tanya Reina.
Sepertinya Reina terkejut, bisa terdengar dari intonasinya. Atau mungkin Reina sudah mencurigainya yang tidak-tidak.
Kiara menghela kembali. "Bukan bekerja, tapi dinikahi, Kakak dinikahi pria asing. Dia memberikan Kakak uang yang sangat banyak setelah Kak Kiara mau menerima lamarannya."
📞 "Apa?" Terkejut Reina memekik.
"Ini terjadi setelah peristiwa naas." Kiara berusaha tak pilu, tapi mengingat kembali kejadian itu ia tak kuasa menahan air mata dan sesak di dadanya.
📞 "Bagaimana bisa Kakak menikah lagi? Baru saja Kak Kiara datang ke Britania raya!"
Kiara terisak. "Ceritanya panjang, pokoknya Kakak baik-baik saja. Kakak tahu ini tidak bisa dipercaya tapi ini bagian dari takdir. Ini terjadi begitu saja." Jelasnya.
"Awalnya Kak Kiara dibohongi bursa kerja abal-abal. Madam Catalina ternyata mafia perdagangan manusia." Tambahnya.
📞 "Apa?" Reina terdengar tersentak.
"Kakak di tolong oleh laki-laki yang membeli Kakak, lalu dia menawari kakak pernikahan, ini semua bukan mau Kakak, tapi mau bagaimana lagi, ..." Kiara kehabisan kata-kata untuk menguraikan duduk masalah yang ia alami pada adik iparnya.
📞 "Kakak mengkhianati cinta Bang Derry?" Apa ini? Kenapa seperti ada tudingan dari suara pekikan Reina.
Kiara menggeleng cepat. "Bukan, dan tidak akan pernah, karena Kak Kiara hanya mencintai Bang Derry saja, sampai kapan pun Bang Derry tetap ada dalam hati dan pikiran Kak Kiara."
"Ahh!" Kiara menoleh terkejut pada pria yang merenggut ponsel di telinganya.
Berwajah dingin Dave mematikan panggilan telepon Reina. Ia tak menyukai saat Kiara mengatakan takkan pernah mengkhianati mantan suaminya.
"Apa begini caramu menggunakan hak istimewa yang aku berikan untuk mu?"
Kiara meneguk saliva, sepertinya Dave marah padanya. "Biarkan Kiara bicara sebentar lagi dengan Reina." Pintanya. Ia bangkit dari duduk berdiri tepat di depan suaminya.
"Hubungan mu dan dia sudah tidak ada, mantan suami mu sudah meninggal bukan?" Tukas Dave dingin.
Kiara mengerut kening. "Apa kamu cemburu?"
"Tentu saja, aku suamimu!" Sergah Dave.
"Kita bahkan baru mengenal!" Tinggi, nada Kiara saat menyela ucapan suaminya.
"Tapi aku serius dan sudah menikahi mu Kiara!" Dave membentak.
Kiara berkaca-kaca. "Aku tidak suka kamu membentak ku seperti ini." Ujarnya lirih.
Seketika Dave tersadar, ia terlalu berlebihan pada masa lalu Kiara yang sudah tiada. Saat ini Kiara pasti merasa tertekan.
Apa yang telah dia lakukan? Menyakiti gadis ini bukanlah kemauannya.
"Maaf." Nanar, Dave raih kepala Kiara untuk dipeluknya, mengecup pucuk kepalanya, mendongakkan wajah istrinya, lantas memandanginya. "Maafkan aku." Lirihnya menyesal.
Kiara terdiam, mengamati, mempelajari sikap dan perilaku laki-laki ini.
"Dengar, memang sangat sulit dipercaya, tapi berusaha lah menerima, status mu milikku, istriku, dan pasti aku akan cemburu jika kau masih mengingat ingat masa lalu mu." Dave posesif.
"Aku Dave Myles, aku suami mu, aku berjanji tidak akan pernah meninggalkan mu, apa lagi mengkhianati mu seperti ketakutan mu saat ini. Aku Dave Myles, aku orang yang akan selalu membuat mu bahagia. Percayalah, sulit bagiku menemukan dan tertarik pada seorang gadis. Jadi tolong, percayai aku." Lirih Dave terdengar serius.
Kiara tersentuh, hingga ia terdiam saat Dave kembali menyambar bibirnya dengan mata terpejam.
Setelah menarik tangan Kiara mengalungi tengkuknya. Tangan Dave melipir ke bawah, menyelinap ke kedua bongkahan padat milik Kiara. Kenyal, mulus, seperti tanpa pori-pori.
Sesekali meraba punggungnya. Dave lihai melakukan itu, Kiara tak pernah mendapatkan permainan senikmat ini dari almarhum suaminya.
Terlalu dalam Dave menyesap indera perasannya, hingga saliva berserakan di pipinya.
"Emmh." Desah Kiara terdengar sesekali, tatkala tangan besar itu meremas buah padat di belakangnya.
Selain menerima, tak ada yang mampu Kiara lakukan, meski belum sempat mempercayai laki-laki ini, sulit bagi Kiara menolak hal yang semanis ini.
Jambang tipisnya menggores, menguyel, memberikan gelitikan nikmat pada leher mulusnya. "Dave, Dave." Desah nya.
Dave tersenyum kecil, ini kali pertama Kiara menyebutkan namanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Yanti Ny Hendri
baru tau ada baju seberat itu hadehh... pakai yg dia kilo aja mau pingsan rasanya apa iya tuh gx pingsan yg pakai🙄
2025-03-29
0
Yuyu sri Rahayu
aku blm pernah coba pake baju segitu gmn rasanya yach apalagi d bawa jln jenis model gmn bajunya g kebayang 25 kg 🤦🤣
2025-02-08
0
Hafsah Hafas
oh tidk au puasa 🙈🙈kabur ..kabur...ngak mungkin jambak rambut pak su🫣
2025-03-20
0