Mengingat kembali bagaimana Dave mengagumi nama Giselle, satu kali lagi Kiara memberanikan diri untuk memasuki kamar rahasia Dave.
Buku catatan Giselle saat hamil anak Dave, sudah seperti racun yang perlahan merenggut rongga penghidupannya, ia tercekik dan sulit sekali bernapas.
Air mata tak henti-hentinya berjatuhan melinangi pipi. Kini ia tahu, kenapa Dave begitu menginginkannya, rupanya Kiara tak lebih dari sekedar istri pengganti saja.
Kulit Giselle, gaya pakaian Giselle, merek makeup Giselle, merek skincare Giselle, buku novel kegemaran Giselle, bahkan ia harus menjadi manusia pemakan sayuran demi obsesi Dave tentang Giselle.
Bukan Kiara Elga, tapi Giselle lah yang sebenarnya Dave anggap. Entah lah, saat ini Kiara betah membuka satu persatu jurnal yang Giselle tuliskan.
Jelas Giselle dan Kiara berbeda, Kiara berasal dari kampung sedang Giselle wanita cantik yang lahir dari keluarga kaya raya.
Melihat semua kenangan Giselle yang masih Dave simpan rapi di kamar ini, rasa lara Kiara menyeruak sesak.
Giselle, nama yang sering Dave celetukan saat bermalam panas bersamanya.
...⭕⭕⭕...
Tok tok tok....
"Tunggu Sayang." Suara ketukan membuat Dave bangkit dan berjalan menuju pintu.
Sosok tinggi Marvin muncul seiring dengan terbukanya pintu itu. "Ada apa?"
"Di bawah, Alex datang menemui mu. Apa dia mendengar kabar pernikahan mu?" Lapor Marvin.
Dave terkekeh. "Aku memang memanggilnya. Sambut dengan baik, aku segera turun." Katanya.
"Ok." Dave kembali menutup pintu setelah Marvin mengangguk. Lagi, Dave berjalan mendekati istrinya, Kiara masih berada diposisi yang sama.
"Sekarang berdandan yang rapi, aku tunggu di meja makan, ada tamu spesial yang perlu kamu temui, aku mau memperkenalkan mu dengan sahabat kecil ku." Kata Dave.
"Sebagai siapa kau memperkenalkan aku?" Kiara melenggang pandangan menusuk pada suaminya.
"Maksud mu?"
"Bukankah aku istri yang tidak boleh diketahui banyak orang? Kau bilang musuh-musuh mu bisa saja mengincar ku?" Cecar Kiara.
"Terkecuali Alex, dia teman baikku, dia bisa ku percaya. Dandan lah, aku tunggu di bawah."
Dave mengecup hangat pipi wanita itu. Kiara terdiam, tak membalas ataupun menolak, dia datar tak berekspresi.
...Alex Prince Miller, 21 tahun, lahir di Indonesia, keluarga moyangnya blasteran Indonesia London, Alex sedang menempuh gelar sarjana di Inggris. Anak sultan ini cukup dekat dengan Dave, sampai saat ini mereka masih menjadi teman mabuk yang baik....
...⭕⭕⭕...
"Alex!"
Dave memeluk, menepuk punggung, juga mempersilakan Alex duduk pada sofa empuk berwarna putih.
Pemuda yang Dave kenal sewaktu masih tinggal di komplek perumahan elit itu masih sama gelagat tengilnya. Sebelah kaki Alex menyilang, sebelah tangannya merentang pada sandaran sofa.
"Kau menikah? Dan tidak ada perayaan sama sekali? Apa kau takut miskin karena acara pernikahan?" Ejek Alex.
Dave terkekeh. "Kamu tahu sendiri, aku punya beberapa musuh yang mengincar semua wanita wanita dalam hidup ku, aku masih belum bisa mempublikasikan pernikahan ku."
"Aku tahu, ..." Alex menyengir kecil. "Lalu, kemana Kakak ipar ku?" Tanyanya, ia mengedarkan pandangannya.
"Sebentar lagi, dia masih merias diri." Dave membuat posisi nyaman dengan bersandar.
Tak lupa, Dave juga menyuruh pelayan menyiapkan jamuan makan malam sembari menunggu Kiara keluar dari kamarnya.
"Apa dia cantik?" Alex kembali bertanya cengengesan.
"Dia wajib cantik." Kata Dave.
Alex tergelak. "Kau tidak takut aku jatuh cinta padanya, Bang?"
Dave terkekeh. "Coba saja, dia takkan pernah aku biarkan melirik laki-laki lain."
"Kau sangat menyayanginya?" Alex paham betul, bagaimana ekspresi wajah Dave saat jatuh cinta.
"Lebih dari sangat!" Ungkap Dave. Alex tersenyum kecil.
"Kau sendiri bagaimana? Perjodohan masih menjadi tradisi keluarga mu bukan?" Deva mencibir pemuda tampan itu.
"Mungkin untuk Axel perjodohan berlaku, tapi bagi Alex, tidak akan pernah ada kata menikah jika wanita itu hasil perjodohan!" Sanggah Alex.
"Bagaimana kalo ternyata gadis pilihan ayahmu sangat cantik?"
"Persetan!" Dave dan Alex tergelak renyah bersamaan.
Cukup lama keduanya mengobrol random. Ada saja topik mereka jika sudah duduk bersama. Jarum jam berputar dan terus berdetak, namun Kiara tak jua nampak di tengah-tengah mereka.
Tidak nyaman pada Alex, akhirnya Dave mengajak pemuda itu memulai ritual makan malam bersama.
Kiara mungkin butuh waktu lama untuk berdandan. Dave mencoba paham atas hal itu. Bukankah dirinya sendiri yang menuntut istrinya wajib cantik?
Di meja makan, Dave tak mau menelan satupun makanannya, mengingat Kiara belum keluar dari kamar, ia hanya mengaduk-aduk nasi bistik nya.
"Kau tidak makan, Bang?" Alex berseru. Terlebih, wajah kecut Dave cukup membuatnya tersentil untuk bertanya.
"Maaf, istriku terlalu lama." Dave berkata lirih. Dave tahu Kiara sedang tidak baik-baik saja.
"Aku rasa, kau perlu cek lagi istri mu Bang. Kau khawatir bukan?" Alex paham dengan segala ekspresi cemas Dave.
"Kamu paling mengerti." Menepuk punggung Alex, Dave tersenyum. "Aku susul istriku dulu." Lanjutnya pamit.
Alex mengangguk. "Ok." Ucapnya.
Baru saja Dave bangkit, suara langkah kaki dari sepatu heels terdengar memasuki ruangan.
Alex dan Dave melenggang pandangan ke arah wanita berpakaian seksi itu. Kiara berdiri dengan busana yang cukup memalukan. Dave mendelik terkejut.
Kiara mengenakan gaun tipis merah berlubang-lubang. Itu gaun yang terakhir Kiara kenakan ketika ia tiba di rumah ini.
"Kalian menunggu ku?" Ucap Kiara.
Alex menatap Kiara dari atas hingga bawah, apa seperti ini tampilan yang pantas untuk seorang istri? Kiara lebih terlihat seperti wanita malam.
Dave mengeras rahangnya, tanpa basa basi lagi, ia melangkah panjang menuju raga istrinya.
"Apa yang kau lakukan?" Penuh tekanan kata-kata Dave hingga melotot netra hazelnya.
"Kamu bilang aku harus berdandan yang cantik, bukankah gaun ini membuatku cantik? Kau bahkan membeli ku saat aku memakai gaun ini." Enteng Kiara, jika pembangkangan ini membuat Dave membunuhnya Kiara siap.
Di tempatnya Alex terdiam, mengamati apa pun yang terjadi pada sepasang suami istri itu. Jika di lihat seksama, Alex mengenal wanita bergaun seksi yang sepertinya istri Dave.
"Omong kosong macam apa ini? Masuk dan ganti pakaian mu!" Dave menarik paksa lengan Kiara untuk masuk lagi ke dalam kamarnya.
"Aku tidak mau Dave! Aku hanya punya gaun ini!" Kiara meronta tapi Dave terus menguasai pergerakannya.
Tiba di kamar Dave melempar Kiara ke atas permukaan ranjang. Tatapan mencekam menusuk jantung Kiara begitu dalam.
"Apa-apaan kau ini? Apa kau mau menggoda tamu suami mu?" Teriak Dave.
"Aku muak menjadi boneka mu!" Kiara tak kalah berteriak.
"Boneka?" Dave terkekeh getir. "Sebenarnya apa yang kau pikirkan?"
Kiara bangkit, ia berdiri mendongak, menatap tajam suaminya. "Masih bertanya apa yang aku pikirkan? Aku mau pulang!" Pekiknya.
"Kau istriku, di sini tempat mu Kiara!" Dave meremas kedua pipi istrinya dengan sebelah tangan.
Kiara masih bisa bicara meski mulutnya meletup di jemari-jemari suaminya. "Bukan Kiara, kau mungkin lupa Dave, bukan Kiara, tapi Giselle!" Katanya.
Dave tertohok. "Giselle?" Lirihnya.
Kiara terkikik. "Yah, nama ini, nama yang kau ukir di dada mu ini, nama ini yang kau fantasi kan saat bersama ku!" Kiara merobek paksa kemeja putih suaminya.
Kancing runtuh berjatuhan, tampaklah nama Giselle dengan gambar tanda panah yang tertancap pada sebuah hati di sana.
"Kiar!" Dave mencekal kedua lengan istrinya.
"Aku tahu semuanya Dave, aku tahu kau hanya menganggap ku Giselle!"
Dave bergeming, entah kenapa sulit baginya menyeletuk. Kiara begitu mengejutkan, dari mana wanita ini tahu kebenarannya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Yuyu sri Rahayu
bagus kiara kamu harus lawan dave kamu berani kalau dave cinta kamu harus bisa menerimamu apa adanya bukan di jadikan wanita lain yang dia cintai kan nyesek /Sob//Sob//Sob/
2025-02-09
0
🌺𝕭𝖊𝖗𝖊-𝖆𝖟𝖛𝖆🌺
nah gitu donk...jgn cuma diem kek orang bodo km ..
2025-03-01
0
Mutiara Syarifatul amanah
bagus Kiara,,, keluarkan semua yang keluh kesah mu...
2024-12-23
0