Menahan sakit

Ingin Kiara menolak, tapi melihat kembali perlakuan Dave yang tampak tulus, hati Kiara melembut.

Akan ia telan sendiri bagaimana pedihnya, akan ia hadapi sendiri bagaimana resiko hidupnya.

Pernikahan ke dua ini semoga tidak berakhir seperti sebelumnya. Kiara ingin mematahkan kata-kata serapah mertuanya. Kiara bukan wanita sial, Kiara pun mampu menjadi orang sukses.

Suasana gelap, remang-remang kondisi kamar Kiara. Di luar hujan deras, angin pun sama kencangnya. Gorden putih beterbangan terkena terpaan angin.

Baru-baru ini cuaca cukup tak terduga, pagi terik membakar semangat lalu malam hujan merenai memanjakan.

"Sayang." Kiara mengerjap matanya manakala sentuhan lembut menggelitik bagian dadanya, bulatan kecil itu Dave makan dengan bibir tersenyum.

Dave berada di atasnya, merangkak, mencari kehangatan. Kiara membelai rambut pekat suaminya yang basah.

"Kamu baru pulang Dave?" Setelah seminggu tak pulang, malam ini Dave memberikan sentuhan candu.

"Hmm." Dave mengusap lembut bibir Kiara sebelum benar-benar memagut area sana. "Aku kedinginan." Katanya menggigil.

"Kamu kehujanan?" Melihat Dave menggigil, Kiara ingin mentransfer kehangatan pada suami tampannya. Entah kenapa, sampai detik ini, Kiara tak berani mempertanyakan apa yang pernah ia lihat di kamar lantai bawah.

"Sengaja kehujanan, aku tahu aku memiliki istri yang pandai menghangatkan." Goda Dave, Kiara hanya menggeliat kecil merasai sentuhan lembut suaminya.

"Sekarang beri aku kecupan panas mu." Dave cubit dagu Kiara sembari memberikan pagutan lembut di bibir mungilnya.

Tubuhnya turun untuk menindih, Kiara mulai mengeluarkan desah sesaknya. "Bisa kah ringankan sedikit tubuh mu? Kau terlalu berat Dave!" Protes Kiara.

Dave terkekeh. "Berat badan ku sudah cukup ideal, dengan ini semua aku bisa melindungi mu, juga membuatmu melayang seperti saat ini." Ucapnya berbisik parau.

"Dave, ..."

"Giselle."

Degup....

Kemarin sebutan itu masih menjadi kebanggaannya, kemarin nama Giselle ia yakini sebagai lambang dari kesetiaan seperti yang Dave ujarkan di malam pertama mereka.

Namun kali ini tidak, Kiara merasakan dentuman keras yang tiba-tiba menyentak jantung hatinya. Giselle, sebuah nama yang masih menjadi penyakit di dadanya.

"Dave, ahh." Air mata menetes, namun sentuhan lembut laki-laki itu terlalu indah untuk di tolak.

Dave menyukai aksi lenguh Kiara, tak dipungkiri Kiara menarik dalam segala hal, termasuk saat bercinta.

Tak perlu waktu lama, Dave memulai kembali penyatuan mereka. Inginnya tak mengganggu tidur istrinya, tapi hawa dingin ini membuatnya terpaksa menunjukkan sikap egois.

"Enak?"

"Emmh." Setidaknya anggukan Kiara cukup mengurangi rasa bersalahnya. Tak sia-sia Kiara terbangun, ia pandai membuat istrinya mengerang.

"Dave." Desah Kiara. "Dave!"

"Aku menyukai panggilan itu, sebut nama ku Sayang." Desah Dave. Lalu, kapan laki-laki itu menyebutkan nama Kiara dan berhenti menyebut nama Giselle?

"Terlalu gila kah, kalau secepat ini Kiara mencintaimu Dave?" Bersuara parau dan tersengal Kiara berujar. Mungkin, Dave akan sadar bahwa disisinya bukanlah Giselle tapi Kiara.

Dave terus mempercepat ritmenya. "Hmm, tidak gila karena aku pun mencintaimu, sungguh, sangat-sangat menyayangi mu, sekarang rasakan bentuk kegilaan ku padamu." Deru nya menggebu.

Ada harapan yang membumbung tinggi, semoga Dave segera mencintai Kiara sebagai dirinya.

...⭕⭕⭕...

Matahari meninggi menghapus jejak embun di pagi hari. Kiara beranjak dari pelukan hangat suaminya.

Dave pulas setelah semalaman tak memberinya secuil pun kata ampun. Kiara akui Dave handal dalam urusan ranjang.

Setelah mandi dan berdandan cantik sesuai keinginan suaminya. Kiara mengumpulkan satu persatu pakaian milik Dave yang tercecer di lantai kamar mandi.

Mungkin Dave asal membuangnya saja saat datang dan melepasnya. Seperti hal yang biasa para wanita lakukan, Kiara merogoh satu persatu saku celana panjang suaminya.

Secarik kertas bukti pembayaran pembelian satu set perhiasan berlian ia temukan. Kiara mengernyit manakala ia membacanya.

Ada note yang menunjukkan inisial A di sana. Sepertinya, Dave baru memesannya untuk seseorang.

Kiara letakan celana Dave ke tempat baju kotor, ia keluar dari kamar mandi kemudian menghampiri Dave yang masih nyaman dengan selimut tebalnya.

"Dave." Kiara mengusap dahi dan pipi suaminya beberapa kali.

"Hmm." Dave tak mau membuka mata, tubuh seperti patah-patah setelah mengarungi malam panjang bersama istri kecilnya.

"Kamu pesan perhiasan?" Cecar Kiara.

Dave berkerut kening lalu mengerjap matanya. Melihat kertas pembayaran di tangan Kiara. Segera Dave merebut kertas itu dari istrinya.

"Kamu curiga padaku, Sayang?" Tukas Dave.

Kiara menggeleng. "Tidak, aku hanya bertanya."

Dave terkekeh. "Jangan khawatir, aku hanya memiliki mu, hanya kau wanita yang menjadi kekasih dan istriku, percayalah." Ujarnya.

Dave tarik tangan Kiara untuk di jadikan sebagai bantal guling kenyamanannya. "Biarkan aku tidur beberapa menit lagi." Lirihnya.

Kiara merengut, entah kenapa sikap acuh Dave membuat dirinya khawatir.

Bukankah setidaknya Dave mengatakan siapa inisial A ini? Minimal menjelaskan untuk siapa pesanan satu set perhiasan mahal ini? Tapi siapa lah Kiara, pernikahan mereka bahkan masih seumur jagung.

Kiara mendengus pelan, jujur saja, Kiara belum berani menuntut hal yang lebih dari suaminya.

Bisa hidup mewah dan diperlakukan layaknya ratu di rumah besar ini pun Kiara sudah cukup bersyukur.

...⭕⭕⭕...

Detik berikutnya berlalu. Sarapan pagi kali ini Dave menyuruh pelayan menyiapkannya di kamar.

Satu Minggu tak bertemu istrinya, Dave masih merindukan Kiara, hari ini Dave tak mau keluar dari kamar panasnya.

Melihat sayuran yang Dave suguhkan, Kiara lagi-lagi merengut memajukan bibirnya. Kiara bukan vegetarian, tapi Dave membuatnya menjadi wanita vegetarian.

"Kenapa hanya diam? Makan lah." Dave menyuapi istrinya yang tak bersemangat mematuk makanannya.

"Ada buku baru yang aku bawa dari Indonesia, lumayan, itu bisa menjadi teman mu saat aku tidak di rumah." Kata Dave lembut.

"Iya." Kiara mengangguk menurut, mungkin terlalu bucin, Kiara selalu melakukan apa pun yang Dave usulkan.

"Kamu tidak berniat ajak aku jalan-jalan Dave?" Kiara akhirnya mengatakan keinginannya.

"Ke mana?"

"Bukankah kita pengantin baru? Aku mau kita menikmati hari-hari di luar rumah. Apa lagi kota ini terlalu indah jika dilewati dengan berdiam diri di kamar." Protes Kiara.

Dave menggeleng. "Belum saatnya Sayang, kita tidak bisa keluar rumah dengan bebas seperti pasangan lainnya. Keberadaan mu masih rahasia di sini." Tuturnya.

"Kenapa?"

Dave belai surai gelombang Kiara. "Suatu hari nanti, kamu tahu alasan ku." Ucapnya.

Bibir Kiara berdecak. "Aku juga mau menikmati keindahan kota ini Dave. Di sini aku seperti tawanan mu." Protesnya lagi.

Dave terkekeh. "Tawanan cinta ku, kamu memang tawanan cinta ku, Sayang." Kecupan manis mendarat pada bibir merona Kiara.

"Kamu pergi kerja lagi hari ini?" Kiara merengut cemberut.

"Hmm, ada pertemuan penting dengan beberapa relasi." Kata Dave.

Terpopuler

Comments

Yuyu sri Rahayu

Yuyu sri Rahayu

sebenarnya gisel dimana dan dia siapa kok diperebutkan oleh kakak beradik walau tiri

2025-02-09

0

🌺𝕭𝖊𝖗𝖊-𝖆𝖟𝖛𝖆🌺

🌺𝕭𝖊𝖗𝖊-𝖆𝖟𝖛𝖆🌺

Kiara terlalu bodo...bucin dan gila harta...

2025-03-01

0

Kasacans 5924

Kasacans 5924

jngn oemh kiara

2024-10-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!