Mendengar penuturan Roy, Revano pun berdiri menghampiri Roy dan mencengkram kuat kerah baju yang dikenakan oleh Roy.
"Kau sadar tidak sedang berbicara dengan siapa?" bisik Revano tepat di telinga Roy.
Huhhh ... Lagi-lagi Roy harus mengalah dengan big bos nya.
"Maaf bos, maaf tadi saya lancang berbicara dengan anda, sekali lagi saya minta maaf." ujar Roy hanya di mulut lain di hati nya.
"Bagus lah kalau kau sadar." ujar Revano sambil mendorong Roy.
"Saya pulang dulu Roy, sampai jumpa di hari senin. Besok bersenang-senanglah karena tidak ada jadwal untuk terbang di weekeend ini." kata Revano sambil melangkahkan kaki nya keluar dengan membawa tas serta jas nya begitu juga dengan paper bag nya.
Roy tersadar, ia langsung mengambil kunci mobil dan jas di meja nya, ia berlari ke arah lift untuk turun dan menjemput Delisa sebelum ia pulang.
Delisa melihat Roy mendatangi nya pun tersenyum lalu pamit kepada rekan-rekan yang lainnya kemudian Delisa bergegas berlari kearah Roy.
"Sudah beres semua? Tidak ada yang ketinggalan?" tanya Roy kepada Delisa yang masih sibuk melihat isi tas nya.
"Sudah lengkap hehe," kata Delisa cengengesan, Roy pun tersenyum melihatnya.
Kebetulan hari ini Delisa tidak membawa motornya karena ia sedikit kesusahan untuk menyetir dengan bengkak di area tangannya membuat ia susah sekali bergerak dengan nyaman.
Roy membukakan pintu untuk Delisa terlebih dahulu, sebelum ia masuk kedalam mobil.
"Kita ke Dokter dulu ya?" kata Roy sembari menggunakan seat belt nya, dijawab anggukan oleh Delisa.
Di perjalanan Delisa dan Roy sama-sama canggung, hanya ada alunan musik yang menjadi penolong antara kecanggungan mereka.
Delisa merebahkan tubuhnya di kursi, ia menatap jendela, secara tidak sadar Delisa memejamkan matanya dan tidur pulas di mobil Roy.
Roy yang melihat Delisa hanya bisa tersenyum, kemudian ia mengecilkan volume musik dan merapihkan anak rambut yang menutupi wajah Ayu Delisa.
Setelah sampai di rumah sakit, Roy yang melihat Delisa tidur nyenyak tidak tega untuk membangunkan nya.
"Ehmm" Roy berdeham untuk menetralkan jantungnya.
"Del bangun yuk, kita sudah sampai, nanti di lanjut lagi tidurnya." kata Roy sambil mengelus pundak Delisa.
"Emmhh ... hmm." gumam Delisa menggeliatkan badannya.
"Iya ayo bangun dulu nanti di lanjut lagi tidurnya." ujar Roy mengulangi perkataanya.
"Emm sekarang dimana pak?" tanya Delisa yang masih setia memejamkan matanya.
"Kita di rumah sakit, periksa tangan mu dulu, Ayok." ajak Roy. Perlahan Delisa membuka matanya dan secara tidak sengaja langsung menatap mata Roy yang ada di depannya, Delisa tersipu malu dan menutup muka nya dengan telapak tangannya.
"Sudah jangan di tutupi begitu, ayo turun." ajaknya lagi.
"Iyaa.. Emm anu bapak turun duluan nanti Delisa nyusul." ujar Delisa malu-malu.
"Hahaha ... Oke-oke ... jangan malu-malu begitu dong Del kamu itu ngegemesin." kata Roy menggoda.
"Ishh bapakkkk ... Keluarrr !!" seru Delisa.
"Oke aku keluar." ujar Roy mengalah lalu turun dan menunggu Delisa keluar dari dalam mobil.
Delisa mengikuti langkah Roy sudah seperti buntutnya Roy saja, kemana-kemana Delisa mengikutinya dimulai dari meja pendaftaran kemudian beralih menuju kantin untuk membeli air minum. Saat ini mereka berdua sedang asyik memakan roti yang tadi Roy beli, Roy sengaja hanya membeli nya satu agar bisa makan berdua.
"Ibu Delisa silahkan masuk ... " seru Perawat memanggil nama Delisa. Delisa yang di panggil namanya menatap Roy yang sudah berdiri lalu menuntun Delisa untuk masuk ke ruangan dokter.
"Bu Delisa sakit apa?" tanya Dokter.
"Tangan saya sedikit sakit dok." jawab Delisa sambil menunjukkan tangannya.
"Aduhh ibu di KDRT ya?" tanya Dokter sambil melirik Roy yang ada di belakang. Roy membelalakan matanya kemudian ia menghampiri dokter.
"Maaf dokter saya belum menikah."
"Maaf dok tapi saya bukan suaminya, lagi pula Delisa belum menikah."
Jawab Delisa dan Roy bebarengan, membuat Dokter itu tertawa.
"Saya hanya bercanda kok, coba sini saya lihat tangannya dulu ya bu."
"Aww ... Aww ... " Delisa merintih kesakitan karena tangan yang bengkak di pencet-pencet oleh dokternya.
"Jangan keras-keras dok." ujar Roy memperingati sang dokter.
"Sudah-sudah, hanya ada benjolan sedikit mungkin karena efek di cengkram kuat ya bu?" tanya Dokter sambil menulis resep obat di kertas selembar.
"Ya begitulah dok ... " jawab Delisa canggung.
"Oke kalau begitu bu Delisa jangan bekerja yang berat-berat dulu seperti mengangkat barang berat atau yang lainnya, sering-sering di pijat dan di olesi pakai minyak hangat ya bu seperti balsem atau yang lainnya." ujar Dokter memberi saran.
"Ya baik dok, terimakasih." kata Delisa seraya menangkupkan kedua tangannya di depan dada.
"Terimakasih dok, kalau begitu kami pamit dulu, permisi." kata Roy sambil bersalaman dan menepuk pundak dokternya pelan.
Roy dan Delisa sudah ada 45 menit untuk menghabiskan waktu hanya untuk mengantri menebus obatnya saja.
"Ibu Delisa ... " seru perawat bagian obat-obatan memanggil nya lewat microfon.
Roy dan Delisa sama-sama berdiri.
"Kamu disini saja Del, biar aku ambilkan, tunggu ya..." kata Roy, Delisa mengangguk.
Setelah selesai, Delisa dan Roy kembali memasuki mobil nya.
"Del, kita makan dulu ya? Kamu mau apa?" tanya Roy melirik Delisa.
"Terserah bapak saja."
"Kalau di luar panggil Roy saja jangan di panggil bapak tidak enak di dengar, nanti dikira aku bapak-bapak yang sedang memanjakan putri nya hahaha..." kata Roy tertawa.
"Kalau begitu Aa Roy saja bagaimana?" tawar Delisa.
"Boleh ... Aduh jadi sunda banget ini mah Del."
"Tapi kalau di kantor panggil nya tetep bapak, nanti dikira Delisa tidak sopan."
"Terserah kamu aja Del, tidak memengaruhi kefokusan kamu kalau kerja juga."
"Ya udah A, sekarang Delisa lagi kepengen makan sate ... Boleh?" tanya Delisa.
"Boleh dong ... Mau sate yang dimana? Atau bebas biar Aa yang milih." kata Roy.
"Bebas deh A, yang penting Delisa mau makan sate."
Di sepanjang perjalanan Delisa yang mulai akrab dengan Roy sudah tidak canggung seperti tadi lagi.
Delisa yang di tanya oleh Roy tentang keluarga nya hanya bisa menjawab nya dengan jujur, Roy terperanjat kaget saat tau kalau Delisa ternyata anaknya pak Guntur Pratama, Roy yang mendengar keluh kesah Delisa selama ini ia hanya termenung kasihan dan memberi nasihat agar Delisa menjadi anak yang kuat dan pemberani.
"Sudah jangan nangis lagi nanti cantiknya hilang ... Ayok turun ... tuh lihat di depan sudah ada penjual sate katanya mau makan sate." kata Roy sambil memberi tisu kepada Delisa yang masih sesenggukan.
"Minum dulu." kata Roy sambil memberikan minuman ke arah Delisa.
Mereka turun untuk makan sate dan mengobrol ringan, Delisa yang nyaman mengobrol dengan Roy tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul setengah 9 malam.
"Mau beli apalagi buat di rumah? Kue? Boba? Atau mau apa?" tanya Roy yang masih fokus mengemudi.
"Nggak usah A, Delisa udah kenyang, mau pulang aja udah ngantuk hehe." Delisa nyengir sambil menatap Roy.
"Oke bener ya? Nanti kalau mau apa-apa tinggal bilang tapi jangan ngedadak." kata Roy mengingatkan.
"Iya Aa, tapi Delisa rasa sudah cukup, udah kenyang juga. Makasih juga tadi udah nganterin Delisa ke rumah sakit, lagian luka cuma segini." kata Delisa.
"Luka segitu juga nanti lama-lama infeksi Del," kesal Roy.
"Kamu dimana rumahnya?" sambung Roy lagi.
"Di kontrakan jalan mawar nomer 22, Aa..." jawab Delisa.
"Nah di depan itu yang cat nya warna putih, Nah sampee..." ujar Delisa merasa senang mengingat kasur empuk sudah menunggunya.
"Mampir dulu nggak A?" Delisa membuka sealt belt nya.
"Nanti kapan-kapan Aa mampir kesini. Btw kamu sendirian di rumah? Ga bosen?"
"Bosen mah bosen pak, tapi ya udahlah jalanin aja ... ya lagian namanya hidup udah diatur ama yang diatas kita hanya perantara yang bisa menjalankannya saja." kata Delisa sambil menahan air matanya.
"Sudah cup .. Cup ... Jangan nangis lagi dong Del kan jadi aku merasa bersalah ni." goda Roy.
"Ya sudah A makasih ya atas semuanya makasih juga atas traktirannya hehehe ..." ujar Delisa langsung keluar dan berbalik badan, Roy pun lantas membuka jendela mobilnya.
"Kapan-kapan nanti kamu saya ajak jalan lagi gapapa kan Del?"
"Kalau lagi free boleh-boleh aja A."
"Oke kalau begitu Aa pulang dulu ya Del, kamu hati-hati dirumah ... Jangan lupa diminum juga obatnya yang teratur."
"Siap Aa..." Delisa menunjukkan kedua jempolnya.
Roy tersenyum lalu mengangguk, ia menutup jendela mobilnya lagi dan menjalankan mobilnya keluar dari perumahan tersebut.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...Cie- cie ... bau-bau ada yang baru berkencan nih hehehe ... 🤭🤭......
...kalian mau nya gimana ges? Delisa sama siapa? Aduhh author mau bersemedi dulu dadahh wkwkwk...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments