Eps 20

Mendengar penuturan Roy, Revano pun berdiri menghampiri Roy dan mencengkram kuat kerah baju yang dikenakan oleh Roy.

"Kau sadar tidak sedang berbicara dengan siapa?" bisik Revano tepat di telinga Roy.

Huhhh ... Lagi-lagi Roy harus mengalah dengan big bos nya.

"Maaf bos, maaf tadi saya lancang berbicara dengan anda, sekali lagi saya minta maaf." ujar Roy hanya di mulut lain di hati nya.

"Bagus lah kalau kau sadar." ujar Revano sambil mendorong Roy.

"Saya pulang dulu Roy, sampai jumpa di hari senin. Besok bersenang-senanglah karena tidak ada jadwal untuk terbang di weekeend ini." kata Revano sambil melangkahkan kaki nya keluar dengan membawa tas serta jas nya begitu juga dengan paper bag nya.

Roy tersadar, ia langsung mengambil kunci mobil dan jas di meja nya, ia berlari ke arah lift untuk turun dan menjemput Delisa sebelum ia pulang.

Delisa melihat Roy mendatangi nya pun tersenyum lalu pamit kepada rekan-rekan yang lainnya kemudian Delisa bergegas berlari kearah Roy.

"Sudah beres semua? Tidak ada yang ketinggalan?" tanya Roy kepada Delisa yang masih sibuk melihat isi tas nya.

"Sudah lengkap hehe," kata Delisa cengengesan, Roy pun tersenyum melihatnya.

Kebetulan hari ini Delisa tidak membawa motornya karena ia sedikit kesusahan untuk menyetir dengan bengkak di area tangannya membuat ia susah sekali bergerak dengan nyaman.

Roy membukakan pintu untuk Delisa terlebih dahulu, sebelum ia masuk kedalam mobil.

"Kita ke Dokter dulu ya?" kata Roy sembari menggunakan seat belt nya, dijawab anggukan oleh Delisa.

Di perjalanan Delisa dan Roy sama-sama canggung, hanya ada alunan musik yang menjadi penolong antara kecanggungan mereka.

Delisa merebahkan tubuhnya di kursi, ia menatap jendela, secara tidak sadar Delisa memejamkan matanya dan tidur pulas di mobil Roy.

Roy yang melihat Delisa hanya bisa tersenyum, kemudian ia mengecilkan volume musik dan merapihkan anak rambut yang menutupi wajah Ayu Delisa.

Setelah sampai di rumah sakit, Roy yang melihat Delisa tidur nyenyak tidak tega untuk membangunkan nya.

"Ehmm" Roy berdeham untuk menetralkan jantungnya.

"Del bangun yuk, kita sudah sampai, nanti di lanjut lagi tidurnya." kata Roy sambil mengelus pundak Delisa.

"Emmhh ... hmm." gumam Delisa menggeliatkan badannya.

"Iya ayo bangun dulu nanti di lanjut lagi tidurnya." ujar Roy mengulangi perkataanya.

"Emm sekarang dimana pak?" tanya Delisa yang masih setia memejamkan matanya.

"Kita di rumah sakit, periksa tangan mu dulu, Ayok." ajak Roy. Perlahan Delisa membuka matanya dan secara tidak sengaja langsung menatap mata Roy yang ada di depannya, Delisa tersipu malu dan menutup muka nya dengan telapak tangannya.

"Sudah jangan di tutupi begitu, ayo turun." ajaknya lagi.

"Iyaa.. Emm anu bapak turun duluan nanti Delisa nyusul." ujar Delisa malu-malu.

"Hahaha ... Oke-oke ... jangan malu-malu begitu dong Del kamu itu ngegemesin." kata Roy menggoda.

"Ishh bapakkkk ... Keluarrr !!" seru Delisa.

"Oke aku keluar." ujar Roy mengalah lalu turun dan menunggu Delisa keluar dari dalam mobil.

Delisa mengikuti langkah Roy sudah seperti buntutnya Roy saja, kemana-kemana Delisa mengikutinya dimulai dari meja pendaftaran kemudian beralih menuju kantin untuk membeli air minum. Saat ini mereka berdua sedang asyik memakan roti yang tadi Roy beli, Roy sengaja hanya membeli nya satu agar bisa makan berdua.

"Ibu Delisa silahkan masuk ... " seru Perawat memanggil nama Delisa. Delisa yang di panggil namanya menatap Roy yang sudah berdiri lalu menuntun Delisa untuk masuk ke ruangan dokter.

"Bu Delisa sakit apa?" tanya Dokter.

"Tangan saya sedikit sakit dok." jawab Delisa sambil menunjukkan tangannya.

"Aduhh ibu di KDRT ya?" tanya Dokter sambil melirik Roy yang ada di belakang. Roy membelalakan matanya kemudian ia menghampiri dokter.

"Maaf dokter saya belum menikah."

"Maaf dok tapi saya bukan suaminya, lagi pula Delisa belum menikah."

Jawab Delisa dan Roy bebarengan, membuat Dokter itu tertawa.

"Saya hanya bercanda kok, coba sini saya lihat tangannya dulu ya bu."

"Aww ... Aww ... " Delisa merintih kesakitan karena tangan yang bengkak di pencet-pencet oleh dokternya.

"Jangan keras-keras dok." ujar Roy memperingati sang dokter.

"Sudah-sudah, hanya ada benjolan sedikit mungkin karena efek di cengkram kuat ya bu?" tanya Dokter sambil menulis resep obat di kertas selembar.

"Ya begitulah dok ... " jawab Delisa canggung.

"Oke kalau begitu bu Delisa jangan bekerja yang berat-berat dulu seperti mengangkat barang berat atau yang lainnya, sering-sering di pijat dan di olesi pakai minyak hangat ya bu seperti balsem atau yang lainnya." ujar Dokter memberi saran.

"Ya baik dok, terimakasih." kata Delisa seraya menangkupkan kedua tangannya di depan dada.

"Terimakasih dok, kalau begitu kami pamit dulu, permisi." kata Roy sambil bersalaman dan menepuk pundak dokternya pelan.

Roy dan Delisa sudah ada 45 menit untuk menghabiskan waktu hanya untuk mengantri menebus obatnya saja.

"Ibu Delisa ... " seru perawat bagian obat-obatan memanggil nya lewat microfon.

Roy dan Delisa sama-sama berdiri.

"Kamu disini saja Del, biar aku ambilkan, tunggu ya..." kata Roy, Delisa mengangguk.

Setelah selesai, Delisa dan Roy kembali memasuki mobil nya.

"Del, kita makan dulu ya? Kamu mau apa?" tanya Roy melirik Delisa.

"Terserah bapak saja."

"Kalau di luar panggil Roy saja jangan di panggil bapak tidak enak di dengar, nanti dikira aku bapak-bapak yang sedang memanjakan putri nya hahaha..." kata Roy tertawa.

"Kalau begitu Aa Roy saja bagaimana?" tawar Delisa.

"Boleh ... Aduh jadi sunda banget ini mah Del."

"Tapi kalau di kantor panggil nya tetep bapak, nanti dikira Delisa tidak sopan."

"Terserah kamu aja Del, tidak memengaruhi kefokusan kamu kalau kerja juga."

"Ya udah A, sekarang Delisa lagi kepengen makan sate ... Boleh?" tanya Delisa.

"Boleh dong ... Mau sate yang dimana? Atau bebas biar Aa yang milih." kata Roy.

"Bebas deh A, yang penting Delisa mau makan sate."

Di sepanjang perjalanan Delisa yang mulai akrab dengan Roy sudah tidak canggung seperti tadi lagi.

Delisa yang di tanya oleh Roy tentang keluarga nya hanya bisa menjawab nya dengan jujur, Roy terperanjat kaget saat tau kalau Delisa ternyata anaknya pak Guntur Pratama, Roy yang mendengar keluh kesah Delisa selama ini ia hanya termenung kasihan dan memberi nasihat agar Delisa menjadi anak yang kuat dan pemberani.

"Sudah jangan nangis lagi nanti cantiknya hilang ... Ayok turun ... tuh lihat di depan sudah ada penjual sate katanya mau makan sate." kata Roy sambil memberi tisu kepada Delisa yang masih sesenggukan.

"Minum dulu." kata Roy sambil memberikan minuman ke arah Delisa.

Mereka turun untuk makan sate dan mengobrol ringan, Delisa yang nyaman mengobrol dengan Roy tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul setengah 9 malam.

"Mau beli apalagi buat di rumah? Kue? Boba? Atau mau apa?" tanya Roy yang masih fokus mengemudi.

"Nggak usah A, Delisa udah kenyang, mau pulang aja udah ngantuk hehe." Delisa nyengir sambil menatap Roy.

"Oke bener ya? Nanti kalau mau apa-apa tinggal bilang tapi jangan ngedadak." kata Roy mengingatkan.

"Iya Aa, tapi Delisa rasa sudah cukup, udah kenyang juga. Makasih juga tadi udah nganterin Delisa ke rumah sakit, lagian luka cuma segini." kata Delisa.

"Luka segitu juga nanti lama-lama infeksi Del," kesal Roy.

"Kamu dimana rumahnya?" sambung Roy lagi.

"Di kontrakan jalan mawar nomer 22, Aa..." jawab Delisa.

"Nah di depan itu yang cat nya warna putih, Nah sampee..." ujar Delisa merasa senang mengingat kasur empuk sudah menunggunya.

"Mampir dulu nggak A?" Delisa membuka sealt belt nya.

"Nanti kapan-kapan Aa mampir kesini. Btw kamu sendirian di rumah? Ga bosen?"

"Bosen mah bosen pak, tapi ya udahlah jalanin aja ... ya lagian namanya hidup udah diatur ama yang diatas kita hanya perantara yang bisa menjalankannya saja." kata Delisa sambil menahan air matanya.

"Sudah cup .. Cup ... Jangan nangis lagi dong Del kan jadi aku merasa bersalah ni." goda Roy.

"Ya sudah A makasih ya atas semuanya makasih juga atas traktirannya hehehe ..." ujar Delisa langsung keluar dan berbalik badan, Roy pun lantas membuka jendela mobilnya.

"Kapan-kapan nanti kamu saya ajak jalan lagi gapapa kan Del?"

"Kalau lagi free boleh-boleh aja A."

"Oke kalau begitu Aa pulang dulu ya Del, kamu hati-hati dirumah ... Jangan lupa diminum juga obatnya yang teratur."

"Siap Aa..." Delisa menunjukkan kedua jempolnya.

Roy tersenyum lalu mengangguk, ia menutup jendela mobilnya lagi dan menjalankan mobilnya keluar dari perumahan tersebut.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...Cie- cie ... bau-bau ada yang baru berkencan nih hehehe ... 🤭🤭......

...kalian mau nya gimana ges? Delisa sama siapa? Aduhh author mau bersemedi dulu dadahh wkwkwk...

Episodes
1 Eps 01
2 Eps 02
3 Eps 03
4 Eps 04
5 Eps 05
6 Eps 06
7 Eps 07
8 Eps 08
9 Eps 09
10 Eps 10
11 Eps 11
12 Eps 12
13 Eps 13
14 Eps 14
15 Eps 15
16 Eps 16
17 Eps 17
18 Eps 18
19 Eps 19
20 Eps 20
21 Eps 21
22 Eps 22
23 Eps 23
24 Eps 24
25 Eps 25
26 Eps 26
27 Eps 27
28 Eps 28
29 Eps 29
30 Eps 30
31 Eps 31
32 Eps 32
33 Eps 33
34 Eps 34
35 Eps 35
36 Eps 36
37 Eps 37
38 Eps 38
39 Eps 39
40 Eps 40
41 Eps 41
42 Eps 42
43 Eps 43
44 Eps 44
45 Eps 45
46 Eps 46
47 Eps 47
48 Eps 48
49 Eps 49
50 Eps 50
51 Eps 51
52 Eps 52
53 Eps 53
54 Eps 54
55 Eps 55
56 Eps 56
57 Eps 57
58 Eps 58
59 Eps 59
60 Eps 60
61 Eps 61
62 Eps 62
63 Eps 63
64 Eps 64
65 Eps 65
66 Eps 66
67 Eps 67 + Akad
68 Eps 68
69 Eps 69
70 Eps 70
71 Eps 71
72 Eps 72
73 Eps 73
74 Eps 74
75 Eps 75
76 Eps 76
77 Eps 77
78 Eps 78
79 Eps 79
80 Eps 80
81 Eps 81
82 Eps 82
83 Eps 83
84 Eps 84
85 Eps 85
86 Eps 86
87 Eps 87
88 Eps 88
89 Eps 89
90 Eps 90
91 Eps 91
92 Eps 92
93 Eps 93
94 Eps 94
95 Eps 95
96 Eps 96
97 Eps 97
98 Eps 98
99 Eps 99
100 Eps 100
101 Eps 101
102 Eps 102
103 Eps 103
104 Eps 104
105 Eps 105
106 Eps 106
107 Eps 107
108 Eps 108
109 Eps 109
110 Eps 110
111 Eps 111
112 Eps 112
113 Eps 113
114 Eps 114
115 Eps 115
116 Eps 116
117 Eps 117 -END-
118 PROMOSI
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Eps 01
2
Eps 02
3
Eps 03
4
Eps 04
5
Eps 05
6
Eps 06
7
Eps 07
8
Eps 08
9
Eps 09
10
Eps 10
11
Eps 11
12
Eps 12
13
Eps 13
14
Eps 14
15
Eps 15
16
Eps 16
17
Eps 17
18
Eps 18
19
Eps 19
20
Eps 20
21
Eps 21
22
Eps 22
23
Eps 23
24
Eps 24
25
Eps 25
26
Eps 26
27
Eps 27
28
Eps 28
29
Eps 29
30
Eps 30
31
Eps 31
32
Eps 32
33
Eps 33
34
Eps 34
35
Eps 35
36
Eps 36
37
Eps 37
38
Eps 38
39
Eps 39
40
Eps 40
41
Eps 41
42
Eps 42
43
Eps 43
44
Eps 44
45
Eps 45
46
Eps 46
47
Eps 47
48
Eps 48
49
Eps 49
50
Eps 50
51
Eps 51
52
Eps 52
53
Eps 53
54
Eps 54
55
Eps 55
56
Eps 56
57
Eps 57
58
Eps 58
59
Eps 59
60
Eps 60
61
Eps 61
62
Eps 62
63
Eps 63
64
Eps 64
65
Eps 65
66
Eps 66
67
Eps 67 + Akad
68
Eps 68
69
Eps 69
70
Eps 70
71
Eps 71
72
Eps 72
73
Eps 73
74
Eps 74
75
Eps 75
76
Eps 76
77
Eps 77
78
Eps 78
79
Eps 79
80
Eps 80
81
Eps 81
82
Eps 82
83
Eps 83
84
Eps 84
85
Eps 85
86
Eps 86
87
Eps 87
88
Eps 88
89
Eps 89
90
Eps 90
91
Eps 91
92
Eps 92
93
Eps 93
94
Eps 94
95
Eps 95
96
Eps 96
97
Eps 97
98
Eps 98
99
Eps 99
100
Eps 100
101
Eps 101
102
Eps 102
103
Eps 103
104
Eps 104
105
Eps 105
106
Eps 106
107
Eps 107
108
Eps 108
109
Eps 109
110
Eps 110
111
Eps 111
112
Eps 112
113
Eps 113
114
Eps 114
115
Eps 115
116
Eps 116
117
Eps 117 -END-
118
PROMOSI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!