Eps 19

"Opa, ini namanya apa? Aurel lupa hihi." Aurel menggulingkan badannya di karpet tebal di temani Oma dan Opa nya.

Saat ini mereka sedang asyik bermain di belakang halaman rumahnya di temani percikan suara gelombang air ditambah angin sepoi-sepoi membuat mereka merasa nyaman.

"Ru? ... "

"Sa ... Rusa, Oma ini namanya Rusa."

"Pinter banget cucu Oma, Aurel nanti sekolah mau tidak?" tanya Lilis seraya menatap cucu nya.

"Mau Oma mau." Aurel mengangguk dengan cepat.

"Oma ayo jalan-jalan lagi sama tante Delisa seperti kemarin itu." perkataan Aurel membuat Sanjaya tersentak kaget, tidak dengan Lilis ia hanya menanggapi nya dengan biasa saja.

"Nanti saja sayang, kan sekarang tante Delisa lagi sibuk kerja sama Dady ... Iya kan?." Lilis memahami Delisa takutnya cape karena ia tahu sendiri perusahaan sedang mengejar target nya di tambah Delisa bagian jadi OB di pastikan sangat lelah.

"Bagaimana kalau besok kita jalan-jalan saja di mall, mau tidak? Biar Oma temani." sambung Lilis menawarkan.

"Yes Oma, Aurel mau ... Tapi dengan Daddy juga ya? Opa juga." jawab Aurel sambil merangkak dan duduk di depan Lilis.

"Opa besok ada perlu sayang." sela Sanjaya, membuat Lilis geram.

Lagi-lagi Sanjaya tidak mau menemani cucu nya pergi, Lilis sangat tidak suka dengan sikap Sanjaya yang demikian.

"Ada perlu apa lagi sih Pa?" tanya Lilis menekankan perkataannya.

"Besok ada perlu sama Anton Ma, sebentar saja. Janji hanya 2 hari, hari Selasa Papa pulang." kata Sanjaya sambil mengelus bahu istrinya.

"Yahh ... Opa kok kerja terus sih." ujar Aurel memberengut kesal.

"Maafin Opa sayang, nanti kapan-kapan kita ke Disneyland okey?" kata Sanjaya sambil meraih badan Aurel.

Aurel sontak melebarkan matanya dan berceria kembali.

"Janji ya Opa?"

"Iya Opa janji."

"Huhh" Lilis mendengus kan nafasnya kasar.

***

"Disini apa Disana?" tunjuk Roy.

"Disana saja Pak." ujar Delisa menunjuk bangku kosong di pojok di dekat pohon besar dan air mancur.

Delisa duduk di temani Roy di depan nya, sebenarnya saat ini Delisa benar-benar bingung mengapa Roy mengajaknya menjauhi dari kerumunan orang-orang yang sangat ramai, padahal kalau ngomong tinggal ngomong saja.

"Ada apa ya pak?" tanya Delisa mulai membuka percakapan antara dirinya dan atasannya.

"Del ... Tangan mu tidak apa-apa?" bukan menjawab pertanyaan Delisa, Roy justru melihat tangan Delisa yang sedikit lebam, Roy meraih tangan Delisa sambil melihat luka nya yang sedikit memerah.

"Kenapa bisa lebam begini? kalau begitu ayo kita ke dokter saja." sambung Roy lagi.

"Del?" tanya Roy menatap orang yang ada di depannya yang enggan untuk menjawab pertanyaan darinya.

"Emm tidak apa-apa pak. Hanya sedikit memar saja nanti juga sembuh." elak Delisa sambil meraih tangannya kembali yang sedari tadi di elus-elus oleh Roy.

"Luka kamu sudah merah juga sudah sedikit bengkak. Jangan menutupi Del ayo cerita saja, kenapa bisa begini? ... aku tidak seperti omongan Wanita ko." Delisa mengerutkan dahinya.

Roy yang melihat wajah Delisa pun tertawa.

"Ya maksudku kalau wanita kan doyan gibah, cerita sana cerita sini, Janji nya di depan orangnya doang padahal sekampung tau hahaha." sambung Roy menjelaskan kepada Delisa yang sedikit bingung. Delisa mengulum senyum.

Delisa pun menarik nafasnya sebentar, kemudian ia luluh dengan ucapan Roy itu. Lalu Delisa menceritakan kejadian kemarin kepada Roy dari ia pertama ketemu Aurel sampai kemarin tangannya di cengkram kuat dan di dorong kasar hingga kepalanya terjedot meja oleh Revano.

Roy yang mendengarkan cerita dari Delisa pun paham kekhawatiran Delisa ketika melihat anak Revano terjatuh.

"Revano bisa kasar sama wanita juga." kesal Roy menatap Delisa.

"Udah pak Delisa tidak apa-apa kok, hanya seperti digigit semut hehehe." ujar Delisa cecengesan.

"Halah pasti ini sakit banget Del, nanti sepulang kerja saya anterin kamu pulang jangan menolak nanti kita ke rumah sakit dulu." ujar Roy.

"Ahh jangan pak." Delisa merasa tidak enak apalagi pangkat dirinya dan Roy sangatlah berbeda jauh sekali.

"Sudah tidak apa-apa Del. Nanti pulang tunggu aku ya jangan pulang dulu." kata Roy sambil mengelus kepala Delisa.

"Emm baiklah pak Roy, terimakasih ya atas perhatiannya." kata Delisa dengan muka sedikit malu karena di perlakukan demikian oleh Roy.

"Sudah Ayo kita masuk lagi. Kamu jangan kerja yang berat berat dulu ya, aku sudah bilang sama rekan OB yang lain biar dia mengganti pekerjaan mu dulu sampai tangan mu benar-benar sembuh." ujar Roy tulus sembari berjalan di samping Delisa, Roy ingin sekali menggandeng Delisa tetapi ia tepis keinginannya itu.

"Kamu sama pak Muh saja di dapur biar tidak kesepian." sambung Roy lagi.

"Iya makasih ya pak, kalau begitu Delisa ke dapur dulu mau menemani pak Muh." ujar Delisa melangkahkan kakinya kearah dapur, tidak dengan Roy masih dengan anteng di lift nya.

"Hati-hati, ingat pesan aku Del." seru Roy ketika sebelum pintu lift tertutup rapat, Delisa mendengarkan seruan Roy hanya tersipu malu.

***

Kini Roy memasuki ruangan Revano, ia memencet bel terlebih dahulu sebelum memasuki ruangannya, tampaklah Revano yang duduk di sofa sambil memejamkan matanya.

Tumben !

"Ada apa Roy?" tanya Revano yang masih setia memejamkan matanya itu.

"Ehm tidak bos, hanya mau minta tanda tangan bos saja, tadi sebelumnya saya sudah cek, kalau bos mau cek lagi silahkan." kata Roy datar, yang ada di pikirannya Roy sekarang hanya ingin menghajar orang yang ada di depannya itu, tetapi tidak ada keberanian sama sekali, nyalinya sudah menciut.

"Taruh saja disana."

"Bos jangan ganggu Delisa. Kasihani sedikit lah." celetuk Roy yang tidak bisa ia tahan-tahan.

"Tahu dari mana kau?" tanya Revano yang saat ini sudah duduk tegap dan menyorot mata Roy dengan tajam.

"Delisa."

"Emang masalahnya dimana? Ya suka-suka saya, kamu punya apa buat berdebat dengan saya, Roy?." kata Revano tersenyum miring.

'Sombong sekali anda pak.' Roy mengehela nafasnya dengan sedikit kasar.

"Ingat kau hanya bawahan ku saja, jangan kau terpengaruh oleh gadis miskin itu." sambung Revano lagi dengan santai.

Tangan Roy benar-benar gatal, ingin sekali mencubit otak nya Revano.

"Maaf bos, tapi sepertinya tangan Delisa sedikit terluka apalagi sekarang sudah bengkak mungkin karena ia dari pagi harus bekerja." kata Roy menjelaskan.

"Sudah takdir, biarkan saja lah Roy. Siapa suruh dia mau bekerja."

Astaga!

"Ya tapi itu semua gara-gara anda bos. Kasihan Delisa dia sudah baik terhadap anakmu, apakah anda tidak sedikit kasihan kepadanya?" tanya Roy dengan sedikit menaikkan suaranya. Mendengar penuturan Roy, Revano pun berdiri menghampiri Roy dan mencengkram kuat kerah baju yang dikenakan oleh Roy.

Terpopuler

Comments

Meda

Meda

Opanya selingkuh sama Rosa kayanya😂😂😂

2024-06-26

0

Pipied Roshie

Pipied Roshie

kayaknya pak sanjaya ada hubungan deh samma ibu tiri delisa

2022-12-29

2

lihat semua
Episodes
1 Eps 01
2 Eps 02
3 Eps 03
4 Eps 04
5 Eps 05
6 Eps 06
7 Eps 07
8 Eps 08
9 Eps 09
10 Eps 10
11 Eps 11
12 Eps 12
13 Eps 13
14 Eps 14
15 Eps 15
16 Eps 16
17 Eps 17
18 Eps 18
19 Eps 19
20 Eps 20
21 Eps 21
22 Eps 22
23 Eps 23
24 Eps 24
25 Eps 25
26 Eps 26
27 Eps 27
28 Eps 28
29 Eps 29
30 Eps 30
31 Eps 31
32 Eps 32
33 Eps 33
34 Eps 34
35 Eps 35
36 Eps 36
37 Eps 37
38 Eps 38
39 Eps 39
40 Eps 40
41 Eps 41
42 Eps 42
43 Eps 43
44 Eps 44
45 Eps 45
46 Eps 46
47 Eps 47
48 Eps 48
49 Eps 49
50 Eps 50
51 Eps 51
52 Eps 52
53 Eps 53
54 Eps 54
55 Eps 55
56 Eps 56
57 Eps 57
58 Eps 58
59 Eps 59
60 Eps 60
61 Eps 61
62 Eps 62
63 Eps 63
64 Eps 64
65 Eps 65
66 Eps 66
67 Eps 67 + Akad
68 Eps 68
69 Eps 69
70 Eps 70
71 Eps 71
72 Eps 72
73 Eps 73
74 Eps 74
75 Eps 75
76 Eps 76
77 Eps 77
78 Eps 78
79 Eps 79
80 Eps 80
81 Eps 81
82 Eps 82
83 Eps 83
84 Eps 84
85 Eps 85
86 Eps 86
87 Eps 87
88 Eps 88
89 Eps 89
90 Eps 90
91 Eps 91
92 Eps 92
93 Eps 93
94 Eps 94
95 Eps 95
96 Eps 96
97 Eps 97
98 Eps 98
99 Eps 99
100 Eps 100
101 Eps 101
102 Eps 102
103 Eps 103
104 Eps 104
105 Eps 105
106 Eps 106
107 Eps 107
108 Eps 108
109 Eps 109
110 Eps 110
111 Eps 111
112 Eps 112
113 Eps 113
114 Eps 114
115 Eps 115
116 Eps 116
117 Eps 117 -END-
118 PROMOSI
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Eps 01
2
Eps 02
3
Eps 03
4
Eps 04
5
Eps 05
6
Eps 06
7
Eps 07
8
Eps 08
9
Eps 09
10
Eps 10
11
Eps 11
12
Eps 12
13
Eps 13
14
Eps 14
15
Eps 15
16
Eps 16
17
Eps 17
18
Eps 18
19
Eps 19
20
Eps 20
21
Eps 21
22
Eps 22
23
Eps 23
24
Eps 24
25
Eps 25
26
Eps 26
27
Eps 27
28
Eps 28
29
Eps 29
30
Eps 30
31
Eps 31
32
Eps 32
33
Eps 33
34
Eps 34
35
Eps 35
36
Eps 36
37
Eps 37
38
Eps 38
39
Eps 39
40
Eps 40
41
Eps 41
42
Eps 42
43
Eps 43
44
Eps 44
45
Eps 45
46
Eps 46
47
Eps 47
48
Eps 48
49
Eps 49
50
Eps 50
51
Eps 51
52
Eps 52
53
Eps 53
54
Eps 54
55
Eps 55
56
Eps 56
57
Eps 57
58
Eps 58
59
Eps 59
60
Eps 60
61
Eps 61
62
Eps 62
63
Eps 63
64
Eps 64
65
Eps 65
66
Eps 66
67
Eps 67 + Akad
68
Eps 68
69
Eps 69
70
Eps 70
71
Eps 71
72
Eps 72
73
Eps 73
74
Eps 74
75
Eps 75
76
Eps 76
77
Eps 77
78
Eps 78
79
Eps 79
80
Eps 80
81
Eps 81
82
Eps 82
83
Eps 83
84
Eps 84
85
Eps 85
86
Eps 86
87
Eps 87
88
Eps 88
89
Eps 89
90
Eps 90
91
Eps 91
92
Eps 92
93
Eps 93
94
Eps 94
95
Eps 95
96
Eps 96
97
Eps 97
98
Eps 98
99
Eps 99
100
Eps 100
101
Eps 101
102
Eps 102
103
Eps 103
104
Eps 104
105
Eps 105
106
Eps 106
107
Eps 107
108
Eps 108
109
Eps 109
110
Eps 110
111
Eps 111
112
Eps 112
113
Eps 113
114
Eps 114
115
Eps 115
116
Eps 116
117
Eps 117 -END-
118
PROMOSI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!