"Opa, ini namanya apa? Aurel lupa hihi." Aurel menggulingkan badannya di karpet tebal di temani Oma dan Opa nya.
Saat ini mereka sedang asyik bermain di belakang halaman rumahnya di temani percikan suara gelombang air ditambah angin sepoi-sepoi membuat mereka merasa nyaman.
"Ru? ... "
"Sa ... Rusa, Oma ini namanya Rusa."
"Pinter banget cucu Oma, Aurel nanti sekolah mau tidak?" tanya Lilis seraya menatap cucu nya.
"Mau Oma mau." Aurel mengangguk dengan cepat.
"Oma ayo jalan-jalan lagi sama tante Delisa seperti kemarin itu." perkataan Aurel membuat Sanjaya tersentak kaget, tidak dengan Lilis ia hanya menanggapi nya dengan biasa saja.
"Nanti saja sayang, kan sekarang tante Delisa lagi sibuk kerja sama Dady ... Iya kan?." Lilis memahami Delisa takutnya cape karena ia tahu sendiri perusahaan sedang mengejar target nya di tambah Delisa bagian jadi OB di pastikan sangat lelah.
"Bagaimana kalau besok kita jalan-jalan saja di mall, mau tidak? Biar Oma temani." sambung Lilis menawarkan.
"Yes Oma, Aurel mau ... Tapi dengan Daddy juga ya? Opa juga." jawab Aurel sambil merangkak dan duduk di depan Lilis.
"Opa besok ada perlu sayang." sela Sanjaya, membuat Lilis geram.
Lagi-lagi Sanjaya tidak mau menemani cucu nya pergi, Lilis sangat tidak suka dengan sikap Sanjaya yang demikian.
"Ada perlu apa lagi sih Pa?" tanya Lilis menekankan perkataannya.
"Besok ada perlu sama Anton Ma, sebentar saja. Janji hanya 2 hari, hari Selasa Papa pulang." kata Sanjaya sambil mengelus bahu istrinya.
"Yahh ... Opa kok kerja terus sih." ujar Aurel memberengut kesal.
"Maafin Opa sayang, nanti kapan-kapan kita ke Disneyland okey?" kata Sanjaya sambil meraih badan Aurel.
Aurel sontak melebarkan matanya dan berceria kembali.
"Janji ya Opa?"
"Iya Opa janji."
"Huhh" Lilis mendengus kan nafasnya kasar.
***
"Disini apa Disana?" tunjuk Roy.
"Disana saja Pak." ujar Delisa menunjuk bangku kosong di pojok di dekat pohon besar dan air mancur.
Delisa duduk di temani Roy di depan nya, sebenarnya saat ini Delisa benar-benar bingung mengapa Roy mengajaknya menjauhi dari kerumunan orang-orang yang sangat ramai, padahal kalau ngomong tinggal ngomong saja.
"Ada apa ya pak?" tanya Delisa mulai membuka percakapan antara dirinya dan atasannya.
"Del ... Tangan mu tidak apa-apa?" bukan menjawab pertanyaan Delisa, Roy justru melihat tangan Delisa yang sedikit lebam, Roy meraih tangan Delisa sambil melihat luka nya yang sedikit memerah.
"Kenapa bisa lebam begini? kalau begitu ayo kita ke dokter saja." sambung Roy lagi.
"Del?" tanya Roy menatap orang yang ada di depannya yang enggan untuk menjawab pertanyaan darinya.
"Emm tidak apa-apa pak. Hanya sedikit memar saja nanti juga sembuh." elak Delisa sambil meraih tangannya kembali yang sedari tadi di elus-elus oleh Roy.
"Luka kamu sudah merah juga sudah sedikit bengkak. Jangan menutupi Del ayo cerita saja, kenapa bisa begini? ... aku tidak seperti omongan Wanita ko." Delisa mengerutkan dahinya.
Roy yang melihat wajah Delisa pun tertawa.
"Ya maksudku kalau wanita kan doyan gibah, cerita sana cerita sini, Janji nya di depan orangnya doang padahal sekampung tau hahaha." sambung Roy menjelaskan kepada Delisa yang sedikit bingung. Delisa mengulum senyum.
Delisa pun menarik nafasnya sebentar, kemudian ia luluh dengan ucapan Roy itu. Lalu Delisa menceritakan kejadian kemarin kepada Roy dari ia pertama ketemu Aurel sampai kemarin tangannya di cengkram kuat dan di dorong kasar hingga kepalanya terjedot meja oleh Revano.
Roy yang mendengarkan cerita dari Delisa pun paham kekhawatiran Delisa ketika melihat anak Revano terjatuh.
"Revano bisa kasar sama wanita juga." kesal Roy menatap Delisa.
"Udah pak Delisa tidak apa-apa kok, hanya seperti digigit semut hehehe." ujar Delisa cecengesan.
"Halah pasti ini sakit banget Del, nanti sepulang kerja saya anterin kamu pulang jangan menolak nanti kita ke rumah sakit dulu." ujar Roy.
"Ahh jangan pak." Delisa merasa tidak enak apalagi pangkat dirinya dan Roy sangatlah berbeda jauh sekali.
"Sudah tidak apa-apa Del. Nanti pulang tunggu aku ya jangan pulang dulu." kata Roy sambil mengelus kepala Delisa.
"Emm baiklah pak Roy, terimakasih ya atas perhatiannya." kata Delisa dengan muka sedikit malu karena di perlakukan demikian oleh Roy.
"Sudah Ayo kita masuk lagi. Kamu jangan kerja yang berat berat dulu ya, aku sudah bilang sama rekan OB yang lain biar dia mengganti pekerjaan mu dulu sampai tangan mu benar-benar sembuh." ujar Roy tulus sembari berjalan di samping Delisa, Roy ingin sekali menggandeng Delisa tetapi ia tepis keinginannya itu.
"Kamu sama pak Muh saja di dapur biar tidak kesepian." sambung Roy lagi.
"Iya makasih ya pak, kalau begitu Delisa ke dapur dulu mau menemani pak Muh." ujar Delisa melangkahkan kakinya kearah dapur, tidak dengan Roy masih dengan anteng di lift nya.
"Hati-hati, ingat pesan aku Del." seru Roy ketika sebelum pintu lift tertutup rapat, Delisa mendengarkan seruan Roy hanya tersipu malu.
***
Kini Roy memasuki ruangan Revano, ia memencet bel terlebih dahulu sebelum memasuki ruangannya, tampaklah Revano yang duduk di sofa sambil memejamkan matanya.
Tumben !
"Ada apa Roy?" tanya Revano yang masih setia memejamkan matanya itu.
"Ehm tidak bos, hanya mau minta tanda tangan bos saja, tadi sebelumnya saya sudah cek, kalau bos mau cek lagi silahkan." kata Roy datar, yang ada di pikirannya Roy sekarang hanya ingin menghajar orang yang ada di depannya itu, tetapi tidak ada keberanian sama sekali, nyalinya sudah menciut.
"Taruh saja disana."
"Bos jangan ganggu Delisa. Kasihani sedikit lah." celetuk Roy yang tidak bisa ia tahan-tahan.
"Tahu dari mana kau?" tanya Revano yang saat ini sudah duduk tegap dan menyorot mata Roy dengan tajam.
"Delisa."
"Emang masalahnya dimana? Ya suka-suka saya, kamu punya apa buat berdebat dengan saya, Roy?." kata Revano tersenyum miring.
'Sombong sekali anda pak.' Roy mengehela nafasnya dengan sedikit kasar.
"Ingat kau hanya bawahan ku saja, jangan kau terpengaruh oleh gadis miskin itu." sambung Revano lagi dengan santai.
Tangan Roy benar-benar gatal, ingin sekali mencubit otak nya Revano.
"Maaf bos, tapi sepertinya tangan Delisa sedikit terluka apalagi sekarang sudah bengkak mungkin karena ia dari pagi harus bekerja." kata Roy menjelaskan.
"Sudah takdir, biarkan saja lah Roy. Siapa suruh dia mau bekerja."
Astaga!
"Ya tapi itu semua gara-gara anda bos. Kasihan Delisa dia sudah baik terhadap anakmu, apakah anda tidak sedikit kasihan kepadanya?" tanya Roy dengan sedikit menaikkan suaranya. Mendengar penuturan Roy, Revano pun berdiri menghampiri Roy dan mencengkram kuat kerah baju yang dikenakan oleh Roy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Meda
Opanya selingkuh sama Rosa kayanya😂😂😂
2024-06-26
0
Pipied Roshie
kayaknya pak sanjaya ada hubungan deh samma ibu tiri delisa
2022-12-29
2