Di Malam hari di kediaman milik Max Malik Sanjaya, Aurel sedari tadi menceritakan apa yang di alami tadi sore kepada sang Daddy nya dengan senang hati Daddy nya pun meng iya kan saja apa yang di ucapkan oleh anak kesayangannya itu.
"Dad, nanti tante Yisa besok kesini boleh kan Dad? Mau mengajak Aurel sama Oma jalan jalan beli mainan." tanya sang anak sambil mengelus tangan sang Daddy nya.
"Eum memangnya Tante Yisa tidak di marahi oleh Mama nya? Kan harus izin dulu sayang Tante Yisa nya, Aurel tidak boleh seperti itu ya ... jangan terlalu dekat apalagi sama orang yang Aurel baru saja kenal, itu tidak baik. Bukan kah Daddy sudah pernah mengajarkan kepada Aurel jika ada orang asing itu tidak boleh dekat-dekat nanti Aurel di culik, bagaimana, hm?" Revano mengomel kepada sang anak kala anak nya menceritakan Tante Yisa nya yang bahkan baru bertemu satu kali itu pun tidak sengaja, mengapa mereka sangat begitu dekat?
Revano Akashy Malik, putra satu satunya Max Malik sanjaya dengan Lilis amirashy. Menyandang status sebagai duda anak satu di usia nya yang masih 27 tahun, ditinggal sang istri untuk pergi selama lamanya yakni 4 tahun yang lalu sejak usia Aurel menginjak 1 tahun, kebutuhan sang anak terpenuhi hingga cinta dan kasih sayang tak luput dari anaknya yakni Aurelia Azurani Malik, kasih sayang untuk cucu nya juga tak lepas dari sang Nenek dan kakek nya, Aurel merupakan cucu kesayangan mereka, apapun yang Aurel minta akan terpenuhi terkecuali yang membuat sang cucu nya menderita, itu tidak akan pernah terjadi.
Revano merupakan Dosen di kampus, menjadi dosen merupakan cita citanya sejak kecil. Ia juga sekaligus CEO di anak cabang milik sang Ayah nya itu maka dari itu Revano sangat sibuk di tambah mengurus anaknya di tangannya sendiri, Revano sudah meminta agar sang Mama untuk mencari baby sitter untuk anaknya, tetapi mama nya kekeh untuk tidak mencari pengasuh karena mama nya bertekad akan mengasuhnya sendiri saja karena nanti takut tidak dapat kasih sayang yang utuh kala cucu nya di asuh oleh orang lain.
"Tidak Dad, tante Yisa itu sangat baik sekali, kalau tidak percaya coba saja Daddy tanya sama Oma, huh ... " ujar Aurel sambil menggulung kedua tangannya pada dadanya.
"Iya sayang, iya boleh, tapi nanti Aurel tidak boleh nakal dan harus nurut sama Oma ya ... kalau nakal nanti Daddy bilang sama tante Yisa, tidak boleh dekat dekat sama anak cantik Daddy ini." ucap Revano sambil menggesek gesekan hidung nya ke hidung milik Aurel.
"No Dad, nanti Aurel tidak akan nakal, Aurel janji." ucap Aurel sambil menunjukkan jari kelingking di depan muka sang Daddy nya.
"Oke janji." ucap Revano sambil menyatukan jari kelingking miliknya dengan milik sang anak nya.
"Ya sudah kalau begitu Aurel tidur ya ini sudah malam, selamat malam sayang." ucap sang Revano sambil mengecup kening anaknya
"Oke Dad, selamat malam juga." jawab Aurel sambil mulai memejamkan matanya.
Revano keluar dari kamar Aurel menuju dapur karena perut nya terasa lapar di malam ini.
"Loh Mama ngapain malam-malam ke dapur?" tanya Revano melihat Lilis yang sedang meneguk minuman yang ada di tangan nya.
"Haus, Van." jawab Lilis sambil meneguk kembali minumannya.
"Revano lapar, Ma. Perasaan tadi sudah makan banyak di kafe, kok sekarang lapar lagi ya?" ucap Revano sambil cengengesan.
"Sok ngeles kamu Van, tadi di meja makan di suruh makan bilangnya sudah kenyang, giliran makanan sudah di simpan semua baru bilang lapar. Ya sudah nanti mamah panggilkan Bi Asih untuk siapkan makanan untukmu." ucap Lilis sambil melenggang pergi keluar dapur, menuju ruang Tv.
Setelah makanan sudah siap, Revano makan tetapi tidak di meja makan melainkan di dekat sang Mamanya, di depan Tv.
"Van, Aurel sudah tidur?" tanya Lilis memastikan cucu nya sudah tidur karena sudah larut malam, jam di dinding menunjukkan pukul 9 malam.
"Iya Ma, sepertinya tadi Aurel sudah mengantuk sekali, jadi dia cepat tidurnya dan tidak seperti biasanya. Yang biasanya bisa tidur jika hanya di bacakan cerita-cerita dongeng saja." ucap Revano sambil meneguk air putih yang ada di gelas nya.
"Syukurlah kalau sudah tertidur. Aurel sekarang sudah besar ya Van, sudah mau 6 tahun, sudah mengerti ini dan itu, tadi saja ia merengek meminta di belikan Arumanis padahal gigi nya saja sudah ompong dan sering mengadu jika gigi nya sakit. Untung saja tadi ada Delisa yang membujuknya." ucap Lilis sambil sedikit tertawa.
"Delisa? Yisa?" gumam Revano yang dapat di dengar oleh Lilis.
"Delisa namanya, Yisa hanya panggilan anak mu saja, Van." kemudian Lilis pun mulai menceritakan semua yang ia alami pada sore itu kepada Revano.
"Aurel sudah tidak bisa di bohongi lagi Van. Dia sudah bukan balita kecil lagi." ucap Lilis.
"Iya Mah, sekarang dia juga sudah bisa mengeles kalau Daddy nya berbicara." ucap Revano sambil ikut ikutan tertawa dan menggeleng-gelengkan kepalanya kala mengingat kecerewetan anaknya itu.
"Van, kamu tidak ada niatan untuk menikah lagi? Kasian Aurel, Van. Kamu jangan mementingkan ego kamu saja Van. Yang di takuti nanti adalah jika Aurel di ejek oleh teman temannya ... tahu sendiri bagaimana pertemanan jaman sekarang. Ya walaupun Ibu sambung setidaknya yang bisa bikin Aurel bahagia dan seperti memiliki sosok Ibu aslinya. Kamu cari istri sekaligus cari Mommy untuk anak mu, Van." ucap Lilis menasehati sambil mengelus pundak anaknya.
"Iya Ma. Nanti Vano pikirkan lagi. Revano masih sibuk sama Kampus, Ma. Niatnya Vano mau resign dari kampus setelah wisuda angkatan ini, Vano mau fokus saja ke Perusahaan Papa, kasian Papa jika harus bolak-balik, padahal kondisinya sudah tidak seperti dulu lagi, sudah sering sakit sakitan. Vano kasian sama Papa, Ma." ucap Revano sambil tersenyum.
"Ya baguslah kalau kamu punya niatan sendiri seperti itu, Mama bangga sama anak Mama yang satu ini." ucap Lilis sambil memeluk putra tunggalnya.
"Iya Ma. Vano nitip Aurel ya, jika seandainya Vano pergi keluar kota dan lama pulang. Maafkan Vano ya Ma jadi merepotkan Mama." ucap Revano yang merasa tidak enak hati walaupun dengan orang tuanya sendiri.
"Husst ... kamu ini sudah seperti sama siapa saja, Van ckckck ..." ucap Lilis berdecak kesal mendengar perkataan yang keluar dari mulut anaknya, bukan kah sedari kecil Aurel sudah di asuh oleh dirinya, ingin rasanya saat itu Lilis mencabik-cabik putranya.
"Van, Mama kangen suara bayi di rumah ini. Mama rela deh jadi baby sitter nya. Mama jadi penasaran loh seperti apa wajah anak laki-laki mu, Daddy nya saja sudah tampan apalagi anaknya ya ..." ucap Lilis lagi sambil menggoda Revano.
"Iya, Ma. Nanti Vano berusaha lagi kalau sudah ada yang halal-halal." ucap Revano sambil tertawa geli, mengingat perkataannya sendiri.
"Ya sudah Mama tinggal dulu, Mama sudah mengantuk dan ingin segera tidur. Selamat malam sayang." ucap Lilis sambil berdiri dan mematikan Tv nya.
"Malam juga, Ma." ucap Revano sambil berdiri juga dan mulai melangkahkan kakinya ke tangga karena memang kamar Revano berada diatas. Berurutan dari kamarnya, Kamar Lagi lalu di sebelahnya ada ruang kerja, ruang olahraga, dan ada seburah ruang bersantai juga disana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Jamilatul Fauziah
jadi vano nikah muda dong
usia 27 th udah punya anak umur -+ 6 th🤔
2024-06-20
0
lestari saja💕
duda muda dong 27 thn
2024-06-18
0