"Pagi Pak Roy..." sapa pak Muh.
"Tumben pak Muh biasanya si Delisa yang ngantar." ujar Roy.
"Tadi kebetulan Delisa sedang ada keperluan." kata pak Muh menjelaskan.
"Keperluan?" tanya Roy.
"Iya Pak, tadi di suruh bebersih gudang belakang." ujar pak Muh seraya menaruh nampan berisi makanan dan minuman di meja.
"Ohh." Roy hanya mengangguk saja.
"Oh iya Pak saya tadi lupa, ini punya Pak Revano." ujar pak Muh sambil memberikan paper bag yang ia bawa tadi.
"Dari?"
"Dari Neng Delisa Pak."
'Astaga boss, udah di ancam itu incaran saya malah di deketin!' Roy menahan kekesalan nya di dalam hati.
Pak Muh meninggalkan ruangan Roy dan kembali ke dapur nya, pak Muh tidak percaya sampai geleng-geleng kepala melihat dirinya disuruh oleh Delisa yang menurutnya OB baru, padahal semua karyawan tidak berani menyuruh pak Muh karena pak Muh juga merupakan atasan mereka walaupun ber cap sebagai koki di perusahaan MS Group.
Roy bangkit dengan rasa malas menyeruk di seluruh tubuhnya, kemudian ia masuk kedalam ruangan big bos nya untuk mengantarkan makanan serta paper bag yang baru saja ia dapat dari pak Muh.
"Pagi Bos." ucap Roy malas.
"Ya pagi Roy, taruh saja disitu." ujar Revano enggan melirik Roy, ia masih fokus dengan laptop yang ada di depannya.
"Ini Bos dari Delisa." kata Roy datar.
Revano menghentikan pergerakannya kemudian melihat Roy memberikan paper bag di depannya, dengan cepat Revano mengambil dan membuka isinya.
Tidak salah!
"Terimakasih Roy, kau kembali saja." suruh Revano lagi.
"Baik Bos, permisi."
'Nasib jadi bawahan, mau marah tidak bisa apalagi mukul.' kata Roy di dalam hatinya.
Roy ingin sekali mengajak Delisa malam ini untuk berkencan, ya walaupun hanya sekedar untuk makan malam saja.
Roy memijit pelipis nya yang tidak gatal, ia merebahkan tubuhnya di kursi kebesarannya. Sekarang waktu nya istirahat banyak karyawan yang turun untuk menuju kantin begitu juga Roy yang turun untuk melaksanakan ibadah lalu ia ingin menemui Delisa.
"Pak Muh dimana Delisa?" seru Roy yang melihat di dapur tidak ada Delisa disana.
"Dari pagi belum masuk kesini lagi pak." ujar pak Muh yang juga khawatir.
"Kemana dia." gumam Roy sambil membalikkan badannya untuk mencari Delisa. "Sebentar pak." Roy pun membalikkan badannya lagi menatap pak Muh seolah minta penjalasan.
"Ada apa Pak Muh?" tanya Roy.
"Kemarin saya lihat tangan Delisa sedikit lebam, jadi mohon berikan cuti untuk Delisa, kasihan Pak." Pak Muh sedikit memohon untuk kali ini.
"Lebam? apa gara-gara anaknya pak Revano?" tanya Roy. Pak muh menggeleng pelan.
"Ya, nanti saya berikan cuti untuknya, terimakasih atas penjelasannya pak Muh kalau begitu saya cari Delisa nya dulu, permisi." kata Roy sambil melangkahkan kaki nya keluar.
Sudut bibir Roy terangkat melihat Delisa yang sedang duduk di kantin di temani rekan nya, Roy mendekati Delisa yang sedikit jauh dari nya.
Karyawan lain terheran-heran melihat atasannya berada di kantin seperti ini, apalagi mendekati barisan para OB membuat mereka penasaran apa yang di lakukan Roy saat ini.
"Hai Delisa, Citra!" kata Roy sambil duduk di samping Delisa.
"Teh tarik nya satu." sambung Roy berseru kepada para pelayan kantin.
"Si-Siang pak." kata Citra gugup, karena saat ini mereka berdua lah menjadi pusat perhatiannya.
"Siang Pak Roy." ujar Delisa sambil tersenyum.
"Ehm Citra kau boleh tinggalkan kami sebentar? saya mau bicara empat mata dengan Delisa." kata Roy mengusir Citra dengan halus.
"Eh iya Pak silahkan, kalau begitu saya kesana dulu, permisi Pak Roy, Delisa." Citra menurut saja.
"Nanti kalau sudah selesai kalian boleh bareng lagi, hanya sebentar saja tidak lebih." Roy angkat bicara ketika melihat Delisa yang ingin bicara lagi.
"Pak jangan disini, dilihat banyak orang, jadi tidak enak dilihat." ucap Delisa berbisik di telinga Roy, Roy pun melihat di sekitarnya memang benar saat ini mereka berdua yang menjadi pusat perhatian nya.
"Ke taman depan saja ayo Del." Roy beranjak berjalan di buntuti Delisa di belakangnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments