"Kimmy, apa Jasson mengganggumu?" Jesslyn membuyarkan lamunan Kimmy dengan menepuk bahunya.
"Ti-tidak, Jesslyn. Dia justru yang membantuku untuk mengambilkan buku yang kau minta," awabnya sambil tersenyum.
"Oh, begitu, baiklah ... Kalau dia mengganggumu, kau bicara saja denganku biar aku memarahinya!"
"Memangnya kau berani?" Kimmy terkekeh dengan penuh ledekan.
"Kau pikir aku tidak berani dengan Jasson? setiap hari aku memarahinya."
"Sudahlah, lupakan saja, ayo kita kembali ke kamarmu." Kimmy menarik tangan Jesslyn dan mengjakanya keluar dari ruang perpustakaan itu untuk pergi kembali ke kamar.
***
Jasson terlihat duduk di sofa yang ada di dalam kamarnya, menaikan satu kakinya di atas lutut dengan tangan menumpu buku yang saat ini ia baca. Ya, karna beberapa hari terakhir ini Jasson terlalu sibuk dengan pekerjaannya hingga dirinya kini ingin menghabiskan waktu beberapa hari di rumah tanpa ada yang mengganggunya. Suara dering ponsel mengharuskan Jasson berpindah akan posisi nyamannya, sesegera mungkin meraih ponsel miliknya yang kala itu tergeletak di atas meja tempat dirinya duduk.
Terlihat ada satu panggilan masuk dari Daven, Jasson sejenak menutup bukunya dan beralih untuk menerima panggilan adik dari kakak iparnya tersebut.
"Hallo?" sapa Jasson setelah meletakan genggaman ponsel itu mendekat di daun telinganya.
"Jasson, kau di mana?" tanya Daven, suaranya terdengar sedikit bising sepeti sedang berada di keramaian.
"Di rumah!"
"Kau tidak ke cafe? aku dan Harry sudah menunggumu dari tadi."
"Aku sedang sibuk dan tidak ingin keluar rumah, kita berkumpul lain waktu saja," ucap Jasson dengan suara malasnya.
"Apa yang kau sibukan? ini last friday night, waktunya kita bersenang-senang."
"Aku sibuk membaca buku dan istirahat, jadi aku tidak mau pergi ke cafe."
"Jasson, ayo kemarilah! Kami menunggumu." Suara Harry tiba-tiba menyaut dari balik ponsel itu.
"Aku sedang tidak berminat untuk pergi ke cafe, lain waktu saja."
"Kau ini tidak seru, ayolah ... apa perlu kami menjemputmu!"
"Tidak perlu, jangan memaksa!" seru Jasson.
"Kau ini tidak biasanya sekali, jumat malam kan waktunya untuk kita bersenang-senang."
"Aku lelah karna akhir-akhir ini banyak pekerjaan, tolong mengertilah!" Jasson segera mengakhiri panggilan suara yang masih berlangsung tersebut sebelum suara Harry menyautinya.
Jasson berdecak kesal karna merasa terganggu, ia mematikan daya ponsel itu, lalu kembali melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda.
***
Di dalam kamar, Kimmy dan Jesslyn terlihat sedang membaca buku dengan posisi tengkurap di atas tempat tidur.
Makanan ringan pun tak tertinggal berada di antara mereka berdua.
"Apa kau tidak merasa bosan?" Jesslyn menutup bukunya dan mengubah posisinya menjadi telentang.
"Kenapa? memangnya kau bosan?" tanya Kimmy. Ia mengikuti sahabatnya itu untuk mengakhiri buku bacaannya dan membalikan posisi tubuhnya menjadi telentang.
"Iya, aku sungguh bosan. Apa kau tau Kimmy, kadang aku merasa kesepian, ingin sekali memiliki kekasih. Tapi siapa yang mau menjadi kekasihku."
"Kalau kau ingin memiliki kekasih, kau jangan galak-galak. Kau cantik, pasti banyak yang mau denganmu, misalnya--"
"Siapa?" tukas Jesslyn dengan penuh semangat.
"Misalnya Harry." Kimmy tertawa meledek, hingga Jesslyn mengusap kasar wajah sahabatnya itu.
"Bicara sembarangan!" Jesslyn melototkan kedua matanya hingga membuat tawa Kimmy berhenti.
"Siapa memangnya yang mau dengan pengacau seperti dia! Masih banyak laki-laki tampan yang baik di dunia ini!" seru Jesslyn.
"Harry juga baik, dia tampan, bahkan sekarang menjadi pengusaha muda mengikuti jejak paman Andrew."
"Dia itu sangat nakal, kau tidak ingat dulu dia dan Jasson sering sekali menggangguku!" seru Jasson.
"Itu kan dulu, Jesslyn. Sekarang dia sudah dewasa dan tidak mengganggumu seperti dulu. Apa kau sedikit saja tidak menyukainya?"
"Tidak! Aku justru sangat membencinya!" cetusan Jesslyn membuat Kimmy tak melanjutkan obrolannya.
Hening ....
"Tapi aku heran, kenapa dari kita kecil hingga sekarang, aku sama sekali tidak pernah melihat dia dekat dengan seorang wanita."
"Siapa yang kau maksud?" tanya Jesslyn dengan kening yang berkerut.
"Siapa lagi jika bukan Harry."
"Iya, aku juga tidak pernah melihatnya dekat dengan wanita," sahut Jesslyn, ia melirik ke arah Kimmy yang tiba-tiba tersenyum. "Heh! Kenapa kita jadi membahas si pengacau itu!" sambungnya dengan kesal. Kimmy terkekeh gemas melihat sahabatnya yang galak itu.
"Jesslyn, apa kau tau yang kurindukan selama tiga tahun ini adalah kegalakanmu." Kimmy melingkarkan tangannya dan memeluk sahabatnya tersebut.
"Aku juga merindukan kebodohanmu." Jesslyn membalas pelukan itu dan mengacak-acak rambut Kimmy dengan gemas.
"Sepertinya, aku harus mendekatkan Jesslyn dengan Harry, karna Harry laki-laki baik dan pantas untuk Jesslyn-ku yang menyebalkan ini," gumam Kimmy.
"Oh, iya, Kimmy. Apa kau menyukai temanmu yang dokter itu?" Tubuh Kimmy tiba-tiba terguncang saat Jesslyn melepaskan pelukannya dan bertanya dengan tatapan penuh keseriusan.
"Tidak."
"Kalau Jasson?" Pertanyaan itu membuat mulut Kimmy membisu. Kenapa Jesslyn tiba-tiba bertanya seperti itu? pikirnya.
"Apa kau masih menyukai Jasson? katakan!" Jesslyn bertanya dengan tidak sabar hingga membuat dirinya beranjak untuk duduk.
"Aku---"
"Kau masih memiliki perasaan dengan Jasson, kan?"
Kimmy mengalihkan pandangannya, lalu berkata, "Tidak! Aku sudah tidak menyukainya. Aku tidak memiliki perasaan dengannya."
"Kau bohong!"
"Aku tidak bohong, Jesslyn." Kimmy beranjak bangun dan kini duduk bersila di depan Jesslyn. "Aku sudah benar-benar melupakan Jasson selama tiga tahun ini," sambungnya sambil tersenyum, namun tidak berani menatap kedua mata Jesslyn, hal tersebut membuat Jesslyn semakin tidak mempercayainya.
"Kimmy berjanjilah, kau tidak akan menghilang lagi dan memutus hubungan persahabatan kita, kan?" Jesslyn menjulurkan jari kelingkingnya layaknya anak kecil kepada Kimmy.
Kimmy tersenyum, ia menurunkan jari kelingking Jesslyn dan memeluknya. "Aku berjanji, aku tidak akan menghilang lagi. Persahabatan kita dan Alana akan terjalin sampai tua. Jesslyn mendengarnya begitu lega, ia pun membalas pelukan sahabatnya tersebut.
"Aku tidak ingin hanya menjadikanmu sebagai sahabat, tapi aku akan menjadikanmu sebagai saudaraku."
"Kimmy, aku tidak mau lagi kehilangan teman seperti dirimu, jika aku bisa membuat Alana menikah dengan kakak, aku juga bisa membuatmu menikah dengan Jasson," gumam Jesslyn sambil tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
kuntsubaki
misi terbaru jesslyn 🥰🥰🥰🥰😍😍😍😁😁😁😁
2024-08-23
3
Mimilngemil
😆😄😂😂
2023-11-21
0
Rita
Jesllyn galak banget
2023-02-18
0