Menyelamatkan seorang gadis

Ferdi sedang duduk di tepi jalan sembari minum es teh disebuah toko kecil, mobil advanzanya sedang terparkir rapi di tempat yang di bolehin parkir.

Saat sedang duduk santai tiba-tiba dia melihat sesuatu di sisi lain gang sempit nan gelap itu, disana dia melihat sepasang lelaki dan perempuan sedang bergelud ria disana.

Ferdi melihat hal itu hanya diam saja, bagaimana pun ini Jakarta tempat dimana banyak kejahatan terjadi, dan dia bukanlah tipe orang yang usil dengan urusan orang lain.

Tapi saat melihat pria itu mengambil pisau Ferdi tidak diam lagi, dia berjongkok dan mengambil batu lalu lemparnya ke arah perampok itu.

Meski masih terpisah jalan raya tapi lemparan Ferdi masih sampai dan menyakiti perampok itu dengan parah sampai pisaunya terhempas jatuh ke tanah.

Alasannya adalah karena Ferdi seorang ahli dalam bela diri, tingkat kemampuan bela dirinya sudah jauh lebih baik dibanding Grandmaster kebanyakan, ditambah kalau orang biasa meski sudah Master atau Grandmaster sekalipun itu hanya ada satu bela diri yang berhasil di kuasai sepenuhnya tapi Ferdi beda, dia dapat menguasai semua teknik bela diri ke tingkat Grandmaster dan tubuhnya juga berkembang agar dapat memanfaatkan keterampilannya dengan sempurna.

Keterampilan lain yang mendukung adalah keterampilan ilmu gaibnya, dengan itu dia dapat meningkatkan tenaganya ke level yang lebih tinggi lagi.

Perampok itu melihat Ferdi di ujung jalan yang menatapnya sambil tersenyum membuatnya langsung tidak semangat lagi untuk merampok dan berniat lari.

Namun naas nya Ferdi kembali melempar batu yang langsung melukai betis perampok itu sampai terjatuh ke tanah.

Ferdi berjalan menyebrangi jalan raya dengan ringan sambil memegangi batu kerikil di tangannya sebagai ancaman kalau-kalau perampok itu berniat kabur atau hal sebagainya.

Ferdi tersenyum ringan dan berjongkok di depan perampok pria tersebut tanpa takut malah sangat santai sekali.

"Kamu cukup beruntung karena aku sedang malas untuk usil, kalau tidak... Ckckckck, hasiknya akan lebih parah dari ini!" kata Ferdi dengan ringan.

Perampok itu sedikit merinding mendengarnya apalagi saat melihat kerikil di tangannya Ferdi, baik tangan dan kakinya sudah di lukai oleh kerikil seperti yang ada di tangan Ferdi, apalagi Ferdi melukainya dari jarak jauh.

Dia tidak akan pernah mencoba membayangkan kalau-kalau Ferdi melempar kerikil itu ke tubuhnya dari jarak dekat karena kemungkinan akan menembus tubuhnya dengan mudah.

"Kamu tidak apa-apa nona?" tanya Ferdi ke gadis yang korban perampokan itu.

Gadis itu berambut hitam pendek, mata sedikit merah tua, kulit putih, mengenakan kemeja putih, jas biru tua dengan rok biru tua yang sama, ****** ***** putih(keliatan soalnya :v), stoking hitam sampai paha, sepatu pantopel hitam.

Dia terjatuh dengan posisi yang cukup membuat lelaki tegang, Ferdi sebenarnya tertegun tapi hanya sebentar saja, hal itu bukan karena dia tidak tertarik untuk melihat-liat tapi karena kesopanan.

"A-Aku baik-baik saja... Terima kasih sudah menolongku!" kata gadis itu dengan pelan dan gugup.

Bagaimanapun dia korban perampokan yang hampir terluka jadi masih syok dan ragu, tapi saat melihat wajah Ferdi yang tersenyum membuat hatinya kembali tenang entah bagaimana.

Penampilan dan bentuk tubuhnya sering kali membuat beberapa pria terpukau dan memandangnya dengan penuh nafsu, terutama buah dadanya yang bulat dan kencang serta lebih besar sedikit dibanding gadis rata-rata membuatnya sering di pandang penuh nafsu.

Tapi melihat tatapan Ferdi yang jernih dan polos entah kenapa membuatnya tenang dan merasa nyaman di hatinya yang masih gugup dan shock.

Ferdi juga tertegun melihat penampilan gadis tersebut, bagaimana pun dia melihatnya dari jarak yang cukup jauh apalagi itu juga di gang sempit dan gelap jadi tidak terlalu terlihat.

Tapi saat melihatnya dari dekat itu cukup imut dan cantik apalagi buah dadanya yang besar bagai melon segar itu sesuai dengan salah satu Fetish Ferdi yaitu 'toge pasar' (***** gede pantat besar).

Meski begitu Ferdi tetap menampil hal yang biasa dan ramah, karena meski gadis ini cantik tapi dia juga pernah melihat gadis cantik lainnya jadi hal itu dah biasa.

Ditambah dia punya tetangga yang cantik dari berbagai tipe dan ukuran ditambah lagi dengan adik kecil yang lucu, cantik, imut, nan gemesin di kamarnya itu jadi apakah dia akan dengan mudah tergoda? Jawabannya tidak karena dia sudah terbiasa!

"Syukurlah, ayo ikut denganku sebentar!" kata Ferdi lega dan membantu gadis itu berdiri.

Setelahnya dia membawa gadis tersebut ke tempat dia beli minuman untuk menenangkan diri sementara perampok itu terikat erat di tiang lampu di trotoar samping tempat Ferdi berdiri.

Ferdi mengikatnya dengan tali tambang dari warga sekitar, warga sebenarnya ingin menghajar perampok itu tapi di hentikan oleh Ferdi, bagaimana pun dia sudah di lukai oleh Ferdi dan juga Ferdi sudah menelpon polisi.

Ferdi sebenarnya tidak suka sikap warga yang suka main hakim sendiri seperti ini, padahal ini negara hukum jadi harusnya selesaikan dengan hukum yang berlaku tapi ini malah mau main hajar sendiri kan tidak boleh dan melanggar Hak Asasi Manusia.

"Sudah lebih tenang?" tanya Ferdi ringan ke gadis tersebut.

"Fuah~ terima kasih sudah menolongku... Namaku Winda, salam kenal!" kata Gadis tersebut setelah minum air es yang diberikan Ferdi kepadanya.

"Namaku Ferdiansya, kamu bisa memanggilku Ferdi, Fer, atau sesuatu yang kamu suka~" kata Ferdi dengan ringan.

"Jadi aku panggil saja Ferdi kalau gitu!" kata Winda sedikit ceria.

"Tidak, panggil saja Ferdi, tidak perlu pake 'kalau gitu' soalnya tidak ada di namaku!" kata Ferdi serius.

"Ya kan aku tadi bilang Ferdi! Kok kamu kesal sih?"kata Winda merasa canggung.

"Nah bagus tuh manggilnya Ferdi, ga usah pake embel-embel di belakangnya!" kata Ferdi bercanda.

Winda bingung tapi setelah berpikir lagi tiba-tiba dia tau kalau Ferdi mengerjainya yang membuatnya sedikit kesal.

"Mooh, kamu jahat!" kata Winda membuang muka dan melipat kedua tangannya di bawah buah dadanya.

"Ahaha tapi sekarang kamu lebih tenang kan?" kata Ferdi dengan santai.

"Um, terima kasih sekali lagi!" kata Winda dengan tulus.

"Santai saja, aku hanya kebetulan melihatnya kok~" kata Ferdi berbohong.

Sebenarnya dia tidak mau ikut campur tapi melihat seorang gadis di lukai dengan senjata tajam tentu saja membuat Ferdi tidak bisa tinggal diam saja jadi dia memilih mrngambil tindakan.

"Karena kamu sudah tenang maka aku akan pergi dulu~" kata Ferdi bangkit.

"Tu-Tunggu, boleh aku minta nomormu? A-Aku akan mentraktirmu makan malam nanti!" Kata Winda dengan gugup.

"Baiklah!" Kata Ferdi ringan dan sedikit senang toh pria mana sih yang menolak memberikan nomornya sama wanita cantik?

Setelah tukeran nomor dan mengetes apakah kedua nomor itu asli atau palsu soalnya dah banyak hal seperti itu.

"Aku pergi dulu, dan kalau kamu perlu apa-apa  seperti  mengantarmu maka hubungi saja aku!" Kata Ferdi dengan senang promosi.

Mendengar itu membuat Winda sedikit malu tapi melihat seragam supir taksi online yang dikenakan Ferdi membuatnya tertegun tapi setelah itu dia tambah terkejut karena Ferdi masuk ke mobil Zenvo nya.

"Siapa sebenarnya Ferdi?" pikir Winda bingung dan penasaran.

Karena baginya Ferdi adalah seorang pahlawan yang gagah tapi sekarang berubah menjadi pangeran yang sangat misterius.

Terpopuler

Comments

『Ebe亗Haan』

『Ebe亗Haan』

adaw

2023-09-25

0

Sak. Lim

Sak. Lim

pdahal ga normal

2023-07-17

0

Hades Riyadi

Hades Riyadi

Lanjutkan 😛😀💪👍👍🙏

2023-06-07

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!