"Sial, mereka hanya berpura-pura saja tidak peduli padahal aslinya pasti terkejut, haha ya itu pasti!" kata Reza dalam hati mencoba menghibur diri.
Saat sedang makan Ferdi melirik seorang pelayan mencoba menuangkan anggur merah di gelasnya tapi buru-buru dia menghentikan hal itu.
"Aku tidak minum hal yang berakohol, ganti saja dengan dua jus jeruk!" kata Ferdi kepada pelayan itu.
"Kenapa tidak minum? Aku sudah memesan anggur mahal ini buat kalian~" kata Reza tidak senang.
"Dilarang mabuk di Indonesia!" kata Ferdi serius.
Dia tau ada larangan jelas untuk menjual atau meminum alkohol di Indonesia, hal itu juga di karenakan kepercayaan akan Agama di indonesia itu mayoritas Islam jadi mabuk adalah hal yang dilarang di Indonesia.
Meski begitu tetap saja ada yang melanggarnya dengan menjual bir, alkohol, anggur(minuman keras bukan buah), atau membuka Bar.
Semua orang yang mendengarnya tercengang lalu tertawa, bagi mereka hal itu bukanlah hal yang dilarang apalagi bagi restoran barat berbintang seperti ini jadi mendengar ucapan Ferdi seakan mendengar lelucon anak-anak.
"Dilarang? Kata siapa!? Hanya bir dan anggur jelek yang di larang beda dengan anggur kelas atas seperti disini jadi cobalah kujamin kamu pasti suka!" kata Reza dengan sombong.
"Maaf, aku tidak suka dan begitu juga dengan Annisa jadi bawakan saja aku jus jeruk atau minuman lain tanpa alkohol!" kata Ferdi dengan serius.
Pelayan sebenarnya cukup ragu, hal itu karena semua ini sudah di bayar oleh Reza jadi dia melirik Reza apakah harus diganti atau tidak tapi Reza tidak memberi sinyal sama sekali.
"Kenapa? Apa restoran kalian tidak memiliki hal sederhana seperti itu? Atau mungkin kalian punya air mineral biasa? Itu saja sudah cukup!" kata Ferdi dengan ringan dan santai.
Dia tidak peduli apakah orang-orang itu mengejeknya atau bagaimana tapi yang jelas dia tidak ingin mencoba hal-hal seperti itu bahkan bila anggur itu adalah anggur ternikmat, termewah, termahal atau bahkan terlangka sekalipun dia tidak akan pernah minum.
Namun hanya minum bukan artinya dia tidak suka mengoleksi tapi itu hanya khayalan Ferdi saja waktu dulu.
Annisa kagum dengan Ferdi, karena anak muda jaman sekarang itu memiliki rasa penasaran dan keingintahuan yang kuat makanya banyak para remaja terjatuh ke jurang tak berujung bernama pergaulan bebas.
Namun Ferdi berbeda, meski dia kaya tapi dia dengan tegas meminta ganti minuman anggur mahal yang sering membuat pemuda tergoda, dia bahkan tidak malu meminta air mineral kalau tidak ada yang lain.
Dibawah tatapan mengejek semua orang tersebut Ferdi tidak ragu sama sekali bahkan tetap meminum air mineralnya dengan puas.
Annisa benar-benar kagum dan hatinya berdetak kencang, dia memang pernah meminta Ferdi untuk tidak mendekati hal-hal ilegal dan dilarang tapi hal itu di anggap remeh sama Ferdi.
Alasannya simple karena tanpa dilarang pun Ferdi tidak akan mau meminum hal berakohol yang sifatnya memabukkan.
"Kenapa Nis? Kamu tidak suka makananmu?" tanya Ferdi polos karena dia selalu merasakan kalau Annisa selalu menatapnya.
"Ah tidak, aku hanya tidak menyangka kamu bisa begitu tampan~" kata Annisa dengan malu-malu dan berkata dengan sponstan.
"!!" rona merah langsung terlihat di pipi Ferdi, dia tidak menyangka Annisa akan berkata seperti itu langsung didepan semua orang.
Annisa juga memerah tiba-tiba saat mengingat perkataannya tadi, sementara itu Reza dan yang lainnya hanya bisa mengutuk dalam hati melihat adegan romance didepan mereka.
"Yosh makanan sudah selesai dan hari sudah malam jadi kami akan pulang terlebih dahulu!" kata Ferdi bangkit.
"Tunggu, kenapa buru-buru? Hari belum malam mending ikut aku ketempat yang memyenangkan!" kata Reza dengan ringan.
"Baik? Ah tidak perlu, adikku sedang menunggu dirumahnya jadi kami harus pulang!" kata Ferdi menolaknya.
"Kalau kamu mau pulang ya silakan tapi Annisa masih disini, aku bisa mengantarnya pulang nanti!" kata Reza tidak sabaran.
"Siapa kamu meminta pacarku untuk tetap disini menemanimu?" kata Ferdi tidak senang.
"Oh ayo lah kawan, aku akan kasih kamu 10 juta dan pergi lah dari Annisa, bagaimana?" kata Reza dengan sombong.
"Tidak perlu, uang itu hanya receh bagiku!" kata Ferdi jujur, dia memiliki uang di banknya sekitar 1 miliar jadi apakah 10 juta uang besar baginya? Tentu saja tidak!
"Uang receh? Ghahaha ayolah bung apa kamu mau bertingkah kaya? 10 juta sudah cukup bagi gaji supir taksimu dalam beberapa bulan atau tahun!" kata Reza dengan sombong.
"Oh benarkah? Kamu mengetahui hal itu, apa jangan-jangan kamu juga sama yaitu supir taksi online?" kata Ferdi mengejek.
"Huh? Jangan samakan aku dengan sampah sepertimu! Kita beda kasta kau tau itu!?" kata Reza mengejek dengan marah.
"Reza cukup! Aku sudah mengatakan kepadamu jangan menghina pacarku!" kata Annisa tidak senang, dari tadi dia memang diam saja tapi sekarang dia merasa tidak senang melihat Ferdi di permalukan di tempat umum.
"Kenapa? Itu benarkan? Kalau dia hanya supir taksi! Orang miskin sepertinya harusnya bersyukur bisa makan dengan kita di restoran mahal ini, kau tau itu!?" kata Reza marah dan tidak senang.
"Kamu..." Annisa ingin berkata lagi tapi dia melihat Ferdi memberikannya tanda untuk diam.
"Ya, kasta kita memanglah beda tapi bukan aku yang miskin disini melainkan kamu!" kata Ferdi dengan tenang.
"Bwahahaha~ baru kali ini aku melihat orang yang tidak tau diri sepertinya!" kata seseorang yang sedang menonton acara tersebut.
"Ya, supir taksi itu mau bertingkah sok kaya dan elit!" kata orang lain setuju.
Ferdi diam tapi dia mengambil ponsel menelpon seseorang kenalan yang cukup bisa di andalkan di kalangan bisnis.
"Halo tuan Hendra?" kata Ferdi santai.
"Saya sendiri, ada apa ya tuan Ferdi?' sebuh suara di ujung telpon Ferdi.
"Begini, aku ingin tau apa kamu mengetahui tentang perusahaan dengan nama Firma Garden?" tanya Ferdi santai.
"Firma Garden? Aku mengetahuinya, kalau tidak salah mereka itu perusahaan yang di buat 10 tahun yang lalu dan cukup maju sekarang, penghasilan bersih tahunan mereka juga sampai beberapa Milyar..."
"Jangan di teruskan, aku hanya ingin tau apa kamu mengetahuinya dan jawabannya sepertinya dah terjawab!" kata Ferdi santai memotong perkataan Hendra.
"Ya, ada informasi lain yaitu perusahaan Abadi Cahya kita juga bekerja sama dengan mereka" kata Hendra dengan tenang.
"Begitu kah? Kira-kira kalau kita membatalkan kerja sama siapa yang merugi?" tanya Ferdi santai dia hanya ingin tau.
"Perusahaan mereka, perusahaan kita hanya akan merugi 1 miliar saja sebagai biaya lain sementara mereka mungkin akan sangat menrugi atau mungkin bangkrut!" kata Hendra dengan tenang.
Hendra bukanlah seorang yang bodoh kalau tidak maka tidak mungkin perusahaan Abadi Cahya bisa sampai seperti sekarang, dia sudah siap membatalkan kontrak kerja sama dengan perusahaan Firma Garden kalau Ferdi berkata 'Ya'.
"Begitu kah? Kalau begitu batalkan Kontrak Kerja sama Perusahaan Abadi Cahya kita dengan Firma Garden, soal ganti rugi akan aku transfer uang itu sekarang!" kata Ferdi dengan ringan.
"Baik, akan segera saya batalkan kontrak kerja sama dan soal biaya, anda tidak perlu khawatirkan hal itu!" kata Hendra sedikit berkeringat.
Dari nada Ferdi tetap santai tapo Hendra tau kalau dia sedang marah, apalagi mengeluarkan uang 1 miliar secara langsung tanpa berpikir atau berkedit tentu membuktikan kalau latar belakang Ferdi bukanlah hal yang biasa.
"Tidak, uang 1 miliar itu bukanlah hal yang banyak bagiku jadi putuskan saja kontraknya maka aku akan membayarnya langsung!" kata Ferdi tenang lalu mematikan telponnya.
Dia juga langsung menstrasfer uang 1 miliar ke rekening perusahaan tanpa berpikir dua kali, semua orang disana diam.
Annisa diam dan terkejut melihat operasi Ferdi dalam menghadapi Reza, Ferdi tidak banyak berkata dan saat marah maka dia hanya perlu menelpon saja sekalian mengeluarkan uang 1 miliar tanpa berkedip.
Reza diam tapi dia berpikir kalau Ferdi hanya mengertak tapi tiba-tiba telponnya berbunyi dan yang membuatnya bingung adalah sang penelpon adalah ayahnya.
Ferdi tidak menunggu lagi karena dia tau operasi berikutnya adalah permintaan maaf Reza yang menyebalkan jadi dia buru-buru menarik Annisa untuk pergi.
Saat Ferdi dan Annisa pergi tiba-tiba tubuh Reza pingsan di tempat, siapa sangka pria yang dia singgung adalah bos besar dari perusahaan yang mengurus perusahaan ayahnya itu.
Melihat adegan ini semua orang diam dan mengerti kalau supir taksi yang mereka hina dan pandang rendah barusan adalah orang besar dengan status yang menyeramkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Ayla Salsabila
maaf 1m emang banyak, tp y gk segitunya juga, lagian bukan triliun.
kk rasanya untuk ukuran novel sistem kekayaan ini apa gk terlalu dangkal y dasar pemahaman berapa nominal uang yg bisa di sombongkan.
untuk ukuran sistem kekayaan nominal segitu udah sombong banget kayak punya uang ratusan triliun, apalagi ini 1m rupiah bukan dolar/mata uang luar negri lainnya.
itu emangnya mc lagi hidup di tahun berapa? 19an?
2024-11-12
1
Hades Riyadi
Lanjutkan Thor 😀💪👍👍🙏
2023-06-07
0
Hades Riyadi
Like and Coment 😛😀💪👍👍🙏
2023-06-07
0