Waktu berganti pagi dan Ferdi pergi ke tempat konstruksi untuk mengundurkan diri toh dia harus menjadi supir taksi online sekarang.
"Kamu yakin ingin menjadi supir taksi online dan tidak gabung lagi bersama kita?" tanya mandor disana.
"Ya pak, meski penghasilannya sedikit tapi disana bebas pak... Maaf dadakan seperti ini dan terima kasih untuk semuanya!" kata Ferdi sedikit sedih karena sudah setahun dia bekerja bersama mereka jadi hal-hal yang terjadi antara senang dan sedih sudah mereka rasakan bersama.
"Ya, baguslah kamu sudah menerima pekerjaan yang lebih ringan untukmu dan kami doa kan semoga kamu betah disana!" kata pak mandor dengan ringan.
"Terima kasih pak dan selamat tinggal!" kata Ferdi berpamitan dan pergi dengan langkah pelan.
"Hati-hati dijalan dan kalau butuh pekerjaan atau ada waktu datanglah, kami akan selalu menunggumu!" kata pak mandor.
"Ya datang lagi tapi kali ini traktir kita makan!" kata seseorang bercanda.
"Jangan lupakan gajianmu untuk makan-makan dengan kami!" tambah orang lain.
"Jangan dengarkan mereka Fer, tabung aja gajianmu buat melanjutkan kuliahmu!" kata orang lain kepada Ferdi.
"Tenanglah aku akan mentraktir kalian lain kali di restoran!" kata Ferdi dengan tulus dan semangat.
"Ghahaha ya kami tunggu!" kata mereka senang.
Inilah kebersamaan antara para kuli, tidak peduli asalnya selama pekerjaannya masih sama yaitu kuli maka tali persaudaraan mereka saling terjalin.
Ferdi pergi menarik penumpang dengan advanza miliknya karena bila menggunakan zenvo st1 miliknya hasilnya akan berubah tapi siang ini dia berniat untuk melihat perumahan miliknya itu sebelum berangkat ke tempat perjanjian dengan Annisa.
"Mas cepat ikutin mobil hitam didepan!" kata seseorang yang baru saja masuk kedalam mobilnya.
"Eh? Tapi nona ini ada..." kata Ferdi ingin mengatakan sesuatu.
"Aku polisi jadi cepat ikutin mobil itu!" kata wanita tersebut dengan serius.
Dia gadis yang cantik ya bisa dibilang seperti itu kalau saja tidak ada perban di tubuhnya, di separuh kepalanya di perban miring mungkin untuk menutupi matanya, lalu ada juga kapas di pipinya, perban yang melilit tubuhnya dari leher ke pangkal kaki karena dibagian lengan baju masih terlihat ada perban yang melilit dirinya.
Dia mengenakan kemeja putih dengan rok hitam agak pendek dan jas hitam di atas kaus lalu dasi hitam, sebuah mantel hitam juga di belakang punggungnya.
Wajahnya sangat serius layaknya polisi atau mungkin bos wanita, tempramennya juga dingin membuat orang pasti akan menjaga jarak dengannya walau dia cantik.
"Baiklah tapi selama perjalanan buat permintaan pesanan soalnya aku juga masih harus bekerja!" kata Ferdi tidak berdaya.
"..."
"Baiklah!" kata wanita itu yang sebelumnya terdiam tapi akhirnya setuju.
Ferdi mengendarai mobilnya dengan hati-hati mengikuti mobil didepan, mobil yang ada didepan adalah mobil sedan berwarna silver
Dia berjalan dengan santai seperti biasa agar tidak menarik perhatian orang lain kalau dia di incar oleh polisi.
Ferdi juga mengikuti dengan perlahan dengan jarak yang sulit di lihat oleh orang didepan tapi bagi Ferdi itu masih bisa.
"Nona polisi sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kasus apa yang kamu jalanin saat ini!" tanya Ferdi dengan ringan.
"Pembunuhan, aku tidak bisa cerita lebih lanjut dan apa kamu bisa mempercepat? Aku harus cepat menahannya!" kata wanita tersebut dengan serius.
"Baiklah~" kata Ferdi yang kemudian mempercepat mobilnya dan bermanuver indah untuk menyalip mobil di depan.
Saat jalanan mulai sepi baru lah Ferdi menghentikan mobilnya di depan mobil sedan tersebut.
Polisi wanita itu sedikit takjub dengan kemampuan mengemudi Ferdi tapi meski cepat dia tidak melanggar peraturan jadi hanya bisa mengangguk senang toh masih ada warga negara yang baik.
Saat mobil sedan dan advanza itu berhenti baru lah polisi wanita itu keluar dengan pistol di tangan yang ditodongkan ke pengemudi mobil sedan yang sedang sendiri.
Ferdi diam karena dia tadi diminta untuk menunggu sembari melihat acara di kaca spion mobilnya, dia tidak suka usil urusan orang apalagi tugas berbahaya seperti itu tapi dia sedikit kasihan dengam polisi wanita itu.
"Sangat disayangkan gadis cantik sepertinya harus di penuhi perban!" kata Ferdi mengelengkan kepala saat melihat beberapa perban melilit tubuh polwan tersebut.
Setelah menahan seseorang, polwan itu langsung membawanya ke mobil Ferdi sembari meminta bawahannya untuk mengambil mobil tersangka.
"Terima kasih sudah membantu ku menangkapnya!" kata polwan tersebut dengan ramah kali ini.
"Ah ya tidak masalah lagian aku hanya seorang supir taksi online~" kata Ferdi ringan.
"Tapi tetap saja, kalau bukan karenamu mungkin penjahat ini akan pergi ke luar daerah atau mungkin keluar negeri membuat kami sulit menangkapnya!" kata polwan itu dengan tulus.
"Namaku Ferdiansya, siapa namamu nona?" kata Ferdi memperkenalkan dirinya.
"Panggil saja Nur" kata polwan itu memperkenalkan diri.
"Nur ya? Nama yang bagus, oh ya dimana seraganmu?" tanya Ferdi dejgan santai.
"Aku sedang menyamar jadi aku taruh seragam itu di tas, oh ya kemampuan pengemudimu cukup baik apa kamu seorang pembalap?" tanya Nue basa basi atau mungkin penasaran.
"Tidak, aku sering mengendarai mobil ini jadi karena itu kemampuanku baik" kata Ferdi rendah hati tapi bukan rendah diri.
Mereka berbincang sebentar sebelum akhirnya mereka sampai ke kantor polisi, Nur turun dengan tersangka pembunuhan d tangannya yang langsung diserahkan ke polisi lain.
"Mas Ferdi terima kasih bantuannya hari ini!" kata Nur sopan.
"Tidak masalah, kamu menyukai pelayanan taksi online kami silakan memberikam bintang lima untukku!" kata Ferdi dengan sopan.
"Baiklah, kalau begitu hati-hati di jalan!" kata Nur ramah.
"Um, kamu juga hati-hati dalam bertugas polwan cantik~" kata Ferdi yang langsung pergi.
Nur yang baru pertama kali di bilang cantik oleh orang lain dengan tulus seperti Ferdi langsung membuat wajahnya merah padam.
Dia menyesal tidak bertukar nomor telpon tapi meski begitu dia masih harus memberikan bintang lima untuk Ferdi.
[Ding! Selamat host mendapatkan bintang lima (4),menghadiahkan saham 40% di perusahaan Abadi Cahya]
Perusahaan Abadi Cahya adalah jenis perusahaan properti yang terkenal di Indonesia, pendapatan tahunannya bisa 100 miliar setahun dan itu adalah hasil bersih perusahaan.
Dengan 40% saham membuat Ferdi jadi pemegang saham terbesar perusahaan dan menjadi bos di sama.
"Selamat siang, dengan pak Ferdiansya?" sebuah telpon Ferdi berbunyi dan langsung di angkat oleh Ferdi sendiri.
"Ya, demgan saya sendiri, maaf anda siapa?" tanya Ferdi sopan.
"Saya Hendra pemimpin perusahaan Abadi Cahya, anda sudah membeli 40% saham kami dan menjadi pemegang saham terbesar, apa anda punya waktu untuk datang ke perusahaan dan mendata tangani surat kontrak?" kata di balik ponsel Ferdi.
"Baiklah berikan aku jadwalnya akan aku datang kesana tepat waktu!" kata Ferdi dengan tenang lalu menutup telponnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Hades Riyadi
Lanjutkan Thor 😀💪👍👍🙏
2023-06-07
0
Hades Riyadi
Membantu polwan cantik menangkap penjahat...😛😀💪👍👍🙏
2023-06-07
0
Harman LokeST
mendapatkan hadiah saham 40 0/0
2022-11-22
1