Sekolah di mulai kembali. Hari libur dua hari bagi mereka masih kurang rasanya. Entah karena mereka membuang waktu tersebut atau mereka memang sudah jenuh.
"Sayang banget waktu itu gak jadi nongkrong anjai. Gue udah seneng banget padahal waktu itu soalnya kita jarang nongki diluar sekolah," cerocos Laura yang merasa menyesal karena batalnya janji mereka.
Keisha menghela nafas, ia juga merasa tidak enak hati dengan temannya itu. Namun bagaimana lagi, akhir-akhir ini sangat sulit. "Maaf."
Laura menatap Keisha mengerti, lagipula ia tidak berniat menyalahkan temannya. "Iyadeh, gampang lain kali aja. Gimana kalo hari ini, sepulang sekolah?"
"Sorry, gak bisa keknya. Buat waktu dekat ini gue gak bisa main keluar," ujar Keisha dengan senyum simpul. Karena perkataan yang kurang mengenakan, energinya terkuras habis oleh pikirannya yang memaksa berjalan.
Teman dari gadis itu menatapnya aneh. Laura merasa tatapan Keisha tidak seperti biasanya. "Lo kenapa?"
Keisha mengernyitkan dahi, sedetik kemudian ia terkekeh pelan. "Gue? gue gakpapa kali. Emang gue kenapa?"
Gadis itu terdiam sejenak melihat tawa dari Keisha. Tawa macam apa itu? "Gue serius."
Keisha pun menatap Laura lekat dan tersenyum simpul. "Iya, gue gakpapa."
Temannya itu hanya terdiam. Disaat seperti ini lah terasa dinding antara dirinya dan Keisha. Laura merasa bahwa gadis itu menyimpan sesuatu entah baik atau buruk.
Namun temannya itu tak mau berbagi cerita dengannya, tidak sekalipun ia rasa. Yang ia tahu hanyalah kehidupan Keisha di sekolah. Ia tidak tahu lagi selebihnya.
"Oke, gue ke kamar mandi dulu ya, bentar," pamitnya kepada temannya dan langsung melenggang pergi keluar.
Laura meninggalkan Keisha sendirian di perpustakaan. Mereka memang sedari tadi disini, karena guru pengampu izin dan hanya memberikan tugas.
"Sorry Ra, Gue belum bisa cerita," Keisha menatap sendu. Terlihat luka yang terpancar dari matanya.
Ingin rasanya bercerita, namun mulutnya terasa kelu saat ingin berkeluh kesah. Ia tumbuh menjadi gadis yang menyimpan ceritanya sendiri. Dan saat ini, cerita miliknya sedang kacau.
Keisha menyisir rambutnya dengan jari jemari tangannya. Ia merasa sangat tertekan.
...****************...
Jam pulang telah tiba. Keisha sudah berkemas-kemas dan bersiap untuk pulang. Laura pun menatap heran temannya itu. "Gila, ngimpi apa lo mau langsung pulang?"
"Ngimpi lo ketemu setan," celetuk Keisha asal. Ia sudah menyiapkan kunci sepeda motornya. Hanya sedang menunggu parkiran sedikit sepi agar mudah keluar.
"Najis, Amit-amit astaghfirullah," Laura yang memang pada dasarnya seorang penakut pun langsung merapalkan doa-doa.
"Bercanda elah, gue pengen aja pulang cepet, lagi marathon Drakor gue," alibi Keisha. Mana mungkin ia sempat untuk bersantai.
"Cih, virus Drakor udah sampe di lo ternyata." Laura berdecih mendengar jawaban temannya itu. "Yaudah sana lo pulang, nitip salam buat aktornya siapa tau jodoh."
Keisha pun memutar bola matanya malas. "Najis, gue aja gak kenal aktornya. But kalo ganteng berarti itu jodoh gue bukan jodoh lo, bye."
Setelah mengatakan itu ia langsung melenggang pergi. Namun Laura membalasnya selagi masih dekat. "Eh lo udah punya kak Barra ya!"
Keisha mendelik dan menatap gadis itu tajam. "Diem lo!"
Laura yang melihat itu tertawa cekikikan. Ia menertawakan apa yang terjadi saat ini. Padahal baru tadi pagi ia merasa jauh dengan temannya itu.
Ya, dan entah sampai kapan, jarak itu tidak terputus sebelum salah satu dari mereka menghancurkan dinding penghalang itu.
...############...
Malam hari.
Tak ada semangat bagi Keisha untuk keluar rumah. Bahkan keluar kamar pun enggan rasanya, dia juga belum makan malam.
Buku pelajaran berserakan di meja belajarnya. Sementara sang pemilik berbaring sembarang di atas kasurnya. Bermain benda dingin yang menjadi alat komunikasi.
"Kenapa si pada ngajak keluar? padahal gue lagi gak mood," celoteh Keisha kesal. Bagaimana tidak? Dia yang sedang berusaha sangat mengurangi jam bermainnya, malah banyak godaan datang.
Ya, ia berencana untuk memfokuskan dirinya kepada akademiknya, padahal dia dulu sangat malas sekali untuk melakukan yang namanya 'belajar'.
Keisha merasa perutnya sudah mulai kelaparan, karena ia meninggalkan makan malam tadi. Ia pun memutuskan untuk keluar kamar sekarang untuk makan malam, sendirian.
******
Keisha yang sudah menyiapkan makanannya pun kini mulai menyantapnya. Untung saja masih ada lauk. Ia mendengar samar-samar percakapan ayahnya yang sedang di ruang televisi.
'Papa telefon sama siapa malem-malem gini? kok kek akrab banget?' pikirnya dalam hati.
"Haha, gimana kalau besok kita ketemu?"
"Iya-iya, anak saya ga bakalan marah kok."
'Deg'
Apa itu? mengapa harus membawa anak-anak. Apa yang dibicarakan Radhitiya kepada seseorang diseberang sana?
Keisha mencoba berpositif thinking. Ia juga tidak ingin energinya kembali habis karena memikirkan sesuatu secara berlebihan, tapi apa itu?
"Ah udahlah, gue yang salah denger kali." Meskipun begitu hatinya tidak bisa berbohong, ia menjadi gelisah dengan hilangnya nafsu makan.
"Oke besok sepulang kerja saya jemput kamu."
Mendengar kata itu, Keisha tidak bisa lagi menyangkal apapun yang ada di kepalanya dan kini hanya rasa penasaran yang tersisa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Fenti
semangat kak, iklan mendarat 😁
2023-07-08
0
mom mimu
satu iklan untuk mu, semangat terus 💪🏻💪🏻💪🏻
2022-12-26
1
Buna Seta
LANJUT thor
2022-12-26
1