Di kantin, kini semua siswa menghabiskan uangnya untuk dibelikan makanan sebagai pengisi perut mereka. Seperti yang dilakukan dua sahabat ini.
Siomay telah tersedia dihadapan mereka dan siap disantap.
"Lo kenal Barra ngga?" tanya Keisha sembari menyuapkan siomay ke dalam mulutnya. Ia penasaran dengan sosok yang menjadi penolongnya.
Laura yang duduk didepannya pun mengerutkan kening. "Kak Barra maksud lo?"
"Lah dia kakak kelas?!" tanya Keisha lagi memastikan. Ia tidak mengetahuinya, sungguh. Maklum saja karena dia cukup kudet di sekolah ini.
"Wait. Barra siapa yang lo maksud?"
"Emang yang namanya Barra disekolah ini lebih dari satu?"
"Ya gue kurang tau si, yang gue tau ya kak Barra," jelas Laura. Tapi, dia cukup penasaran dengan apa yang dipertanyakan oleh temannya itu. "Emang kenapa deh?"
"Ya ceritanya cukup panjang si," ujar Keisha yang sekarang ini memikirkan kejadian beberapa hari yang lalu.
Laura menjadi semakin penasaran dibuatnya. "Apa si? coba cerita. Gue kepo tau."
"Jadi ... ." Keisha pun menceritakan tentang kejadian yang telah menimpanya. Ia pun bercerita bagaimana Barra menolongnya, dari menolong saat ada laki-laki yang kurang ajar dengannya hingga kemarin yang mengantarkannya pulang.
Hampir semua ia ceritakan, kecuali fakta bahwa kakak-kakaknya tidak mau menjemputnya. Ia belum bisa menceritakan keluarganya kepada sosok yang dianggapnya teman kini.
Sepanjang Keisha bercerita, gadis yang duduk dihadapannya itu menganga tak percaya. Bagaimana bisa? "HAH?!"
Keisha menatapnya tajam. Karena sentakan dari Laura yang cukup keras membuat mereka menjadi pusat perhatian. "Mulut lo Lau."
"Lo serius Kei?! Ngga ... ngga mungkin." Laura shock berat, sebenarnya lebih ke 'terbawa perasaan' dengan apa yang diceritakan Keisha.
"Yaudah kalo ngga percaya," jawab Keisha acuh. Jujur saja ia tak menyangkan reaksi temannya akan seterkejut ini. Memangnya ada apa dengan Barra?.
"Gue tau Kei kalo lo jomblo lama. Tapi lo jangan sampe mimpi gini dong Kei!" melas Laura yang seperti prihatin dengan temannya.
"Enak aja tuh mulut! serius gue juga." Keisha langsung melotot saat Laura mengatakan kalimat yang cukup membuat dirinya seperti sosok yang menyedihkan.
Laura pun tersenyum tanpa dosa. "Hehe maaf deh. Tapi beneran lo di tolongin sama dia?"
Gadis bersurai tergerai itu menganggukkan kepalanya yakin, ia sadar kok dengan apa yang terjadi. "Iya. Makanya gue mau berusaha buat balas budi sama dia."
"Anj*r gue kalo jadi lo bakalan salting brutal coy!!! seorang kak Barra yang cuek sedingin kulkas nolongin cewe!!!" seru temannya dengan suara yang ia tahan dan pelankan.
"Heh emang kenapa si?" tanya Keisha yang terheran-heran dengan tingkah Laura.
"Lo harus tau ya! Kak Barra itu salah satu most wanted di sekolah ini, banyak cewe yang ngincer dia tapi ngga ada yang bisa berhasil deketin dia," jelas sang empu yang ditanya dengan panjang lebar dengan ekspresi yang mendalami.
Keisha mengerutkan keningnya. Ia memicingkan matanya ke arah belakang Laura. "Bohong lo, tuh liat."
Laura pun membalikkan badan dan melihat ke arah yang dimaksud Keisha. Ternyata ke empat most wanted sedang berkumpul bersama dengan gadis yang juga cukup famous di sekolah ini.
"Oh kalo kak Gebi si gue ngga kaget, dia emang deket kok sama circlenya kak Barra. Kak Gebi mantannya kak Danial soalnya," jelas Laura setelah ia kembali membalikkan badannya sembari mengaduk minumannya.
Keisha terdiam sejenak. Hmm, nampaknya ia sangat tidak mengenal Barra dan teman-temannya. Ia hanya mengenal namanya, itu pun baru kemarin.
...****************...
"Ada ya orang yang udah jadi mantan masih bisa temenan?" sarkas Fabian yang nampaknya iri dengan kedua orang yang berada di hadapannya.
"Ada lah, ini gue buktinya," jawab seorang perempuan yang bergabung bersama mereka tadi dengan nada sombong, Gebi.
Gebi juga salah satu perempuan yang cukup dikenal disekolah. Karena prestasinya yang mengharumkan nama sekolah, selain itu parasnya juga cantik.
Danial hanya menanggapinya dengan senyum kecut.
Gebi bersama temannya yang bernama Fani. Banyak perempuan yang iri kepada mereka berdua, tentu saja karena mereka bisa dekat dengan Barra and friends.
"Sialan!" desis Fabian kesal.
Gebi terkekeh pelan.
"Oh ya siapa adek kelas yang biasa sama lo? lumayan juga," tanya Danial jujur. Ya, dia selalu penasaran dengan seorang gadis mencolok yang sering bersama Gebi.
"Tanya Barra tuh, dia kenal," tunjuk Gebi dengan melirikkan matanya ke arah Barra.
Barra pun mengedikkan bahunya acuh.
"Btw lo emang udah ngga deket sama dia Bar?" tanya Fani kepada Barra.
Gebi dan Fani satu SMP dengan Barra dulu, karenanya mereka juga lebih banyak tau tentang Barra.
"Ga," jelasnya singkat.
Fani mengangguk-anggukkan kepalanya. "Sayang banget, padahal cantik tuh anak."
"Emang siapa si?" tanya Fabian kepo. Ia penasaran dengan pembicaraan mereka, ia tidak tau apa-apa.
"Mantan Barra." Raka yang menjawab.
Barra yang mendengarnya pun langsung menatap tajam. "Bukan mantan."
"Yaelah ngga mau ngaku lo, orang dulu deket gitu, walaupun backstreet si," ejek Gebi yang lumayan memancing Barra.
Barra berdecih. "Cih, gue ga ada hubungan apa-apa sama dia dulu."
"Iya deh yang cuma temen," timpal Fani yang ikut mengejek.
Barra semakin kesal dengan keduanya. Ya walaupun ia tau bahwa mereka hanya bercanda. "Udah lah. Ngga usah dibahas."
...****************...
Dari kejauhan Keisha memperhatikan. Ia cukup penasaran dengan gadis yang ada di sana. Namun ia tak ambil pusing karena ia tau diri.
"Ke kelas yuk Lau!" ajak Keisha yang sudah menghabiskan siomay beserta minumannya.
Laura pun mengangguk setuju, "Yuk!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Fenti
jadi bara ini, sepertinya kayak dewa penolong gitu🤔
2023-03-05
0
lilis herawati
jadi bara ni, menolong yg lain jg selain keisha
2023-01-02
1
mom mimu
semangat terus kak 💪🏻💪🏻💪🏻
lanjut lagi...
2022-12-02
1