#19, Siapa? [ARCTURUS]

Elvina, gadis sahabat Keisha itu kini sedang berjalan kaki sembari mengumpat. "Ini beneran gue mulai sekarang jalan kaki? Bangk* banget nj*r."

Ia memegang tali tasnya dan mengerutkan kening karena kepanasan. "Kenapa si bokap gue lebih mentingin jemput kakak? Lagian dia bisa jemput gue dulu."

Elvina bermonolog untuk menghilangkan rasanya kesalnya. Ia tersenyum remeh. "Haha, emang mereka pernah ngertiin gue?"

...****************...

Raka yang sedang mengendarai motornya dengan kecepatan sedang itu mengerutkan keningnya di balik kaca helm. Sepertinya ia tau gadis yang sedang berjalan sendirian itu.

Entah mengapa ia bergerak untuk menepikan motornya di hadapan gadis itu. Ia membuka helm dan menatap gadis tersebut dengan tatapan datar. "Pulang?"

Elvina terkejut dengan kedatangan laki-laki itu. 'Anjir apa nih?'.

Ia masih mengingat jelas wajah laki-laki yang kini ada dihadapannya, laki-laki tersebut adalah orang yang pernah menolongnya.

"Iya lah, liatnya gimana?" Elvina yang sedang kesal pun menjawabnya dengan ketus. Ya ia memang begitu si sifatnya.

"Jalan kaki?"

Elvina mendengus kesal. "Iya kenapa? mau nganterin?"

Ia tidak serius, ia hanya bercanda mengatakan itu.

"Rumah lo mana?" Raka ingin mempertimbangkan jika ia bisa mengantar gadis ini terlebih dahulu.

Gadis itu tercengang dan menatap Raka terkejut. "Jalan M, Perumahan N."

Kebetulan jalan itu juga jalan menuju rumahnya, jalan pintas lebih tepatnya. Ia juga kali ini berniat untuk lewat jalan yang disebutkan gadis itu.

"Naik!" Perintah Raka masih dengan nada datar dan dingin. Maaf saja itu memang sifat aslinya, bukan berniat buruk.

Elvina menatap penuh selidik. "Lo mau nyulik gue?"

Raka menghela nafas, disaat seperti ini bisa-bisanya gadis itu menanyakan hal tidak penting.

"Satu," bukannya menjawab Raka malah menghitung.

Dan Elvina tau itu adalah hitungan kesempatannya untuk nebeng atau tidak. Karena Elvina tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ia pun bergegas. "Ok ok gue naik."

Raka mulai menjalankan motornya dengan kecepatan kencang, membuat Elvina reflek menarik jaket laki-laki itu.

"Btw nama lo siapa? Gue belum tau!" tanya Elvina sedikit kencang karena takut tidak terdengar.

"Raka."

"Ok Raka, gue Elvina."

...****************...

"Haha gimana rasanya ditolong sama es batu?" tanya Danial dengan kekehan kecilnya setelah mendengarkan cerita awal mula Keisha mengenal Barra.

"Biasa aja Kak," jawab Keisha melirik Barra.

Fabian terkekeh. "Haha bisa-bisanya, gue yakin kalo cewe lain yang ada di posisi lo saat itu pasti gak bakal berhenti senyum dan langsung ngumumin kalo dirinya di tolong sama pangeran es batu."

"Hah segitunya Kak?" tanya Keisha mengerutkan keningnya heran.

Laura mendelik mendengar pertanyaan Keisha. "Ya iyalah pasti, secara banyak yang suka sama Kak Barra."

"Betul, lo pasti tau kan Dek?" tanya Fabian memastikan Laura.

"Tau banget gue Kak," jawab Laura yakin.

Keisha menggelengkan kepalanya. "Dia kan update Kak. Makanya tau apa aja yang ada di Garuda."

"Emang lo gak update Dek?" tanya Danial.

"Enggak, gue malah kudet. Waktu itu aja gue gak kenal Kak Barra," sahut Keisha jujur.

Fabian tertawa. "Haha anjir, ada ternyata yang gak kenal lo di sekolah!"

Barra yang sedari tadi mendengar obrolan mereka kini sudah memasang raut wajah kesal. "Stop ngomongin gue."

"Hehe peace bos," ucap Fabian seraya mengangkat dua jari membentuk huruf 'V'.

"Tapi hebat si lo Dek, setelah kenal Barra lo gak centil dan caper ke dia," ujar Danial serius, namun santai.

Keisha mengerutkan keningnya. "Kata siapa gue gak centil, gue caper kok nih."

Keisha mendekatkan dirinya ke Barra yang kini ada disampingnya, hanya untuk bercanda. Ia melakukan itu hanya sepersekian detik.

"Hehe maaf Kak, bercanda," ujar Keisha menunjukkan senyuman rasa bersalahnya. Barra tak mempermasalahkan itu.

"Anjir bisa gitu lo ternyata," celetuk Laura menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Becanda, gue bukan cewe gatel kok," jelas Keisha. Ia juga tadi tidak sampai menyentuh Barra, malahan masih banyak jarak antara keduanya.

"Iya, makanya gue bilang lo gak caper and centil," sahut Danial. "Soalnya biasanya fans dia banyak yang caper, sok cantik pula."

"Lah gue kan bukan fans dia kak," timpal Keisha.

Benar juga, bahkan Keisha baru mengenal Barra. Danial pun terkekeh. "Oh iya ya."

Mereka asik mengobrol sembari memakan French fries yang mereka pesan untuk camilan, masing-masing juga sudah memesan minuman.

Di sela-sela obrolan mereka yang terus berlanjut. Keisha melihat dari kejauhan seseorang yang sangat ia kenal ada di cafe ini. 'Hah itu kan Papa? Bukannya Papa jam segini harusnya masih di kantor?'

Keisha pun teringat. 'Oh mungkin lagi istirahat kali. Biasanya jam segini kan emang istirahat.'

Tiba-tiba seorang wanita berjalan ke arah Radhitiya membawa totebag berlogo cafe ini dan berbicara dengan papanya.

'Deg'

"Kei? Keisha? Lo ngelamunin apa woy?" Laura yang sedari tadi sudah memanggil namanya berkali-kali pun merasa aneh dengan temannya.

Keisha tersadar. "E-Eh, sorry."

"Ya udah, kita udahan aja ya Dek. Mungkin kalian udah cape," ujar Fabian yang di angguki Danial.

"Iya, udah mau malem juga, Gak baik loh cewe pulang malem," sahut Danial dengan bijaknya.

"Yailah tumben lo sok bijak," ejek Fabian dengan senyum sinisnya. Danial pun hanya menghembuskan nafas berat.

"Iya deh, lo mau pulang sama gue apa dijemput?" tanya Keisha kepada Laura.

Temannya itu tampak berpikir. "Emm, gakpapa deh gue nunggu jemputan aja."

Keisha menatap temannya. "Yakin, lo belum ngabarin kan?"

"Hehe iya sih. Gue juga gak tau pada online apa gak," jelas Laura mengungkapkan kekhawatirannya.

"Rumah lo mana si Dek?" tanya Danial.

Laura yang ditanya seperti itu pun kaget. "Eh, jalan L Kak."

"Nah searah sama gue tuh, sama gue aja," tawar Danial kepada gadis itu.

Laura merasa tidak enak, mereka juga kenal belum terlalu lama. Bukan ia tidak mempercayai, namun ia tidak ingin merepotkan. "Serius Kak gakpapa?"

Danial mengangguk yakin. "Iya lagian searah juga kok."

Laura bisa bernafas lega. "Ya udah, makasih Kak."

"Ya udah kita pulang dulu ya," pamit Danial kepada teman-temannya. Barra dan Keisha pun menganggukkan kepalanya.

"Eh gue ikut." Fabian pun turut berdiri. "Gue duluan ya."

"Iya hati-hati ya semuanya." Keisha menatap kepergian mereka semua dengan senyum simpul.

Ia merasa ada yang menggenggam tangannya. Ia menatap ke samping dengan tatapan bertanya. "Kenapa Kak?"

"Gue yang harusnya tanya. Lo kenapa?" Barra menatap lekat mata gadis itu. Jelas ia melihat perubahan sikap Keisha tadi, karena ia tidak pernah melepaskan pandangannya dari gadis itu.

"G-gue gakpapa kok," jawabnya sembari memalingkan pandangan. Bagaimana ia baik-baik saja apabila saat ini dikepalanya dipenuhi pertanyaan.

"Jangan bohong." Barra semakin mengunci pandangannya.

Sial, kenapa Barra sering sekali menyadarinya, Seakan ia bisa membaca pikiran gadis itu. Keisha tak bisa lagi menatap ke arah lain. "Iya gue gakpapa. Udah yuk pulang."

Keisha berdiri agar bisa menghindari pertanyaan ini. Tangannya masih belum dilepas.

Barra menghela nafas. Lagi-lagi jawabannya sama. Ia pun turut berdiri. Mereka berjalan keluar dengan tangan bergandengan.

Saat sudah sampai di depan Keisha memintanya untuk melepaskan tangannya. "Lepas Kak, gue mau pulang."

"Kalo gue gak mau?" tanya Barra mengangkat satu alisnya. Sungguh ini ekspresi menyebalkan untuk Keisha.

"Ya gimana gue pulangnya?" Keisha sering dibuat kesal dengan laki-laki ini. Barra pun melepaskan genggamannya.

"Hobi lo bikin kesel orang ya?" Keisha tak habis pikir dengan orang yang sering dibilang dingin itu. Bagaimana bisa mereka menyebutnya dingin? Ya memang terkadang dingin si.

"Bikin kesel lo," ralat Barra.

Keisha berdecak untuk menyembunyikan rasa saltingnya. Ia bergumam lirih. "Selain bikin kesel bikin salting juga."

"Apa?" Barra mengerutkan keningnya. Meskipun ia sedikit mendengar ucapan Keisha.

Keisha menggelengkan kepalanya. "Gak gakpapa. Ayo pulang Kak."

"Iya. Lo dulu."

Keduanya kini sudah memasang helm. Keisha pun mulai menyalakan serta menjalankan motornya, disusul dengan Barra.

Keisha menatap ke spionnya, ia melihat motor Barra yang terus mengikuti dari belakang. Ia pikir mungkin rumah Barra searah dengan rumahnya. "Tu orang ngapain deh?"

Ternyata Barra mengikuti Keisha sampai rumah, namun tanpa berhenti ia melaju tanpa basa-basi setelah Keisha masuk ke pekarangan rumahnya. "Astaga, dia niat gimana sebenernya?"

Keisha melepaskan helmnya. Ia tersenyum tipis. "Tapi, makasih kak."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Note Author

Author tidak menulis alamat (termasuk kelas) secara spontan, author hanya akan menulisnya dengan kode huruf. Kecuali nama kota.

Terpopuler

Comments

Fenti

Fenti

semangat kak 💪, aku mampir. setangkai mawar 🌹 mendarat 😊

2023-09-17

0

Fenti

Fenti

penculik gak akan ngaku menculik Elvina😅

2023-09-17

0

lihat semua
Episodes
1 #1, Prolog [ARCTURUS]
2 #2, Sekolah [ARCTURUS]
3 #3, Kesialan [ARCTURUS]
4 #4, Papa Marah [ARCTURUS]
5 #5, Bolos [ARCTURUS]
6 #6, Pulang [ARCTURUS]
7 #7, Barra [ARCTURUS]
8 #8, Hah?! [ARCTURUS]
9 #9, Ell Friends, [ARCTURUS]
10 #10, Nyebelin [ARCTURUS]
11 #11, Poor El [ARCTURUS]
12 #12, Traktir [ARCTURUS]
13 #13, Teguran [ARCTURUS]
14 #14, Kebetulan [ARCTURUS]
15 #15, Dinding [ARCTURUS]
16 #16, Gakpapa [ARCTURUS]
17 #17, Bunda [ARCTURUS]
18 #18, Nongkrong [ARCTURUS]
19 #19, Siapa? [ARCTURUS]
20 #20, Kecewa [ARCTURUS]
21 #21, Kabur? [ARCTURUS]
22 #22, Bikin Panik [ARCTURUS]
23 #23, Mantan? [ARCTURUS]
24 #24, Nongki Terakhir [ARCTURUS]
25 #25, Jauh [ARCTURUS]
26 #26, Salah Paham [ARCTURUS]
27 #27, Kacau [ARCTURUS]
28 #28, Menjauh [ARCTURUS]
29 #29, Kembali [ARCTURUS]
30 #30, Bercerita [ARCTURUS]
31 #31, Bertahap [ARCTURUS]
32 #32, Maaf [ARCTURUS]
33 #PENGUMUMAN
34 #33, Selesai [ARCTURUS]
35 #34, Rumah [ARCTURUS]
36 #VISUAL
37 #35, Berubah [ARCTURUS]
38 #36, Semula [ARCTURUS]
39 #37, Rencana [ARCTURUS]
40 #38, Kedatangan [ARCTURUS]
41 #39, Bang Jo [ARCTURUS]
42 #40, Arseno [ARCTURUS]
43 #41, Janji [ARCTURUS]
44 #42, Pengganggu [ARCTURUS]
45 #43, Redup [ARCTURUS]
46 #44, Rusak [ARCTURUS]
47 #45, Tenang [ARCTURUS]
48 #46, Date?, [ARCTURUS]
49 #47, Girls Time [ARCTURUS]
50 #48, Bebas? [ARCTURUS]
51 #49, Perbaiki [ARCTURUS]
52 #50, Penjelasan [ARCTURUS]
53 #51, Kesempatan [ARCTURUS]
Episodes

Updated 53 Episodes

1
#1, Prolog [ARCTURUS]
2
#2, Sekolah [ARCTURUS]
3
#3, Kesialan [ARCTURUS]
4
#4, Papa Marah [ARCTURUS]
5
#5, Bolos [ARCTURUS]
6
#6, Pulang [ARCTURUS]
7
#7, Barra [ARCTURUS]
8
#8, Hah?! [ARCTURUS]
9
#9, Ell Friends, [ARCTURUS]
10
#10, Nyebelin [ARCTURUS]
11
#11, Poor El [ARCTURUS]
12
#12, Traktir [ARCTURUS]
13
#13, Teguran [ARCTURUS]
14
#14, Kebetulan [ARCTURUS]
15
#15, Dinding [ARCTURUS]
16
#16, Gakpapa [ARCTURUS]
17
#17, Bunda [ARCTURUS]
18
#18, Nongkrong [ARCTURUS]
19
#19, Siapa? [ARCTURUS]
20
#20, Kecewa [ARCTURUS]
21
#21, Kabur? [ARCTURUS]
22
#22, Bikin Panik [ARCTURUS]
23
#23, Mantan? [ARCTURUS]
24
#24, Nongki Terakhir [ARCTURUS]
25
#25, Jauh [ARCTURUS]
26
#26, Salah Paham [ARCTURUS]
27
#27, Kacau [ARCTURUS]
28
#28, Menjauh [ARCTURUS]
29
#29, Kembali [ARCTURUS]
30
#30, Bercerita [ARCTURUS]
31
#31, Bertahap [ARCTURUS]
32
#32, Maaf [ARCTURUS]
33
#PENGUMUMAN
34
#33, Selesai [ARCTURUS]
35
#34, Rumah [ARCTURUS]
36
#VISUAL
37
#35, Berubah [ARCTURUS]
38
#36, Semula [ARCTURUS]
39
#37, Rencana [ARCTURUS]
40
#38, Kedatangan [ARCTURUS]
41
#39, Bang Jo [ARCTURUS]
42
#40, Arseno [ARCTURUS]
43
#41, Janji [ARCTURUS]
44
#42, Pengganggu [ARCTURUS]
45
#43, Redup [ARCTURUS]
46
#44, Rusak [ARCTURUS]
47
#45, Tenang [ARCTURUS]
48
#46, Date?, [ARCTURUS]
49
#47, Girls Time [ARCTURUS]
50
#48, Bebas? [ARCTURUS]
51
#49, Perbaiki [ARCTURUS]
52
#50, Penjelasan [ARCTURUS]
53
#51, Kesempatan [ARCTURUS]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!