HAPPY READING
*
*
*
*
*
*
Awan baru saja pulang dari kantor, awan melemparkan tas kerjanya ke arah sofa di ruang tamu, lalu merebahkan tubuhnya di sana.
Awan memijit pelipisnya, harinya sudah lelah, ditambah saat pulang mendapati rumah seperti kapal pecah, sangat berantakan, seperti tidak berpenghuni saja, dirumah tidak ada art, karena semua art yang berkerja dengan nya tidak betah, lantaran mulut Anye yang suka seenaknya sama Art, akhirnya awan memutuskan untuk Anye yang mengurus rumah, awan juga akan bantu bantu.
Saat bersama Reva dulu, Reva tidak pernah absen untuk mengurus rumah, setiap suami pulang rumah sudah bersih dan wangi, meskipun tanpa art, ada art saja saat Reva hamil.
Kini awan tau perbedaan antara Reva dan Anye.
Awan melepaskan jasnya, lalu menggulung lengan kemeja nya hingga ke siku, dia menghela nafas sejenak lalu pergi ke belakang untuk mengambil peralatan bersih bersih.
Awan mulai menyapu dan memunguti baju kotor yang berceceran di belakang.
Setelah selesai awan pindah keruang tengah, disana banyak kemasan jajan yang pasti bekas Anye nyemil, entah kemana ibu hamil satu itu pergi, hingga rumah nya dibiarkan berantakan.
1jam awan bersih bersih rumah, belum nampak batang hidung istrinya itu, sampai awan selesai mencuci piring dan memasak nasi pun Anye belum pulang juga.
Selesai bersih bersih awan pun mandi, beberapa menit kemudian awan keluar dari kamar mandi sudah lengkap mengunakan baju santai.
Awan melihat Anye sedang sibuk dengan belanjanya yang tersusun rapi di atas ranjang, rupanya wanita itu masih ingat pulang juga.
"Baru pulang??"tanya awan datar.
Anye tersentak, Anye kaget, dia kira awan akan lembur hari ini, makanya dia keluar rumah, rencananya Anye akan memanggil orang untuk bersih bersih rumah, tapi alangkah terkejutnya mengetahui Rumahnya sudah bersih, ternyata awan sudah pulang, sudah pasti awan yang beres beres rumah.
"Eh, sayang, kamu udah pulang??"Anye mencoba tersenyum manis, agar awan tidak semakin marah.
Awan hanya menatap datar, lalu beralih mengambil hpnya yang tergeletak di meja samping tempat tidur.
Awan sibuk memegang hpnya, dia memeriksa imeil yang masuk tentang pekerjaan.
Awan memiliki perusahaan properti yang dibangun setelah dia menikah dengan Reva, Reva yang membantu awan membangun perusahaan, walaupun awan tau istrinya dari keluarga kaya yang pastinya banyak uang, awan tidak pernah meminta uang Reva untuk usaha nya, perusahaan awan berdiri atas kerja keras awan, dan yang pastinya dukungan dari Reva.
Ah, jadi nostalgia kan??
Anye mencoba membujuk awan dengan mendekati laki laki itu.
"Mas?"
"Hmm"
"Kamu marah ya??"
Awan tidak menjawab, dia hanya menyorotkan matanya yang mengisyaratkan bahwa dia kini sedang marah.
"Aku minta maaf mas, maaf karena pulang main sampai malam gini"
"Seharusnya kau tau kalau kau sedang hamil Anye!! Bukanya duduk dirumah, malah keluyuran nggak jelas Sampai lupa waktu!!!"kesal Awan yang menyayangkan kelakukan Anye.
"Aku minta maaf mas, aku kan bosen dirumah!! Mana bisa aku diem doang dirumah, jenuh tau!!!"
"Kamu nggak takut lahirannya anak itu diluar sana hah!!! Mikir dong!!! Perut kamu udah sebesar itu tapi kelakuannya kayak orang nggak hamil!!!!"bentak awan keras.
"Kok kamu jadi marah marah terus gini si mas?? Kan aku dah minta maaf sama kamu, anak kamu bisa kaget loh!!!"Anye mengelus perutnya yang besar, awan hari ini tidak bisa mengontrol emosinya, bahkan tadi dia terkejut awan membentak nya.
Nafas awan terengah-engah karena emosinya, tidak masalah jika Anye keluar bersama teman-teman nya atau sekedar belanja, tapi masalahnya Anye sedang hamil tua yang sewaktu waktu bisa melahirkan kapan saja, karena perkiraan dokter bulan depan, tapi bisa saja melenceng dari jadwal yang telah ditetapkan.
Anye yang sedang mengelus perutnya pun tiba tiba merasa sakit.
"Awh!!!"
Awan yang melihat pun terkejut lalu menghampiri Anye.
"Kenapa??"
"Perut ku sakit mas, sepertinya aku akan melahirkan"
Awan langsung membopong tubuh Anye untuk dibawa ke rumah sakit.
*
*
*
*
*
*
DIRUMAH KELUARGA DHIZAR.
*
*
*
*
Aliana nampak tersenyum sumringah melihat kedatangan Reva dan Daffion kerumahnya, Reva hanya tersenyum canggung, Reva duduk di samping aliana, sedangkan Daffion dipangku oleh Dhizar yang duduk didekat Reva juga.
Hari ini Dhizar ingin mengenalkan Reva dan Daffion pada mommy, awalnya Reva menolak, karena perceraiannya belum resmi dia tidak mau dikenalkan dengan orang tua Dhizar, tapi dengan bujukan laki laki tampan berprofesi CEO itu, akhirnya Reva Lulu juga untuk dibawa ke hadapan Mommy aliana.
"Namamu siapa nak??"
"Reva, nyonya"
"Jangan manggil nyonya dong, panggil aja Mommy, oke?"
Reva pun mengangguk dan tersenyum tipis, mengiyakan saja ucapan mommy Dhizar ini.
"Ini anak kamu Rev??"tanya aliana menatap Daffion yang anteng dipangku Dhizar.
"Iya mom, Mommy bilang aku bisa menikah wanita mana saja, apa pun setatus nya asalkan orang itu yang Dhizar suka, dan Dhizar pun memilih Reva dan Daffion, mommy setuju kan??"bukanya Reva yang menjawab, melainkan Dhizar, Reva menunduk mendengar ucapan Dhizar.
Aliana nampak tersenyum, lalu memegang tangan Reva.
"Sayang, mommy tidak masalah dengan setatus kamu yang janda anak satu, asalkan Dhizar mencintai mu dan kamu juga sama sama mencintai nya, mommy akan merestui hubungan kalian, justru mommy seneng, udah dapet mantu, bonusnya cucu lagi"ucap Mommy aliana terkekeh agar Reva tidak canggung.
"Tapi apa Mommy bisa menerima ku, karena aku masih ada masalah satu lagi"ucap Reva.
"Masalah apa sayang??"
"Aku masih memiliki suami yang sidang perceraian ku belum lengkap"ucap Reva tertunduk.
Aliana syok, terkejut dia,. sangat sangat terkejut.
"Maksudnya gimana???"
"Gini mom, Reva akan bercerai dari suaminya, tapi masih sidang pertama, jadi dia belum resmi secara negara, tapi sudah resmi secara agama mom, gimana? Aku harap Mommy tidak akan mengecewakan ku"ucap Dhizar dengan menggenggam tangan Reva di bawah meja ruang tamu.
"Kalau emang iya, kenapa nggak kamu tunggu Reva resmi cerai dulu!!! Kamu pasti yang memaksa Reva kan!!!"omel Mommy aliana, ini pasti kelakukan Dhizar yang memaksa Reva menikah.
Dhizar dan Reva terteguh, mereka kira Mommy aliana akan marah dan berkahir tak direstui.
"Mommy nggak marah??"tanya Dhizar.
"Kenapa marah?? Masih untung Mommy nggak ngomong sama Reva buat cari calon laki lain selain kamu, karena kamu pemaksa!!"
"Mana bisa gitu mom!!! Aku kan maunya sama Reva, iya kan sayang??"tanya Dhizar yang menatap Reva, Reva hanya terdiam menahan senyum, Reva baru tau sifat Dhizar seperti ini jika dirumah.
"Jadi mommy masih setuju aku dan anak Mommy??"tanya Reva menatap tulus wanita paruh baya itu.
"Iya sayang, setelah selesai perceraian mu dan masa Iddah mu, segera menikah agar anak Mommy yang bandel ini ada yang ngurusin"
"Mom!!!!"
Aliana dan Reva terkekeh, Daffion juga tertawa tanpa tau apa yang orang orang dewasa itu diskusikan.
Reva memeluk tubuh Mommy aliana, Aliana juga membalas pelukan sang calon mantu.
"Makasih ya mom, udah mau menerima aku dan Daffion"bisik Reva pada mommy aliana.
"Jangan berterima kasih nak, mom harap kamu bisa membahagiakan putra Mommy ya, Mommy tidak minta apa apa selain kebahagiaan putra Mommy, dia terlihat sangat mencintai mu, jangan pernah kecewakan putra Mommy ya sayang"bisik Mommy aliana pada Reva.
"Pasti mom, sekali lagi terima kasih"
...*...
...*...
...To Be Continue...
...*...
...*...
...*...
...*...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Jade Meamoure
nah tuh dia...belum cerai udah ada yang mau haha merana tuh penghianat bakalan d tinggal selamanya sama Reva
2023-07-29
3