12

HAPPY READING

*

*

*

*

*

*

Dengan sigap Dhizar memberikan minuman yang dia minta pada penjual bubur nya, kasihan Reva jadi tersedak karena kata kata Dhizar.

Reva menerima nya dan langsung diteguk hingga tandas tu minuman.

"Maksudnya ngomong apa kaya gitu hah???"tanya Reva setelah selesai minum.

"Saya serius Rev"

"Ini saya sungguh nggak ngerti ya sama anda pak Dhizar terhormat!! Yang bener aja kalau ngomong!!"Reva tersungut kesal, ini Dhizar waras apa nggak sih??.

Tatapan mata Dhizar kini begitu serius menatap Reva, Reva bahkan kicep saat melihatnya.

"Mungkin ini terlalu cepat, dan ya memang saya akui kalau ini terdengar sedikit gila, tapi apa daya saya, kalau saya tertarik padamu."

"Apa yang membuat anda tertarik dengan saya??"reva juga kini menatap serius pria didepan ini, tangan nya ia lipat didepan dada.

"Entahlah, saya sendiri pun kadang tak mengerti, tapi melihat mu saat setelah menolong dirumah sakit membuat ku ingin lebih jauh mengetahui siapa kamu, dan rasa penasaran itu malah membuat ku ingin memiliki mu"ucap Dhizar jujur tanpa ada yang di lebih lebih kan.

"Tapi saya calon janda, kamu tau kan???"

Luka yang dibuat awan saja masih membekas, apakah dia siap mengenal orang baru? Awan yang sudah dia kenal bertahun tahun pun berani main belakang, bagaimana dengan Dhizar yang hanya beberapa bulan dikenal???.

"Aku tau, maka dari itu aku memberanikan diri untuk mendekati mu, kemarin kemarin kamu masih suami orang, makanya aku nggak berani."

"Masih calon, belum resmi, secara agama memang iya, tapi secara hukum belum, meskipun sudah sidang pertama kami."

"Nggak papa, aku rasa aku bisa menunggumu sampai sidang berapa pun."

"Tapi aku nanti nya juga janda loh, ini janda!!"ucap Reva kepada Dhizar, dia tidak mau terlalu memberikan harapan Dhizar.

"Ya lalu kenapa kalau janda??"

"Itu artinya kamu bakalan dapet bekas orang, laki laki jaman sekarang kan maunya yang masih ori."

"Apa pentingnya setatus perawan atau janda, semua sama aja kok, Asalkan orang itu baik, tulus, dan juga orang yang aku sukai semua itu nggak penting Rev."

Reva diam, apa nggak terlalu cepat?? Ini terkesan buru buru.

"Kita baru kenal beberapa bulan loh, bahkan ketemu saja beberapa kali, itupun nggak sengaja, gimana orang bisa jatuh cinta dalam waktu yang singkat."

"Apa kamu percaya cinta pada pandangan pertama??"

Reva mengangguk, dia memang tau itu.

"Itu yang aku rasakan Rev, cinta ngga bisa diukur dari segi selama apa kita mengenal seseorang, tapi diukur dari senyaman apa kita sama orang itu, kenyamanan itu yang akhirnya menciptakan rasa cinta itu, melihat kamu dengan Daffion membuat ku ingin selalu selamanya didekat kalian." Ucap Dhizar yang sangat sangat serius terhadap Reva.

"Adakah teori seperti itu??"

"Ada, namanya teori cinta"Dhizar terkekeh kecil.

"Apa nggak masalah kamu yang perjaka ini nikah sama janda???"

"Apalagi sih yang masih dipermasalahkan??? Kan tadi aku udah bilang nggak masalah kok kalau kamu janda."

"Orang tua mu??"

"Tentu mereka akan setuju dengan pilihan ku, kenapa? Apa masih ragu??"

"Iya, awan saja yang sudah ku kenal tahunan masih bisa berkhianat, apalagi kamu yang masih baru ku kenal."

Dhizar menghembuskan nafasnya kasar, dia tau apa yang sedang dikhawatirkan oleh wanita nya ini, pasti masih trauma akan calon mantan suaminya itu.

"Aku tau apa yang sedang kamu risaukan, tapi akan aku buktikan jika aku berbeda dengan dia, apa kamu bisa mempercayai ku?? Aku sungguh sungguh ingin meminang mu."

Tatapan mata Dhizar Tidak bisa dibohongi, jika memang lelaki itu sangat serius terhadap Reva, Reva akhirnya mengangguk dan bersedia menjalin hubungan bersama Dhizar, sudah saat nya dia mencari Daddy baru untuk Daffion, karena Daffion tidak bisa dekat dengan ayah kandungnya, kadang dia mikir, apakah benar Daffion anak awan?? Tapi gimana dianggap bukan anak awan la wong muka e ae mirip banget ogh.

"Baiklah, kita jalani saja dulu, sambil tahap perkenalan lebih dalam, jangan langsung nikah, karena bagaimanapun aku belum resmi bercerai, bagaimana???"

Senyuman pun terbit dari bibir Dhizar, inilah jawaban yang dia inginkan.

"Baiklah, aku setuju, asal kamu mau menerima ku aku akan ikut apa mau kamu."

Reva kembali melanjutkan makan bubur ayam nya, dan Dhizar dengan setia melihat kecantikan wanita yang dimasa depan harus terus dia jaga bersama malaikat kecil nya.

"Jadikanlah wanita didepan ku ini kekasih ku sampai aku meninggalkan dunia ini Tuhan..."

"Beneran nggak mau ikut makan??"tanya Reva yang masih menawarkan sarapan.

"Nggak sayang, liat kamu makan aja kenyang kok hehe."

"Udah manggil sayang sayang aja."

"Emang nggak boleh??"

Reva tak perduli lagi, iya fokus menghabiskan bubur ayam nya.

*

To Be Continue

*

*

*

*

*

*

...Uhuyyyy up dong yaaaaa🥰🥰🥰🥰...

...Masih pada baca kagak???...

...Maap lama YUPPPPPPP...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!