...Happy Reading 💚...
Episode 16
Sebulan berlalu begitu cepat. Tidak ada perubahan sedikit pun, entah itu dia, takdirnya ataupun dunia ini. Selama sebulan ini dia selalu diam dikamar, tanpa melakukan aktivitas apapun. Makan 2 sahati kalau itupun dia ingin. Rasa trauma begitu mendalam di pikirannya, bayangan dimana dia dipaksa itu membuat dia selalu ketakutan.
Garvan, pria itu awalnya terlihat cuek dan dingin. Namun semakin hari dia mencoba membujuk Aluna untuk makan dan keluar. Garvan akui dia salah, ia dikuasai oleh kemarahan. Namun Garvan tidak menyangka Aluna akan seterluka ini.
Tok tok
Garvan terdiam kala kesunyian yang hanya membalasnya. Dia menghela nafas, dia berjalan menuju ruang tamu dan membaringkan dirinya disofa.
( Mari kita lihat sudut pandang Garvan:v )
Dari awal kejadian, dia itu curiga dengan Aluna. Gelagatnya aneh, pasalnya dia seolah menawarkan gadis lain kepadanya. Bukan hanya sekali namun berkali kali, dia ingat sebelum tidur Aluna sering menanyakan hal tersebut padanya. Awalnya dia biasa saja, namun hari itu dia disuruh untuk membantu guru. Saat kembali dia malah dicegat seorang gadis yang menyerahkan sekotak bekal nasi, tiba tiba dia teringat dengan kotak bekal yang ada di meja makan pagi tadi. Sama persis seperti yang ada ditangan gadis itu.
" Kenapa Aluna malah menitipkannya pada seorang gadis?" Batinnya heran. Saat melihat name tage gadis itu garvan menyerngit seolah ada yang terlupakan.
' Alia Shakeela'
Nama yang persis yang selalu Aluna bicarakan. Apa Aluna bercanda?
Buru buru dia menarik bekal itu dan pergi kekelas. Namun yang dia cari tidak ada, dia berkeliling satu sekolah tidak ada. Mencoba menelpon pun tidak dijawab. Sampai dimana dia melewati taman itu, Garvan mendengar suara deringan ponsel. Akhirnya dia berjalan ke asal suara hingga dia mendapati seseorang yang tengah ia cari.
Saat ditanya Aluna berbohong! Berbohong kepadanya! Garvan benci itu, dia tidak suka dibohong. Bukan sekali namun berkali kali.
Untuk meredakan kemarahannya Garvan pergi meninggalkan Aluna. Dia mencoba menenangkan diri agar tidak sampai melukai Aluna.
Namun saat pulang sekolah Garvan malah melihat Aluna tengah berbincang dengan Pria asing lagi. Dia marah, sangat marah.
Dan kemarahannya itulah yang membuatnya tidak sadar telah melukai Aluna, Garvan merasa bersalah namun dia ingin Aluna meminta maaf kepadanya. Bukankah Aluna yang membangkang padanya? Dia tidak salah kan?
...***...
Aluna merasa bosan namun dia tidak ingin melakukan apapun. Dia hanya ingin kembali ke dunianya, tapi dia tidak tahu bagaimana caranya kembali.
" Haish! Benar benar membingungkan." Gumamnya memeluk gulingnya dengan wajah malas.
" kenapa Aluna gak kasih aku tahu sedikit saja informasi tentang orang tua kandungnya? Setidaknya buat satu titik terang buat aku biar bisa cari petunjuk!" Dumelnys memukul guling kesal.
" Jalan Merak blok B no 2." Aluna tergugu mendengar suara itu lagi. Tapi takutnya dia halusinasi.
" Itu cukup buat kamu!" Nah, sekarang Aluna percaya itu.
" Maksudnya apa?" Ucap Aluna pelan. Dia mencatat apa yang disebutkan oleh aluna asli.
" Jalan Merak blok B no 2? Apa itu sebuah alamat yang menunjukan rumah orang tua nya? Daebak! Kenapa gak bilang dari dulu?!"
Aluna bersiap siap mandi dan berpakaian rapih, dia keluar dari kamarnya dan menatap Garvan yang langsung terduduk mendengar pintu terbuka.
" Kemana?" Tanyanya meneliti pakaian Aluna yang rapi.
" Keluar." Singkat Aluna dengan datar. Ingat! Dia benci pria ini.
" Nggak! Kamu nggak bisa keluar!" Tolak Garvan mentah mentah.
" Atas dasar apa? Lo bukan ayah ataupun suami gue kan?" Ejek Aluna. Garvan terdiam dengan amarahnya, tangannya terkepal kuat. Kenapa Alunanya selalu membangkang? Garvan tidak suka itu.
" Saya tegaskan kamu untuk tidak melangkah keluar satu langkah pun atau kamu akan terima akibatnya." Ancam Garvan menatap tajam Aluna. Sedangkan itu Aluna menundukkan kepalanya, bibirnya tersenyum sinis.
" Sebenarnya Lo mau apa sih? Cukup Garvan! Anda tidak berhak mengatur atur hidup saya!" Tegas Aluna menatap dingin Garvan.
Garvan berjalan kearahnya, Aluna dibuat was was akibatnya.
" Stop disitu, Garvan! Atau saya akan membenci anda lebih dari apapun!" Peringat Aluna. Sayangnya Garvan tak mengindahkan peringatan itu, dia terus berjalan kearah Aluna yang terus memundurkan tubuhnya hingga berada dibatas tembok.
Garvan menatap lekat Aluna yang ada dikungkungannya. Aluna dibuat risih, dia mencoba mendorong Garvan tapi apalah daya karena kekuatannya berbeda jauh dengan Garvan.
" Dengar Aluna!" Garvan semakin mendekatkan wajahnya, bahkan jarak keduanya tingga beberapa senti lagi.
" Apapun yang menjadi milik gue akan terus seperti itu selamanya." Bisiknya tepat ditelinga Aluna. Aluna mendengus geli, untuk kali ini dia terkekeh.
" Oh ya? Mari kita buktikan siapa yang lebih pintar, otak gila Lo atau gue?" Senyum menyeringai yang belum pernah sama sekali Garvan lihat sebelumnya, sangat asing.
Dugh
Argh
Garvan terpaku, matanya melotot kaget dengan tangan yang langsung memegangi masa depannya yang terasa ngilu. Aluna tersenyum bangga melihat Garvan terjatuh dan merintih.
" Rasain mangkanya jadi orang gak usah banyak gaya!" Cibirnya berlalu dari sana meninggalkan Garvan.
...***...
Setelah beberapa jam dia berkeliling dengan ojek akhirnya dia menemukan alamat yang disebutkan oleh aluna asli.
" Makasih pak,"
Aluna melihat rumah sederhana berwarna biru muda dengan banyak tanaman bunga yang indah di depannya. Suasana sejuk membuatnya jadi nyaman, wajar saja karena ini ada di ujung kota.
" Kira kira gue harus ngomong apa, ya? Masa iya to the point banget? 'Mamah ini anakmu yang kau buang!' Sksd banget gak sih," monolognya bingung.
" Neng, ngapain bengong didepan rumah orang?" Tegur seseorang membuat aluna terlonjak kaget.
" Eh, aduh! Maaf bikin kaget ya?" Aluna mengelus dadanya lega. Dia tersenyum ramah, takutnya dikira orgil gitu. Haha
" Gini loh Bu! Saya lagi cari alamat ini, bener gak Bu?" Tanya Aluna memperhatikan kertas berisi alamat tersebut.
" Oalah ini rumah saya neng. Neng ada keperluan apa ya sama rumah saya?" Tanya ibu ibu tersebut. Umurnya kisaran 40 tahunan mungkin.
" Ekhem, sebenernya ada yang ingin saya bicarakan. Tapi nggak enak kalo disini," ujarnya tersenyum canggung.
" Oh yaudah ayok neng masuk kedalam saja, disini banyak orang."
Ibu tersebut membiarkan dia masuk kedalam, aluna tiba tiba jadi ragu. Emang benar ini orang tua kandung nya?
...Bersambung 🙏...
dedek datang lagi☺️
jangan lupa tinggalkan jejak 🥺
bye dedek ngantuk👋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Rohimah
alunaanya kok bodoh ya
jdi ngebleng aku bacanya
2023-06-08
0
Miyura Rajati
jangan kasih kendor ...dedek emesh...lanjuut..
2022-09-26
1