...Episode 04...
Ani membalas pelukan hangat itu karena dia juga membutuhkan seseorang yang mendengarnya saat ini. Dia ingin menangis sebentar, hanya sebentar.
" Aku harus gimana? Hiks aku gak tau harus apa? Aku ga punya siapa siapa disini, aku sendiri. Aku hanya ingin pulang! Hiks aku ingin ketemu mommy!" Tangis Ani dengan suara yang terendam.
Garvan yang mendengarnya tertegun. Hatinya seakan ditekan sebuah beban berat. Dia semakin mengeratkan pelukannya dan mengusap punggung Ani guna menenangkan.
" Kamu masih ada aku. Kamu tidak sendiri, Luna. Ada aku disini." Ujar Garvan sungguh sungguh.
Tidak tahu berapa lama mereka berpelukan dan Ani yang menangis namun Garvan membiarkannya. Setelah merasa Ani tertidur, Garvan mengangkatnya ala ala bridal style dan masuk kedalam.
Garvan membaringkan tubuh Aluna dikasur dengan pelan dan lembut, setelah itu dia menatap wajah cantik Aluna dsn membelainya.
" Maaf. Aku janji akan selalu ada untukmu, Kamu tidak sendiri Aluna." Gumamnya, kemudian dia mengecup kening Aluna lalu pergi.
...----------------...
Ani terbangun karena merasakan perutnya lapar, dia bangun dengan wajah sembab habis nangis. Dia pikir dirinya sudah berpindah tubuh tapi ternyata belum. Sebelum keluar dia masuk kedalam kamar mandi dan hendak membersihkan diri.
" Oh yaampun gue gada baju ganti." Selepas mandi dia mencari baju ganti. Dia lupa dia tidak punya baju ganti, akhirnya keluar dengan handuk melilit ditubuhnya berniat meminjam baju pemilik kamar ini.
" Yah kupikir dia tidak akan marah jika kupijam dulu sebentar." Tanpa pikir panjang Ani meminjam baju Garvan dan **********. Malu sebenarnya tapi itu sangat penting.
Ani keluar dari kamar dan mendapati Garvan didapur tengah memasak. Dia berdehem membuat Garvan menoleh.
" Ah, Luna. Kamu sudah bangun?" Ucapnya berbalik sambil tersenyum padanya.
Ani bergumam tidak jelas, dia tidak bisa mengalihkan perhatiannya pada sosok Garvan yang sangat tampan apalagi memakai apron itu. sangat tampan.
" Aku sudah menyiapkan makanan kesukaanmu, lihat!" Pria itu dengan telaten menyiapkan makanan untuk Ani layaknya pelayan. Garvan menoleh mendapati Ani masih berdiri.
" Tunggu apalagi? Ayo, duduk." Bahu Ani didorong dan didudukkan pada kursi. Dia hanya diam mengikuti perkataan pria disampingnya.
" Makanlah." Suruh Garvan duduk disamping Ani dan menatapnya.
Ani berkedip sulit, dia menatap makanan didepannya dengan binar. Sungguh dirinya sudah lapar.
" Ah udahlah mending makan dulu. Malunya nanti aja." Batin Ani berkata. Ani tanpa kata langsung melahap nasi goreng didepannya. Dia begitu khusu' makan tanpa peduli Garvan terkekeh melihat makannya yang tergesa gesa.
" Kamu pakai bajuku?" Tanya Garvan sadar Ani mengenakan kaos hitam kebesaran. Ani yang tiba tiba ditanyapun langsung tersedak.
Dia memukul dadanya yang terasa sakit dan terbatuk. Buru buru Garvan menyodorkan air minum padanya. Setelah reda Ani menatap Garvan kesal.
" Bisa kalo mau nanya ga ngagetin?" Ketus Ani. Garvan malah terkekeh dan mengacak rambut hitamnya. Ani tersentak kala disentuh, segera ditepis tangan itu.
" Ga usah pegang pegang!" Sewot Ani merapikan rambutnya.
" Hmm pacarnya siapa sih? Imut banget!" Gemas Garvan menggigit pipi bagian dalamnya.
Sialan!! Ani tidak tahan. Dia sangat lemah. Bagaimana ini?
Ani berdehem menghilangkan rasa gugupnya. " Ekhem, setelah ini anterin aku pulang!" Ucap Ani mengalihkan rasa malunya. Sungguh dia yakin wajahnya pasti merah. Sedangkan Garvan dia mengerut tidak suka.
" Pulang?" Beo Garvan. Are mengangguk dua kali
" Iya pulang, aku gak mungkin kan disini terus? Lagian siapa sih yang mau tinggal sama malaikat maut sendiri?" Ucap Ani yang diakhiri dalam hati. Mana mungkin ia berani bicara seperti itu pada malaikat mautnya sendiri, yang ada dia mati duluan.
Wajah Garvan langsung berubah, bahkan suasananya tiba tiba mencekam. Ani merasa merinding akan tatapan Garvan. Apa dia menyinggung nya?
...Bersambung...
...Tahap revisi ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments